Nah loh?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Diva melihat ke arah jam tangannya, menunjukkan pukul 12.30.

"Win, udah jam setengah satu nih, sholat dulu yuk," ajak Diva kemudian.

"Ahelah, gaya lo. Biasanya juga nggak sholat, pencitraan aja ya, kan?" tanya Andra sambil mengangkat kedua alisnya yang tebal.

"Apaan sih lo, Ndra. Diem aja lo! Mau lo gue siram pake air es?" ancam Diva geram dengan ucapan Andra yang tiba-tiba menyambar kaya petir.

"Siram aja, Div. Setuju!" balas Winda seraya menyuruh Diva menyiramkan air es ke Andra.

Andra mengedikkan bahunya. "Jangan siram-siram air, nanti ganteng gue ilang. Lo mau tanggung jawab?"
Mungkin maksud dia ganteng kalau dilihat dari sedotan. Ah. Lupakan!

Diva dengan sigap mengeret tangan Winda berlalu meninggalkan Andra sendirian di kantin.

"Kok gue ditinggalin sih?" tanya Andra sambil memandang keduanya yang terlihat sudah jauh.

Dengan segera Andra menyusul keduanya dan sekarang mereka berpapasan.

"Jahat lo berdua, gue ditinggalin. Udah kaya jomblo tau nggak?"

Diva memutarkan kedua matanya. "Emang lo jomblo kan?" jawabnya seolah meledek.

"Udah lah, Div, jangan ribut. Malu dilihatin orang," ujar Winda berusaha melerai perdebatan kedua temannya.

"Udah, ayo, sholat."

Andra berjalan terlebih dahulu diikuti dengan Diva dan Winda.

Sesampainya di mushola. Mereka mengambil air wudhu dan sholat dhuhur empat rokaat.

Beberapa menit kemudian mereka keluar dari mushola dan menuju ke kelas.

Sesampainya di kelas, semua yang berada di kelas memandangnya dengan tatapan aneh. Entah apa nama tatapan itu. Tatapan maut maybe.

"Ada couple baru nih," ucap salah seorang temannya yang duduk di paling depan.

"Siapa?" tanya Andra penasaran, ingin tahu.

"Lo sama Winda, lah."

What?
Sejak kapan?

"Enak aja, apaan couple baru?" Winda mengelak, padahal dalam hatinya senang.

Andra terlihat tidak terlalu mempedulikan perkataan temannya, yang terpenting sekarang ini ia duduk dan tidur.

"Ndra, mendingan tempat duduknya pindah kaya semula, deh."

"Nggak!" jawabnya singkat.

"Mau kamu apa, sih, Ndra?" tanya Winda lagi dengan nada lembut.

"Nggak ada. Aku maunya duduk sama kamu, udah itu aja."

"Tapi kan gara-gara kita duduk berdua, jadi diledekin?"

"Kenapa, sih harus mikirin perkataan orang. Cuek aja. Atau jangan-jangan, kamu grogi deket sama aku?" Andra mengangkat kedua alisnya.

"PD gila!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro