(14) Battle (2)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pertarungan semakin memanas...

Devidramon kembali bangkit. Aura kehitaman mengelilingi tubuhnya. Membuat suasana sekitar menjadi berbeda dan mencekam. Turuiemon melirik sekilas ke arah Leomon.

Leomon maju duluan. Ia mengenggam kuat pedangnya.

"Beast Sword!"

Leomon mengayunkan pedang liarnya secara horizontal ke arah Devidramon. Devidramon menangkap pedang itu dengan mudah. Ia tarik pedang iti semakin ke arahnya. Leomon yang memiliki tenaga kuat tak bisa menghentikannya. Ia terseret maju ke depan.

"Red Eyes!"

Kedua matanya mengeluarkan sinar merah. Sinar itu mengarah ke dada Leomon. Dalam sekejap Leomon terhempas ke belakang.

Brak!

Ia terjatuh ke bawah. Pedangnya jatuh di depannya sambil menancap ke tanah.

"Leomon!!" Seru Shuro. Ia menghampiri parternya dan mengecek keadaannya.

"Turuiemon! Balas serangannya!" Perintah Hana. Turuiemon mengangguk singkat.

Ia melompat ke satu pohon ke pohon yang lain. Hingga sampainya beberapa centimeter jarak diantara keduanya.

"Gauntlet Claw!"

Besi yang berada di kedua tangannya ia arahkan ke wajah Devidramon. Lagi-lagi Devidramon bisa menangkap serangan itu. Ia menendang perut Turuiemon beberapa kali. Lalu ia terbang dan mengangkat tubuh Turuiemon hingga ke atas.

"Red Eyes!"

Sekali lagi kedua sinar merah keluar dari matanya. Kedua sinar itu telak mengenai tubuh Turuiemon. Ia lepaskan pegangan pada kedua lengannya.

Whuzz!

Turuiemon terjatuh dengan bebasnya. "Turuiemon!" Panggil Hana cemas. Ia melompat ke arah Turuiemon dan berhasil menangkap tubuh partnernya. Namun, karena beban berat dari tubuh Turuiemon. Ia ikutan terjatuh ke bawah.

Brakk!!

Keduanya terjatuh ke bawah. Hana mengalami luka-luka di lengan dan kakinya. Dari dulu Hana selalu bertindak nekat tanpa memikirkan keselamatannya untuk menolong teman.

"Uggh!" Rintih Hana kesakitan. Ia mencoba bangkit, tetapi kakinya sedikit terkilir. Turuiemon jatuh di sampingnya. Ia memegang pelan wajah partnernya.

"Apa kau tidak apa-apa?" Tanyanya lirih. Turuiemon mengangkat sedikit kepalanya menoleh ke arah Hana. "I-iya..." jawabnya lirih.

Devidramon tak memberikan kesempatan mereka. Ia terbang ke bawah menuju tempat Hana dan Turuiemon terjatuh.

Leomon dan Shuro yang melihatnya berusaha untuk mencegahnya. Leomon yang merasakan sakit di sekujur tubuhnya mencoba bangkit.

"Aku harus menolong mereka," ucapnya. "Biarkan aku ikut membantu." Sahut Shuro. Leomon mencabut pedangnya. Ia mengangkat tubuh Shuro sampai di pundaknya. Ia segera berlari kencang. Lalu melompat kecil.

"Terimalah ini!!" Seru Leomon.

"Beast Sword!"

Pedang liar itu melesat cepat ke arah Devidramon. Devidramon menengok ke arah serangan itu. Ia mencoba menyerang balik.

"Crimson Claw!"

Tangannya sudah mengeluarkan aura merah. Ia arahkan kepada Leomon. Tetapi... Bugh!!

Turuiemon sudah menendang wajah Devidramon cukup kencang. Devidramon sedikit oleng. Serangan itu menjadi mengarah ke sisi lain.

Jleb!

Pedang liar Leomon berhasil menembus dada Devidramon. Ia cabut pedang itu dan mendarat dengan mulus.

"Aarrgghh!!" Teriak Devidramon kesakitan. Tak sampai di situ. Turuiemon dan Leomon menyerang kembali bersamaan.

"Fist of the Beast King!"

"Gauntlet Claw!"

Bugh!!!

Dua pukulan itu mengenai telak wajah dan perut Devidramon. Devidramon terpental dan jatuh ke bawah dengan dentuman cukup keras.

Aura kegelapan yang mengelilingi dirinya telah hilang. Tatapan yang kosong kembali seperti semula. Ia tersenyum kecil sebelum dirinya berubah menjadi kartu kembali.

"Berhasil!" Teriak keduanya serempak.

Shuro langsung menghampiri Leomon. "Kau hebat, Leomon," pujinya. Leomon tersenyum. "Itu berkat dirimu, Shuro." Ujarnya.

Hana dan Turuiemon saling berpelukan. Mereka melupakan rasa sakit ditubuh keduanya. Hana tertawa riang. "Kau memang temanku yang hebat," kata Hana kagum. Ia mempererat pelukannya. "Aku akan selalu melindungi," balas Turuiemon. "Terima kasih." Ucap Hana.

Sisi pertarungan ini selesai dan dimenangkan oleh Digi Cyber.
.
.
.
.

Fia dan Riza harus menahan diri untuk tidak gegabah. Hati mereka terasa teriris melihat partnernya terbaring tak berdaya.

"Roarr!!!" Suara teriakan Monochromon.

Monochromon menatap Fia dan Riza dengan kosong. Ia mulai berlari mengarah ke mereka.

"Sial! Dia mengarah kemari!" Kata Riza geram. Ia melirik sejenak ke Fia yang masih menangis.

"Kita harus pergi dari sini." Ajak Riza menarik tangan Fia. Fia tak bergeming. Ia terduduk lemas. "A--aku takkan pergi," ucapnya sedih.

"Jangan seperti itu!" Bentak Riza tak menyadari sikapnya. "Ma--maaf..," ujar Riza lirih. Ia ikut terduduk lemas di samping Fia.

Monochromon semakin dekat dengan mereka. Hingga beberapa centimeter saja...

"Pummel Peck!"

"Crescent Dawn!"

Kiwimon menembaki chibikiwimon tanpa henti. Itu membuat langkah Monochromon terhenti. Sedangkan Grizzlymon memukul titik vital Monochromon yang diselumuti aura ungu.

Duuaggh!!!

Serangan keduanya berhasil membuat Monochromon terpental ke samping. Ia merintih kesakitan.

"Kiwimon..," panggil Fia. Ia berlari kecil ke arahnya. "Syukurlah kau baik-baik saja," Ucapnya lega. "Kau pun baik-baik saja." Balas Kiwimon senang.

Riza sudah berada di sisi Grizzlymon. Ia mengelus bulunya yang lembut dan sedikit kotor. "Grizzlymon...," panggilnya. "Yaa, anak bodoh," balasnya. "Hahaha... kau masih saja memanggilku seperti itu..." tawa Riza.

Monochromon bangkit. Ia mengeram marah. Aura kehitaman menyelimuti tubuhnya.

"Volcanic Srtike!"

Bola api semakin membesar dari serangan sebelumnya. Serangan itu melesat keluar dari mulutnya.

"Ayo kita selesaikan," kata Kiwimon. "Iya." Jawab Grizzlymon singkat.

"Ganbatte!" Ucap Fia memberikan senyuman hangat. "Kalahkan dia!" Tambah Riza.

Keduanya berjalan mengarah ke serangan bola api itu. Kiwimon dengan gerakan zig-zag nya. Grizzlymon dengan aura biru keunguan menyelimuti tubuhnya.

"Pummel Peck!"

"Maul Attack!"

Ketiga serangan saling bertubrukan. Tak ada yang mau mengalah. Semakin lama serangan dari Grizzlymon dan Kiwimon semakin mendorong ke arah Monochromon.

"Hiatt!!!" Seru keduanya serempak.

Duarr!!!

Ledakan itu pertanda bahwa serangan keduanya berhasil mengenai lawan. Monochromon terdorong ke belakang hingga menabrak pohon besar hingga roboh.

Aura kegelapan yang menyelimuti tubuhnya telah keluar. Ia berubah kembali menjadi kartu digimon.

"Yeaahh!!!" Teriak Riza dan Fia.

Kedua digimon milik mereka berubah menjadi level rookie kembali. Riza dan Fia menghampiri kedua partnernya dengan riang.
.
.
.
.

Tanpa diduga aura kegelapan yang tadi mengelilingi tubuh Devidramon dan Monochromon. Terbang ke arah Devimon. Aura kegelapan masuk ke dalam tubuh Devimon menembus dada dan mulutnya.

"Aura kegelapan itu... masuk ke dalam tubuhnya," gumam Raka terkejut. "Aku merasakan kekuatannya semakin besar." Sahut Coredramon.

"Hahaha... inilah kekuatanku yang sebenarnya," Seru Devimon.

"Tamatlah riwayatmu, pahlawan digimon." Tambah Daniel.

D-Cyber abu-abu kehitaman miliknya mengeluarkan cahaya gelap. Data-data hologram telah keluar D-Cyber nya.

Tubuh Devimon juga bersinar gelap pekat. Data-data hologram itu mengelilingi dirinya.

"Gelap sekali..," gumam Raka. Ia tak bisa melihat wujud dari Devimon. "Aura ini sangat berbahaya." Lanjut Coredramon.

"Maksudmu?" Tanya Raka bingung. "Ini adalah aura yang berasal dari salah satu 7 Digimon Dosa, Bleezebumon!" Jawab Coredramon memberikan penjelasan singkat.

"Ah!! Data-data dari D-Cyber itu bukankah..." sontak Raka terkejut kembali.

"Ini adalah cahaya evolusi, hahaha..." potong Daniel. Ia menyeringai lebar.

"Tak mungkin!" Seru Raka.

"Hahahaha..." tawa jahat keluar dari Daniel.

Aura kegelapan semakin bertambah dan muncullah sosok digimon yang memiliki kekuatan di atas mereka.
.
.
.
.
.

Bersambung...😂

Wow Devimon berevolusi? Apakah Coredramon dan Raka bisa menghadapi mereka? Kita akan mengetahuinya di episode selanjutnya...😊😀😁

Sampai jumpa! 😉

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro