7 - Boyz With Fun

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pesta ulang tahun Pinkan meriah? Oh tentu saja, dan tolong di skip untuk adegan dia menempelkan bibir pinknya ke pipiku. Maafkan aku mama, pipiku bukan hanya dicium paduka ratu. Malam ini ada beberapa wajah baru yang ku lihat dan ada beberapa guru yang diundang, ingat Stella telah mengundurkan diri ternyata kemarin saat dia menemui kami di cafe. Jangan lupakan bayi kelinci mama yang sedang asyik dengan buah-buahan di salah satu sudut.

"Hey kau, sampai kapan mau disini? Pesta akan dimulai." ujar orang itu.

Dia siapa? Tetapi sepertinya kenal denganku.

"Aku, Kim Emery Yaro. Panggil saja Kim."

Sungguh perkenalan tanpa kesan, tetapi baiklah tidak apa. Toh kami satu sekolah dan pasti kami akan bertemu lagi suatu saat, entah kapan.

"Kau adiknya Jung ya?" tanya seseorang.

Aku mengangguk. Benar kan aku adiknya bang Hobie? Hahahaha.

"Perkenalkan, aku teman satu dormnya. Apa kau sudah bertemu dengan kakakmu?"

"Belum, ku rasa dia sedang unjuk kebolehan dancenya. Aku sudah tidak heran." jawabku.

"Ah, kau disini rupanya Ryu. Lekas, kita harus tampil. Jung sudah menunggu juga." ujar sosok asing baru.

"Ah, iya, kalau perlu kita ajak dia." ujar Ryu sembari menunjukku.

"Memangnya dia siapa?" tanya teman Ryu.

"Adiknya Jung. Sudah ayo, nanti kita tidak tampil-tampil. Hey kau, ayo ikut." ajak Ryu.

Aku mengangguk, tetapi pandangan mataku mencari Kyungsoo. Kemana beruang kutub itu.

"Kau mencariku?" tanya Kyungsoo.

"Menurut kau saja. Abang ada disini, kuy lah. Dia enggak mau gagal tampil hanya karena salah satu adiknya yang gamon." jawabku.

Kyungsoo menjitakku, sialan memang makhluk satu ini.

"Kau sudah tahu kabar terbaru Chris?" tanya Kyungsoo.

"Tidak, kau pikir aku paparazi." jawabku kesal.

Aku tahu kemana arah pembicaraannya, lebih baik dibelokkan dari pada akan bablas membahas mantan yang telah menjadi istri orang.

"Ah, susah bicara pada papan. Always flat..." keluh Kyungsoo.

Kyungsoo melangkah menuju bagian panggung, kenapa bisa bang Hobie ada disini ya.

"Hello ma Brother. How are you?" tanya bang Hobie.

"Maaf anda siapa?" tanyaku sok polos.

"Park Christian Jimin, apakah namamu sudah keluar dari kartu keluarga?"

"Wahai Park Jung Hoseok, bukankah kau yang sudah angkat kaki dari rumah?"

"Hoy, Park Hobie dan Park Chim. Kalian ini merusak pesta. Awas minggir, aku mau tampil." usir Kookie.

Adakah yang mau menerima bayi kelinci ini? Sepertinya aku berminat membuangnya.

***

Pesta sudah berakhir dua jam yang lalu. Kami pulang dan Kyungsoo ditahan bang Hobie, katanya dia ingin memberikan informasi terkait lanjutan tentang perkuliahan kami, aku sih tidak yakin paling hanya alasannya agar aku ada teman untuk berbicara selain dengan teman-temannya. Kookie sudah dikamar, selesai mandi dan menghabiskan segelas banana chocolate milk kesukaannya ia pamit tidur. Memang bayinya mama akan selalu seperti itu.

"Ya Chim dan Kyungsoo, perkenalkan mereka adalah teman-temanku di kampus."

Aku sudah mengenal yang bernama Ryu, tetapi tidak dengan satunya.

"Perkenalkan, namaku Ryuga Matthew Namjoon dan ini temanku. Min Agust Yoongi." ujar Ryuga memperkenalkan diri.

"Adikmu tadi cukup keren, dancenya berbakat seperti kau Jung." sahut Min Agust, entah siapa nama akrabnya.

"Ya, dia memang berbakat. Tetapi dia memiliki cita-cita menjadi dokter. Padahal nilai ilmu Sainsnya biasa saja." jawab bang Hobie.

"Model Chris saja kau bilang nilai Sainsnya biasa saja bang? Lalu aku apa?" ujar Kyungsoo lirih.

"Ya, setidaknya aku mau berusaha agar nilai Sainsku semakin meningkat." jawabku sedikit kesal.

"Kau yang tadi melamun kan? Sedang galau?" tanya Min Agust.

Kyungsoo tersentak, ketahuan kan masih galau karena istri orang. Bebal sekali manusia satu ini, apa susahnya move on. Mencari sosok baru untuk hatinya yang selalu terluka oleh -maaf namanya sekararang akan ku sensor demi kebaikan dunia-.

"Heh Dio, kalau kau masih galau karena istri orang itu lagi, maka memang sudah seharusnya kau kuliah di China." tukas bang Hobie.

"Gust, ajak dia ke studio aja kali ya. Biar pikirannya bening." ujar bang Ryu.

Oh dipanggilnya Agust ternyata, wah sangat sederhana nama panggilannya. Ku pikir akan di panggil Yoon agar terlihat keren. Bang Agust mengangguk setuju dengan ide bang Ryu. Hmm... Kira-kira akan diajak apa kami di studio milik bang Hobie? Apakah dance? Atau nyanyi dengan kecepatan cahaya pelafalannya? Nan Molla.

Studio milik bang Hobie ada di dekat pintu keluar belakang, kata papa sengaja agar lebih luas. Lain kalau studio Kookie, ada di bangunan terpisah mengingat bayi kelinci itu membutuhkan ruang ekstra untuk hobinya. Entah jika nanti bang Hobie makin menjadi di studio pasti akan didukung papa dengan bangunan baru.

"Ini studio milikmu Jung?" tanya bang Agust.

"Jangan disamakan dengan Genius Lab lah. Ini kan studio buat latihan dance sama musik. Kadang aja adik yang pakai buat latihan vokal." jawab bang Hobie.

Benar sih, kadang aku dan Kookie kesini jika sedang bosan. Bukan main mama sampai heran kami betah dari pagi sampai malam berada disini. Bang Agust mengangguk paham, bang Ryu? Dia lagi memperhatikan dengan saksama isi Hope World milik bang Hobie. Nama studionya memang lucu, ada maknanya.

"Kau tidak memiliki studio Chris?" bisik Kyungsoo.

"Tidak, kamarku luas dan aku berulang kali mempelajari fotografi di kamar. Baik menggunakan polaroid atau yang lain. Lagi pula studio abang jarang dipakai, ya aku pakai saja kalau aku sedang bosan. Kenapa?"

"Hehehe, tidak, lucu saja kenapa kau tidak ada studio sendiri. Tetapi ternyata kau sering sibuk di kamar hanya untuk fotografi." jawab Kyungsoo.

***

Mulai menjelajahi studio milik bang Hobie. Entah bagaimana awalnya studio ini dibuat sedemikian rupa lingkupnya. Awalnya akan ada lorong yang mana kanan kirinya berisi hasil fotografiku dan Kookie lalu berikutnya ada dua jalan. Ke kanan studio untuk dance dan yang kiri untuk studio musik dan ruang kerja bang Hobie. Daebak, seperti diperhitungkan bahwa ruangan ini harus bisa menunjang bang Hobie.

"Studiomu seperti disetting agar kau tidak keluar rumah ya Jung." ujar bang Ryu.

"Iya, dulu bang Hobie seneng banget ngayap lupa waktu. Sampe tante emosi ngadepin anak sulungnya yang tidak berperi kekakakan." sahut Kyungsoo.

Bang Hobie memicingkan matanya pada Kyungsoo. Sepertinya anak ini minta dijadikan umpan bulldog tetangga sebelah deh.

"Sudah ayo, aku mau tahu kau sudah membuat project apa kemarin saat pulang." ajak Ryu.

Kami melangkah menuju ruang kerja bang Hobie. Jujur saja, baik aku atau Kookie belum pernah masuk ke ruang kerjanya. Paling sering studio dance dan musiknya saja, ini lebih kepada ruang kerja bang Hobie dikunci layaknya brangkas.

"Unik juga pintu masuknya, seperti akan masuk ke dalam bunker. Apakah ini di desain oleh om bang?" tanya Kyungsoo.

"Iya, papa kalau soal tata ruang untuk anaknya selalu menyocokkan apa yang menurutnya akan membuat nyaman. Contohnya kamar Chim, kau tidak akan tahu dimana ruang gelap untuk mencetak fotonya." jawab bang Hobie.

Kyungsoo berdecak, mungkin dia baru tahu padahal sudah sering tidur di kamarku. Bang Agust melangkah menuju jajaran file di sisi kiri ruangan. Ruang kerjanya nyaris sama seperti ruang kerja Kookie jika sedang sibuk menjadi editor video acara sekolah.

"Kau ternyata menyukai dunia ini ya. Ck, aku iri padamu yang memiliki ayah yang selalu support anaknya meraih impiannya." ujar bang Agust.

"Jangan salah, ini saja aku harus perang dingin dengan papa. Dia maunya aku menjadi businessman saja, tetapi ya itu. Aku membuktikan bahwa aku mencintai dunia yang sekarang sedang kalian pijak." jelas bang Hobie.

"Bang, Chim ke sebelah ya. Mau dengar lagu yang waktu itu kita dengerin bareng." pamitku.

Bang Hobie mengangguk, masuk ke dalam studio dancenya. Dimana ruangan kedap suara ini sangat mendukung untuk aksi gila-gilaanku dengan si bungsu. Kyungsoo mengikuti langkahku menuju ruang dance. Asyik, bisa play lagu favorit kalau begini.

"Kita mau apa?" tanya Kyungsoo.

"Sedikit melepas penat dengan menggerakan badan Kyung, ah sebentar. Aku akan memutarkan lagu kesukaan kami."

Aku melangkah menuju musik player yang langsung terhubung dengan soundsystem di ruangan.

Intro musik dari lagu Boyz With Fun menggema, aku mengajak Kyungsoo untuk jejingkrakan. Biarkan saja dia melepas rasa lelah hatinya. Toh esok lusa kami juga akan menjadi pelaku dari sebab patah hatinya para wanita.

Lagu sudah dimulai, kebetulan abang dan temannya masuk ke dalam studio dance. Akhirnya kami malah bergoyang bersama mendengarkan lagu kesukaan Kookie jika sedang pusing menjelang ujian.

***

Lelah sudah kami dengan aksi gila. Kami tertidur di ruang dance, untung saja ruangan ini dilengkapi pendingin ruangan. Kuperiksa ponsel, ada beberapa pesan singkat dari mama. Hahahaha, sepertinya kami terciduk sedang menggila di ruangan ini. Aku menoleh melihat sekeliling. Para abang telah tertidur dengan nyenyaknya. Kyungsoo sudah meringkuk berbalut selimut tebal. Sungguh kami malah lebih seperti korban pengungsian.

***

.
.

Holaaa.. Ku kembali..

Gimana-gimana? Apakah feelnya mulai terasa? Hehehehe..

Jangan sungkan memberikan kritik, saran dan koreksi kalian kalau ada yang typo di tulisanku.

Bye bye 👋

Jakarta, 06 Januari 2019
Bianne205

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro