3. Emang kita pacaran?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hanin menyandarkan punggungnya seraya memakan semangkok mie instan. Mata gadis itu tak lepas dari arah televisi.

Sama seperti kedua orang tuanya. Gadis itu, sangat menyukai kartun Tom & Jerry.

"Hanin, cepetan makannya. Katanya mau beli keperluan mos besok," ujar Anneth yang tengah menyapu rumahnya.

Hanin berdehem singkat. Gadis itu masih setia menonton tv nya.

"Hanin," panggil Anneth lagi.

Hanin mendengus. "Iya, Ma. Etdah, Hanin lagi nonton mama sama papa ini."

Anneth menatap ke arah televisi. Mata wanita itu kemudian melotot. "Kamu nyamain Mama sama tikus?"

"Bukan tikus. Tapi mama itu anjingnya, Ma. Mama kan galak," jawab Hanin.

"Terus tikusnya siapa?" tanya Anneth.

"Hanin lah! Haninkan cerdas. Papa Kucingnya. Papa kan gampang Hanin tipu," ujar Hanin.

Anneth mendekat. Tangannya kemudiaan menjewer pelan telinga anak gadisnya itu. "Kamu suka nipu Papa, hah?!"

Hanin mengangguk. Namun, ia juga menggeleng setelahnya.

"Emang dasar ya! Buah jatuh gak jauh dari pohonnya," ujar Anneth seraya melepas jewerannya.

Hanin mendengus. "Iyalah, kata papa Hanin kaya Mama. Mama harus nya jangan marah sama Hanin kalo Hanin bandel. Siapa suruh Mama dulu kelakuannya gaada akhlak?"

"Coba deh kalo dulu mama orangnya kalem, pasti Hanin ikutan kalem."

"Emang dari sononya lu gaada akhlak kaya bapa lu," jawab Anneth.

Hanin mencebik. Gadis itu menyodorkan sesendok mie instan pada Anneth. "Enak loh, mah."

Anneth menerimanya.

"Ma, masa Hanin ketemu lagi sama Malik. Kan Hanin malu, Ma."

Anneth tertawa. Tentu saja ia tau kalau keluarga Reno sudah kembali ke indonesia.

"Malu? Biasanya juga malu-maluin. Tapi, Mama liat nih ya, Malik ganteng loh, Nin."

"Mamaaaa! Gak suka ah. Hanin malu tau. Kenapa coba dulu Hanin malah bilang kaya gitu sama dia," ujar Hanin seraya merengek kecil.

Anneth tertawa. "Kan mama bilang juga apa? Emang dasarnya lu ga ada akhak kaya bapa lu."

"Tau ah. Hanin mau beli bahan buat MOS besok sama temen-temen." Hanin beranjak seraya membawa mangkok yang sudah kosong ke arah dapur.

Setelahnya, gadis itu masuk ke kamarnya.

Anneth menggeleng pelan.

Suara ketukan pintu terdengar di telinganya. Anneth beranjak. Wanita itu langsung berjalan ke arah pintu dan membukanya.

Bibirnya perlahan terangkat kala di lihatnya Guntur yang baru saja pulang dari kantornya.

Anneth menyalami punggung tangan suaminya. Guntur mengusap lembut belakang kepala Annneth dan beralih mencium keningnya.

"Hanin mana?" tanya Guntur sambil berjalan masuk bersama Anneth.

Kedua insan itu duduk di kursi tamu.

"Ada, mau beli buat besok mos katanya," jawab Anneth.

Guntur mengangguk pelan. Pria itu celingak-celinguk kemudian mendekat ke arah Anneth.

"Hanin udah tau mau punya baby?" bisik Guntur.

Anneth menggeleng. "Belum."

"Kenapa gak di kasih tau aja sih, Neth?"

"Nanti aja. Kamu kaya gak tau dia aja. Dia kan rusuh kaya kamu," ujar Anneth.

Guntur mendesis. "Kaya kamu."

Hanin keluar dari kamarnya. Gadis itu berjalan ke arah Guntur dan menyalimi punggung tangan Papanya.

"Pa, masa mama bilang papa si Tom yang ada di tv. Terus mama bilang, mama tikusnya soalnya mama cerdas. Gak kaya papa, gampang di tipu katanya."

Anneth melotot. Bisa-bisanya ia memiliki putri seperti Hanin.

