Second Step #22
"Keluar !! " suara halilintar Iman di pagi hari mengejutkan Dahlia dari lena . Kantuknya segera dibuang . Dia laju menuruni anak tangga terlupa yang sedang membawa satu lagi nyawa dalam rahimnya .
Suara teriakkan Iman makin menjadi-jadi ditambah pula dengan suara tangisan seorang gadis membuatkan Dahlia makin mempercepatkan langkah .
"Baby !" Ditarik Iman menjauh dari situ saat tangan Iman sudah ingin melayang diudara .
Bersilih ganti dia memandang Iman dan gadis itu . Si gadis itu masih dengan tangisannya . Dahlia menarik Trisha bangun dari simpuhannya .
Dilap air mata Trisha sebelum dia ditarik kasar oleh Iman .
"So ni tujuan kau ?! Datang sini dan raih simpati lepastu apa ? Kaut harta aku dan jatuhkan maruah aku sekali lagi ke TRISHA MIKAELA ?! "
Laju Trisha menggelengkan kepalanya . Bukan itu niat dia kemari . Niatnya hanya ingin memohon kemaafan .
"Adik nak minta maaf dengan abang "
Iman laju gelak lepas .
"Maaf ? 7 tahun dan sekarang baru maaf kau ucapkan ? " Dahlia terus mencubit lengan Iman .
"Auch ! Sakitlah sayang " Dahlia menggarangkan muka .
"Trisha jum , kita pergi ruang tamu " dipeluk lengan Trisha menuju ke ruang tamu . Dahlia cuba mengabaikan jelingan tajam Iman walhal hati dah nak meletop .
Terdengar dengusan kasar Iman saat dirinya melabuhkan diri diatas sofa .
"Trisha minta maaf . Trisha mengaku Trisha jahat . Trisha tahu Trisha tak layak mohon maaf . Tapi Trisha mohon ampunkan Trisha "
Abang mana yang tak sayang adik der ? Walau apa pun yang terjadi , Trisha tetap adik kembar kandungnya . Kuat mana pun datang malapetaka tapi hubungan mereka tidak akan terputus .
Iman bangun menarik Trisha berdiri . Dia memandang wajah Trisha yang jelas putih kemerahan kerana menangis .
"Hodohnya kau sekarang " laju tubuhnya dipeluk Trisha seeratnya .
Tangisan Trisha makin kuat . Iman pejam mata cuba menahan air mata dari mengalir .
Tuhan saja yang tahu betapa dia rindukan si gadis ini .
Dahlia tersenyum di atas sofa .
Finally , it's over
- - - - - - -
LUNA menjeling Feng tajam . Dari tadi lagi lelaki ini tidak melepaskan rangkulannya dipinggang .
"Lepaslah ! Nak pergi sana " dia juihkan bibir arah Dahlia dan Isabella yang sedang bermain dengan pokok bunga .
"Aip ! Kau tu tak sihat buat cara tak sihat . Kan aku masukkan balik dalam hospital " ugut Feng . Bukan dia nak kongkong tapi Luna baru saja discharge pagi semalam . Bukannya sihat lagi nak buat macam-macam .
Luna ambil keputusan untuk mendiamkan diri . Kalau dengan Feng dia mana pernah menang baik dia diam saja .
"Aku nak kita kahwin . Aku boleh jaga kau , lindungi kau dan kau sentiasa dalam perhatian aku "
Kata-kata Feng membuatkan Luna pantas menoleh . Terkelip-kelip matanya .
Feng bangun dari kerusi mengambil sesuatu dalam poket sebelum dia melutut dihadapan Luna .
"Luna Aqasya , the girl who won my heart . I want you for entire of my life . There's no girl in this world like you . I love who you are . Luna Aqasya , you will marry me ? Being my wife , a mom to our children and my angel for the rest of my life everafter ? "
Luna menekup mulut . Dahlia dan Isabella sudah teruja berpelukkan antara satu sama lain .
Siapa sangka lelaki sombong kacukkan yang tanpa sengaja singgah di warung nasi lemak milik Tok Wannya melamar dia sekarang ? . Lelaki ini hadir secara tiba-tiba . Hadir membuatkan dia yang selama ini pediam menjadi bahagia .
Luna anggukkan kepala berulang kali
Apalagi menjerit nyaringlah dua ekor langau tu .
Feng menyarungkan cincin dijari manis Luna sebelum mengalih pandangannya ke arah lain . Tangan kanan naik mengusap leher berulang kali .
Luna lepas tawa yang kuat melihat telinga Feng yang merah .
"Ish ! Kau ni " marah Feng malu disakat Luna . Melihat gadis itu tawa , dunia seakan terhenti . Gadis ini cukup sempurna dimatanya . Bukan hanya di paras rupa malah hatinya juga .
"Benci aku nengoknya " sampuk Adam yang baru sampai dirumah bersama Iman .
"Baby !! " Isabella berlari mendakap Adam erat . Adam kelihatan terkejut . Mana taknya , semalam dekat Dubai harini dah ada depan mata ?
Isabella merangkul leher Adam . Merapatkan wajahnya dengan wajah Adam . Hidung mancungnya digesel dihidung Adam .
"Suprise . Miss me ? " bisik Isabella perlahan .
"Miss you so much ! " Adam kembali memeluk Isabella .
"Ceh , mengata orang dia yang lebih " jeling Feng menyampah . Luna ditarik duduk diatas ribanya .
"Diamlah kau cengeng ! Dah lah menangis" ejek Adam .
Feng mengambil sarung tangan diatas meja dilempar pada Adam .
"Babi kau "
Iman dan yang lain ketawa melihat dua ekor beruk ini bergaduh .
Dia mengalihkan pandangan pada Dahlia yang sedang berjalan menuju ke arahnya .
Dia pejamkan mata dengan tarikan nafas yang panjang .
Buka saja mata , wajah bidadari hati tak bersayapnya elok tersenyum manis diatas ribanya .
Melihat wajah Dahlia mengingatkan dia kejadian tadi . Dia mengalihkan mata memandang Adam . Kebetulan Adam juga memandangnya . Melihat anggukkan Adam dia memandang Dahlia semula .
I'm sorry but I Love You
- - - - - -
"Dahlia hilang ! " anak buahnya yang meredah masuk pintu biliknya membuatkan dia laju berdiri .
"Bodoh ! Macam mana boleh hilang ?! " Iman terus keluar dari biliknya dengan laju . Meja Christ , PA nya didekati .
"Christ , batalkan semua meeting dan appointment aku harini . " tanpa jawapan dia terus meninggalkan syarikatnya .
Gelisah Tuhan saja yang tahu .
Kereta Audi i8 hitam pekatnya meluncur laju ke Black Mansion . Adam , Feng dan Shin telah dihubunginya melalui earpiece tadi untuk berkumpul di Black Mansion .
Matanya menangkap sehelai kertas hitam dicermin kereta . Dia menghentikan kereta di bahu jalan .
Laju keluar mencapai kertas hitam itu .
Zap !
The games is begin
Dia menghentak bonet depan audinya .
"Sial !! "
Earpiece hitamnya ditekan on .
"Ubah rancangan ! Kita fly ke Rome SEKARANG ! "
Dia terus mengubah laluan ke airport .
Celaka !
Dia , Bidadari Tak Bersayap . Episode 22
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro