(16) Mesin dan Boneka

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Setelah kejadian di Bukit Toniki. Para Digi Cyber beristirahat di Pondok Kendo Tedjo sekaligus tempat tinggal Shuro. Mereka menginap sehari semalam. Untungnya Seno, Ayah Shuro mengijinkannya.

Setelah kejadian itu, mereka harus merawat luka-luka di tubuh. Kemudian, mereka melanjutkan untuk tidur. Semua tertidur dengan lelapnya begitu juga dengan para digimon.

Keesokan paginya mereka telah bangun dan sarapan. Mereka pun memutuskan untuk berpamitan untuk pulang ke rumah masing-masing. "Paman, terima kasih atas segala bantuannya," ucap Fia sopan.

"Ahaha tak apa, aku malah merasa senang Shuro akhirnya memiliki teman." Balas Seno, Ayah Shuro.

"Lain waktu pasti kami akan bermain lagi ke sini," ujar Riza riang. "Iya, aku suka dengan suasana asri dan sejuk di sini." Tambah Hana.

"Aku tunggu kehadiran kalian. Oh iya, maaf saya harus kembali melatih murid-murid." Ucap Seno berpamitan. Ia pergi meninggalkan mereka terlebih dahulu di tempat.

"Ehmm,, semuanya terima kasih karena telah menolongku," kata Shuro tulus. Baru kali ini ia merasakan memiliki teman yang peduli terhadap dirinya. Ia takkan menyia-nyiakan ikatan persahabatan ini.

"Ahaha, kami menolongmu karena kau kan teman kami." Seru Riza akhirnya. Daritadi ia memikirkan tentang kejadian yang akan mereka lewati ke depannya nanti.

"Aku akan mengunjungi kalian saat liburan musim panas tiba," Janji Shuro. "Aku tunggu janjimu itu, kawan." Balas Riza antusias.

Mereka berpelukan singkat, lalu berpamitan pulang. Mereka harus menuruni Bukit Toniki untuk sampai ke tempat yang akan mengantarkan pulang mereka. Setelah sampai, para Digi Cyber memasuki kendaraan.

Dua jam perjalanan cukup melelahkan. Mereka telah sampai di rumah masing-masing.
.
.
.
.

Di sebuah pabrik tua...

Duarr!!

Whuzz!!

Drrtt!!

Suara ledakan, hembusan dan decitan mesin di pabrik tua itu bergabung menjadi satu.

"Twinkle Beam!"

Dua buah laser melesat lurus ke arah mesin tua yang sudah tak terpakai. Mesin tua itu meledak dan beberapa potongan mesin bertebaran.

"Twinkle Beam!"

Sekali lagi ia menembaki kedua sinar laser dua optik merah berasal dari dadanya.

Duar!!

Kembali ledakan hebat terdengar dari dalam pabrik tua. Sesosok digimon robot berwarna silver muncul di balik ledakan. Ia seperti sedang mencari keberadaan seseorang.

"Dia sudah mendekat. Kau siap?" Tanya seorang lelaki berambut oren terang. Ia sedang berbicara dengan sosok digimon di sebelahnya. Mereka sedang bersembunyi di salah satu bagian mesin tua.

"Aku siap!" Jawab digimon itu. Ia keluar dan mulai menyerang dengan merentangkan salah satu tangannya. Keluar sebuah rudal. Rudal itu meluncur mengarah kepada digimon robot silver.

"Grenade Destroyer!"

Duar!!!

Suara ledakan menggema dengan hembusan angin kencang efek dari ledakan. Sosok digimon robot itu ternyata masih terbang. Ia terbang dengan menggunakan jet di punggungnya.

"Sial! Mekanorimon terbang ke sini! Ayo kita pergi, Guardromon." Ajak lelaki itu. Ia sedikit kesal karena strateginya telah gagal. Guardromon yang dipanggil segera mendekatinya.

Analisis Data :
Name : Guardromon
Level : Champion
Type : Machine
Attribute : Virus
Attacks : Grenade Destroyer and Warning Laser

Digimon robot silver itu yang bernama Mekanorimon, terbang melesat dengan kecepatan tinggi. Beberapa mesim ataupun pilar yang dilewatinya rusak dan roboh.

Analisi Data :
Name : Mekanorimon
Level : Champion
Type : Machine
Attribute : Virus
Attacks : Twinkle Beam and Gyro Break

"Twinkle Beam!"

Kembali ia meluncurkan laser dua optik merah. "Daichi, peganglah erat pundakku," ujar partner lelaki itu, Guardromon.

"Ehh tu--tunggu!!!" Teriak Lelaki itu yang di panggil Daichi. Ia memegang pundak Guardromon erat.

"Kita harus terbebas darinya terlebih dahulu." Kata Guardromon. Ia juga terbang menggunakan rudal di balik punggungnya.

Aksi kejar-kejaran terus berlanjut. Masing-masing kubu tak ada yang mau mengalah. Futoji Daichi. Lelaki berambut merah itu berteriak dengan kencangnya. Saling beradu dengan hembusan angin.
.
.
.
.

Di supermarket deretan kota Tokyo...

Pintu kaca supermarket itu otomatis terbuka. Keluarlah seorang pemuda yaitu Riza membawa tentengan satu plastik besar. Ia datang kemari untuk membeli beberapa kebutuhan dapur yang diperintahkan oleh ibunya.

"Fiuh, kelar juga," keluh Riza. Ia segera menghampiri parkiran sepeda di samping supermarket. Kali ini ia harus membawa sepeda sebagai alat transportasinya. Karena jarak yang cukup jauh dari kediamannya.