Bukannya tadi Hanin yang bilang kaya gitu? Kenapa jadi Anneth?

"Mama kamu emang gak ada akhlak," jawab Guntur.

Anneth mendesis, "Lo tuh yang gak ada akhak."

"Sstt ... jangan marah-marah. Kamu mau anak kita miripnya ke aku doang?" tanya Guntur.

Hanin menatap heran. Apa katanya? Anak? Bukankah Hanin anak mereka? Tapi kan, jelas-jelas Hanin mirip Anneth bukan Guntur.

"Anak apaan dah?" tanya Hanin.

"Tuh, emak lu bunting," jawab Guntur.

Mata Hanin membulat. "Gak! Apa yang kamu lakuin ke aku itu jahat, Roma!"

Guntur menganga tak percaya. Kenapa bisa Anneth melahirakan anak seperti Hanin?

"Hanin gak mau punya adek!" tekan Hanin.

Gadis itu langsung pergi meninggalkan Anneth dan Guntur.

Baru saja Hanin berjalan sampai gerbang rumahnya, Fatur sudah siap dengan sepeda motor milik cowok itu.

"Kenapa lu?"

Hanin naik dengan tak sabaran. "Gue lagi akting."

Fatur mengerinyit heran. "Apanya yang akting, anjing?"

"Emak gue bunting."

Fatur menganga. Cowok itu tertawa keras. "Serius?"

Hanin mengangguk pelan.

"Nin, tau gak? Punya adek gak enak tau. Apa-apa di salahin mulu," ujar Fatur.

"Brisik lo tikus comberan. Mau gue potong pala lu?"

"MALIK!"

Mata Hanin membulat sempurna kala Malik yang entah darimana melewati Fatur dan Hanin yang masih setia berada di depan rumah Hanin.

Hanin memukul keras tengkuk Fatur. "Ngapain lo panggil?"

Malik berhenti tepat di samping motor Fatur dan Hanin.

Hanin menggerutu kesal. Gadis itu membuang wajahnya enggan menatap Malik.

"Kenapa, Tur?"

"Aduh! Gue sakit perut, aduh!" ujar Fatur tiba-tiba.

"Lik, lo anter si Hanin ya beli persiapan MOS besok? Lo juga belum tuh pasti."

Mata milik Hanin kembali membulat. Fatur memukul, mukul paha Hanin meminta agar gadis itu turun.

Bego nya, Hanin nurut. Gadis itu turun.

Fatur melajukan motornya cepat.

"SELAMAT PACARAN!" teriak Fatur saat motornya sudah menjauh.

Hanin menatap kesal ke arah Fatur, "SODARA LAKNAT LO!"

Malik menatap Hanin seraya menaikan satu alisnya. Hanin ikut menatapnya. "Apa lo liat-liat?!"

"Ko sewot sih?" tanya Malik.

Hanin membuang arah pandangnya. "Emang sialan si Fatur."

Malik terkekeh geli. Cowok itu mencondongkan wajahnya menatap Hanin. "Mau bareng gak?"

Hanin memundurkan wajahnya, "Gak usah modus lo!"

Malik tertawa seraya membalikan posisi awalnya. "Siapa yang modus sih calon istri?"

"Ngomong gitu lagi, gue putusin leher lo!"

"Ck ... galak banget sih. Padahal, waktu kecil lo imut-imut banget," ujar Malik.

"Gue emang imut. Lo nya aja yang gak bisa bedain orang imut sama ... ah! Yaudah ayo dah jalan."

Hanin langsung naik ke atas motor milik Malik. Malik mengusap dadanya pelan.

Bisa-bisanya gadis ini mengagetinya.

"Ck ... bar-bar banget sih, Nin."

"Jalan gak?!" kesal Hanin.

"Yang lembut dong ngomongnya," pinta Malik.

Hanin berdecak. "Pacaran aja sono sama kucing. Lembut-lembut dah sampe ubun-ubunnya."

"Emang kita pacaran?" tanya Hanin.

Hanin terdiam.

Iya juga.

Emang siapa yang pacaran?

"Bacot lo!"

Malu gue, anjing. batin Hanin.

TBC

Siapa yang nunggu cerita ini?

Mau bilang apa sama :

Hanin

Malik

Fatur

Anneth

Guntur

Calon baby

Author

Ulet bulu

Follow ig : @Octaviany_Indah.

Trimakasih❤

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro