When You Go

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

What if I’m actually really good at something but I don’t know it because I’ve never tried it?

Asta..
Hai, apa kabarmu disana?
Sudah dua tahun sejak aku membaca surat itu. Kabarku baik. Ku rasa tidak pernah sebaik ini. Aku terkadang merindukanmu. Hanya saja tidak sesering dulu.

Asta..
Apa kau tau, ketika aku mengatakan 'tolong bagi sakitmu' aku benar-benar ingin ikut merasakannya.

Aku benci bagaimana dengan lantang hatiku tetap mengatakan aku mencintaimu sedangkan saat itu dengan lantang punggungmu pergi seakan berkata kau tak ingin tinggal lebih lama.

Aku sadar cepat atau lambat kau akan pergi dan membuatku begitu patah hati. Tapi salahkah jika ada sebagian kecil dari hatiku yang berharap kau tidak akan seperti itu?

Aku pikir ini sudah selesai. Aku pikir aku sudah baik-baik saja tanpamu. Namun ternyata aku belum melangkah sama sekali. Sedikit kabarmu mampu menghancurkan apa yang selama ini telah kubangun dengan sungguh-sungguh.

Entah ini bodoh atau aku memang tulus mencintaimu; Setelah kita tidak lagi bersama, setelah kau melepasku, anehnya aku masih tetap berdoa untuk kebahagianmu.

Tapi, bisakah 2 tahun ini ku anggap kau sudah bahagia, jika kau pergi dengan membawa sesalmu seorang diri?

Entahlah; serasa masih ada sesuatu di setiap aku mengingatmu. Tak peduli seberapa sering aku meyakinkan diri bahwa aku jauh lebih baik tanpamu, selalu ada sebagian kecil dari hatiku yang tidak setuju akan hal itu.

Kau tidak membagi sakitmu padaku, saat aku bisa melakukan yang terbaik tapi aku tidak pernah melakukannya karena kau lebih memilih melakukan hal bodoh yang kau anggap benar.

Aku marah dan aku membencimu.

Aku berharap aku punya kemampuan untuk menyakitimu sebagaimana kau menyakitiku. Tetapi tetap saja, di akhir cerita, aku tetap tak bisa sejahat kamu.

Suatu hari, ku dapati diriku berdiri di depan sebuah kaca besar pembatas suatu ruangan. Melihat sosok malaikat kecil yang menggeliat di sebuah box kaca yang melindunginya, begitu mungil dan rapuh.

Aku begitu ingin menghubungimu. Tapi...    Semuanya selalu berhenti di kata 'Tapi'.

Tapi, kau sudah pergi untuk selamanya.

Memberikan sesuatu untuk seseorang yang mencoba bertahan hidup.
Seseorang yang telah menghadirkan malaikat itu untukku.

Apa ini yang kau inginkan?

Aku pernah berfikir bahwa suatu saat akan datang hari di mana aku akan sangat bersyukur karena telah dilepasmu. Dan suatu saat akan datang hari di mana mencoba mengikhlaskan kau pergi adalah keputusan terbaik dalam hidupku.

Jika kau berpikir aku sudah tidak mencintaimu; sebenarnya aku masih. Di sini, aku masih tetap seperti aku yang dulu, yang selalu mencintaimu sebesar itu.

—Yunomu, yang tampan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro