Bingung

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Tuh kan kepikiran, aku kan dah bilang, jangan terlalu dipikirin. Nanti malah mikirin orang yang ngomong lagi," gumam Andra menahan tawa.

Winda semakin tak mengerti dengan arah pembicaraan Andra yang lama-lama ngelantur tidak jelas. Setres. Hal itu yang ada dibenaknya sekarang. Dipikiran orang-orang pasti mereka berpikiran Andra sosok seseorang yang smart. Tapi pada kenyataannya dibalik semua itu terdapat sikapnya yang kocak. Ya, siapa sangka orang sepertinya mempunyai sikap seperti itu. Anggap saja bawaan lahir.

"Ndra, aku ke kelas dulu. Tadi aku kesini--"

"Udah sini aja dulu," Andra memotong pembicaraan sambil mengangkat sebelah tangannya. "Es teh 2, bang," ucapnya pada penjual es di kantin.

Menyebalkan pikir Winda saat ini. Kenapa dia selalu memotong pembicaraan orang? Bukankah itu tidak sopan? Bisakah dia tak memotong pembicaraannya.

"Bisa enggak sih, Ndra enggak motong pembicaraan orang?" tanya Winda jujur.

Andra hanya mengangkat bahunya.

Keadaan mulai hening.

"Ini, mas es tehnya," ucap penjual es tersebut.

"Terimakasih bang," balas Andra sambil menerima es teh tersebut.

Andra menaruh gelas berisi es teh ke meja. Ia mengangkatnya lalu memberikan es itu ke Winda. "Nih, es tehnya," ucapnya datar.

Dengan raut wajah kesal Winda menerima uluran es teh dari Andra dan dengan sirgap ia meminumnya.

"Kamu marah ya?"

"Enggak," jawab Winda berbohong padahal hatinya berkata lain.

"Bagus deh, enggak baik marah-marah untuk kesehatan jantung," ucap Andra memandangi wajah Winda yang tampak kesal. Sebenarnya ia tau Winda marah, tapi ia memang sengaja pura-pura tidak tau.

Sesaat kemudian Diva datang langsung duduk di sebelah Winda.

"Ciee, malah pacaran disini," ledek Diva menyengol lengan Winda.

"Emang lagi pacaran, kamu ganggu. Minggir sana!" usir Andra seraya mengusir Diva.

"Yaudah, deh, aku pergi aja daripada ganggu. Jadi nyamuk lagi," ujar Dita berdiri dari tempat duduknya.

Winda menarik tangan Diva spontan ia berposisi duduk lagi. "Andra tuh enggak waras, jangan di dengerin!" jelas Winda.

Andra tak merespons perkataan Winda, melainkan ia malah tertawa tidak jelas.

"Tuh kan liat sendiri, Va."

Diva menggelengkan kepalanya. Ada yang aneh dengan sikap Andra. Tak biasanya ia bersikap seperti ini. Mungkin karena ada Winda pikir Diva menuju ke arah situ.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro