Reduplikasi atau perulangan adalah proses pengulangan kata atau unsur kata. Reduplikasi juga merupakan proses penurunan kata dengan perulangan utuh maupun sebagian. Contohnya adalah "anjing-anjing", "lelaki", "sayur-mayur" dan sebagainya.

Kata ulang adalah bentuk kata yang diperoleh melalui proses reduplikasi atau pengulangan, baik secara keseluruhan, sebagian, maupun perubahan. Kata berulang atau reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Pengulangan dapat dilakukan terhadap kata dasar, kata berimbuhan, maupun kata gabung.

Kata ulang adalah kata yang telah mengalami proses reduplikasi. Untuk membedakannya dengan bentuk ulang yang bukan kata ulang adalah bahwa kata ulang sebagai ciri utamanya adalah pasti memiliki kata dasar.

Ada beberapa jenis kata ulang, antara lain:

1. Dwipurwa (Sebagian)

Dwipurwa ialah kata ulang sebagian. Kata-kata jenis ini mengalami suatu perulangan pada sebagian katanya saja.

Contoh: Leluasa, sesaji, dedaunan, leluhur,  pepohonan, lelaki, sesajen, tetangga, sesama, bebuku.
Dan... masih banyak lagi, coba kalian sebutkan di kolom komentar.

2. Dwilingga

Dwilingga ialah kata ulang menyeluruh. Kata ulang jenis yang satu ini ialah kata yang mengalami suatu pengulangan secara keseluruhan.

Contoh: Bapak-bapak, anak-anak, laki-laki, buku-buku, ibu-ibu, makan-makan, bayang-bayang.
Masih banyak lagi, ini mudah banget sih, kalian pasti mengerti.

Note: Dwilingga emang yang paling gampang dipakai, soalnya tinggal ngulang semuanya, tapi ya kalo buat narasi novel jadi kurang efektif kalau kebanyakan ngulang kata. (Shoru)

Sebenarnya ada dua jenis lagi kata ulang, tapi dalam diskusi waktu itu hanya memuat dua jenis. Bisa jadi nanti kita nerusin materi ini, jadi ditunggu aja.

Materi ini memang singkat, tapi setidaknya kalian tau dua jenis kata ulang. Dipelajari baik-baik yaaaa.

*Maaf ya kalau Mintari telat unggah materinya.