Riza mengantung kantong plastik besar itu di pedalnya. Ia bergegas mengayuh sepeda kembali ke rumah. Kalau ia sampai telat, ibunya pasti akan marah besar. Dan itu tak baik untuknya.

"Ayo semangat, Riza bodoh!" Ucap Bearmon di dalam D-Cyber biru.

"Urusai!!" Kesal Riza.

"Hahaha," ledek Bearmon. Saat Riza menikmati hawa malam yang tenang nan sunyi. Ia merasakan hembusan angin yang membelai wajahnya. Namun, kesenangan itu harus terngganggu karena ia mendengar suara ledakan.

Suara itu bersumber dari pabrik tua yang berjarak beberapa meter di depannya. "Aku merasakan hawa digimon di sekitar sini." Seru Bearmon di dalam D-Cyber.

"Kita harus segera ke sana." Ujar Riza. Ia segera menggoes sepeda lebih cepat. Untungnya jarak dari pabrik tua dengan letak rumahnya searah.
.
.
.
.

Sesampainya di sana...

Riza melihat dua sosok digimon robot. Dan salah satunya ada seorang lelaki berambut merah berada di pundak sosok digimon itu. Ia melihat di celah-celah pabrik tua yang diperkirakan akan runtuh.

"Aih, apakah dia juga anak terpilih baru?" Tanya Riza pada Bearmon. Saat ini Bearmon telah keluar dari D-Cyber.

"Sepertinya iya, tapi-" jeda Bearmon. "-- kita harus menghadapi digimon ini dulu." Lanjutnya.

Sesosok digimon berbentuk boneka teddy bear muncul di hadapan mereka. "Baiklah, ayo kita beraksi!" Seru Riza semangat. "Monzaemon kah? Siapa takut?!" Balas Bearmon.

Analisis Data :
Name : Monzaemon
Level : Ultimate
Type : Puppet
Attribute : Vaccine
Attacks : Lovely Attack and Hug Death

"Lovely Attack!"

Sebuah serangan berbentuk balon hati warna biru keluar dari dadanya. "Jangan sampai masuk ke dalam balon itu!" Cegah Bearmon.

"Bear Roll!"

Tubuh Bearmon berputar-putar seperti roda. Ia melesat ke arah balon hati itu.

Ctarr!

Balon hati warna biru berhasil di pecahkan. Lalu Riza mengeluarkan sebuah kartu digimon. Ia gesekkan ke sisi D-Cyber miliknya.

Srett!!!

Cahaya terang dan data-data digimon muncul. Keduanya mengelilingi tubuh Bearmon yang juga bercahaya.

#Soundtrack_Evolusi_Digimon (ceritanya hehe :v)

Nananana nananana nananana...

Bearmon Shinka...

Grizzlymon

"Maul Attack!"

Grizzlymon menerjang langsung dengan aura biru keunguan menyelimuti tubuhnya.

Hup!

Sekejap setelah serangan itu, Monzaemon tiba-tiba memeluk erat tubuh Grizzlymon. Grizzlymon tak berkutit di pelukannya.

"Si--sial, tubuhku tak bisa digerakkan!" Geram Grizzlymon. Ia tak bisa bernapas dengan bebas.

"Grizzlymon! Kau tidak apa-apa?" Tanya Riza panik. Ia mencoba melepaskan pelukan maut pada partnernya. Namun, ia menghempaskan Riza dengan mudahnya.
.
.
.
.

Daichi yang masih berada di antara pundak dan punggung Guardromon yang dingin dan keras. Iya karena tubuh partnernya ini seperti robot yang dilapisi oleh besi baja warna cokelat.

Duar! Duar!

Ledakan demi ledakan menggema di atas atap pabrik tua yang sudah tak terbentuk. Banyak atap yang telah bolong akibat terkena ledakan dan tak sedikit juga yang roboh jatuh ke bawah.

"Apa yang kita harus kita lakukan? Tak mungkin kita akan seperti begini terus." Tanya Daichi dan memikirkan suatu cara.

"Aku merasakan ada aura digimon lainnya. Dan mereka sedang bertarung di luar," Jawab Guardromon. "Menurutku kita pergi keluar dari gedung ini." Usulnya.

"Baiklah, yang penting kita terbebas dari serangan Mekanorimon." Sahut Daichi setuju. Mereka pergi ke celah atap yang sudah berlubang.

"Grenade Destroyer!"

Guardromon membalikkan badannya sekilas. Ia meluncurkan beberapa rudal ke arah Mekanorimon.

Duar! Duar!

Mekanorimon yang mendapat serangan mendadak tak bisa mengelak. Ia terkena rudal-rudal itu dan terjatuh ke bawah.

"Berhasil!" Seru Daichi. Mereka menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya.

"Yeahh! Akhirnya kita berhasil keluar," sorak Daichi. Ia mengarahkan pandangan pada pertarungan di tengah jalan dekat tempatnya saat ini.

"Eeh! Di sana aku melihat seorang anak laki-laki. Ia terlihat sedang melepaskan pelukan dari digimon boneka beruang itu." Komen Daichi.

"Kita harus menolongnya," kata Guardromon. Daichi menggenggam D-Cyber cokelat miliknya erat.

Brak!!!

Mekanorimon kembali muncul dari tumpukkan bangunan pabrik tua yang runtuh. "Sial! Dia kembali lagi!" Gerutunya kesal.
.
.
.
.
.

Bersambung... 😂

Whoahh!! Muncul anak terpilih baru lainnya! Apakah mereka bisa menghadapi serangan dari para digimon jahat? Bagaimanakah nasip Grizzlymon serta Riza? 🤔🤔

Kita akan mengetahui setelah episode selanjutnya 😁

Selamat membaca! 😀😉😊

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro