12

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Dimensi

Dia berada dihadapanku, menatapku penuh kasih dengan sesekali tersenyum melihatku. Aku, Carthalian W. Oneil, bersyukur bisa melihat dunia lagi untuk kedua kalinya. Setelah insiden yang membuat jantung ini berpacu cepat, seperti seseorang sedang jatuh cinta. Aku amat berterimakasih padanya, sangat, sangat, dan sangat.

Insiden perlarian dari seekor monster paling ditakuti di hidupku, lebih baik aku dikejar oleh rentenir, dari pada seekor anjing ber-spesies Dalmatian. Aku terus berlari dan berlari, pada saat itu yang kupikirkan hanya bagaimana cara lepas dari Dalmatian yang sangat gesit ini. Menurutku hari saat insiden itu berlangsung adalah hari paling menyebalkan, mengingat ada murid ganteng yang pindahan dan duduk di sampingku. Bangkuku menjadi sasaran empuk para Kaum Hawa yang pedes hanya untuk sekedar berkenalan, bahkan saya sang pemiliki, harus terusir dengan sadisnya.

Lupakan tentang pengusiranku dari bangku. Setelah berlari cukup jauh, aku menatap ke belakang, melihat si anjing yang memang 'anjing' berada di mana. Aku menghela napas, menyadari si monster itu tidak berada lagi di sekitarku. Hingga saat aku istirahat terduduk, monster itu datang dengan gigi runcingnya. Bagian bawahku mulai merinding, merasa bahwa akan ada cairan kemih turun tanda takut. Hingga dia, si anak baru yang tampan datang dengan sebatang kayu besar dan membuatku merasa terlindungi. Entah apa yang diperbuatnya, hingga membuat anjing lari begitu saja.

Dia melihatku, melihat rokku yang  basah dengan air kencing. Tanpa pikir panjang cowok itu membuat seorang Carthalian malu. Dia tertawa terbahak-bahak;aku tertawa meringis. Pipiku berubah menjadi kemerah-merahan, sungguh aku sangat malu sekarang. Tanpa babibubebo, dia langsung memberikan jaketnya, menutupi rokku dengan jaketnya yang panjang. Saat itulah aku merasa bahwa aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Aku jatuh cinta dengan seseorang yang bernama James Albert.

***

Hari ini, aku sedang berencana bermain ke rumahnya. Setelah pemaksaan yang cukup sulit, aku berhasil mendapatkan persetujuannya. Aku heran mengapa dirinya keberatan dengan hal ini, hingga saat aku menginjak kaki aku sadar hal yang janggal.

Semua prabotan melayang. Prabotan rumah: meja, kursi, pisau, dll. Aku sempat terkejut, hingga dia menjelaskan, bahwa dia bukan dari dimensiku. Dimensi kita berbeda, tetapi kali ini dimensi kita saling berlintasan, hingga itu yang membuat kita bertemu. Hingga akhirnya malam tiba aku pulang ke rumah, kepergianku yang hanya sejam dianggap seminggu oleh keluarga.

Dan esoknya, semua hal tentang James hilang, mulai dari ingatan teman-teman soalnya, hingga rumahnya. Terkadang aku berpikir aku sedang bermimpi. Namun, ketika melihat anjing itu tak mengejarku lagi, aku yakin itu nyata.

Drabble write by @the pen of happiness

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro