17

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kutukan Kucing Tampan (?)

"Hei."

Aku berbalik, memperhatikan jalanan di belakangku. Berani sumpah kudengar ada suara seseorang memanggil. Hanya saja tidak ada siapapun selain aku dan kucing putih bersih seperti pemutih ini.

Eh?

Kuperhatikan kucing itu dengan seksama, matanya memperhatikanku dengan tajam. Aku yang gila atau memang hewan ini berbicara?

"Oi, aku berbicara padamu."

Dan ternyata benar.

Aku mulai berpikir. Ada beberapa opsi yang mulai tercetak dalam pikiranku : berlari, teriak seperti wanita perawan, atau bicara dengannya.

"Oiii!"

"Apasih, jadi kucing kok bawel-"

Kucing itu hilang.

Bukan.

Tetapi digantikan oleh seorang pemuda tampan dengan roti sobek dan hanya terbalut dengan celana panjang, tanpa atasan.

Pingsan, opsi yang kupilih saat ini.

.

Steven Albert Timmy, nama mahluk tampan jejadian tersebut.

Setelah aku dibawa ke rumahnya, Timmy langsung menjelaskan semuanya. Tentu saja dia memakai baju terlebih dahulu.

"Aku terkena kutukan orang tampan." Katanya sambil ngemil ikan goreng. Aku sendiri ikut makan; ikan yang dimasak Timmy cukup enak untuk seekor mahluk jejadian.

"Ada yang bilang apabila keturunan ayahku sangat tampan maka aku akan dikutuk menjadi kucing. Aku harus punya pacar agar kutukannya hilang."

"Tunggu, kenapa harus aku?"

"Karena kau yang kupilih." Ucapnya sambil mengangkat bahu; cuek.

Menyebalkan.

"Apa yang harus kulakukan?"

"Sederhana," dia menatapku sambil menyeringai tampan. "Syaratnya ialah : dicium, ditembak, dan jadian."

"Hah? Lalu apa yang akan terjadi?"

"Hm? Aku akan menjadi manusia-"

"BUKAN ITUUU!" Teriakku frustasi sembari menjambak rambut panjangku.

"Apa yang akan terjadi denganku?"

Timmy terdiam sejenak, sedang berpikir keras. Aku mengamatinya, tau akan ada hal buruk terjadi.

"Kamu?"

"Iyaaa, akuuu; Stephania Carla."

"Kamu akan jadi pacarku, selamanya."

"APA?!"

Aku jadi pacarnya? Selamanya?

"Bagaimana? Kita harus melakukannya sekarang."

"Sekarang?"

"Ya. Aku bisa mati kalau dilakukan besok."

"Kenapa?"

"Kutukan itu akan membunuhku kalau umurku sudah 18. Besok ulang tahunku, jadi tidak bisa."

Aku menghela napas.

"Baiklah... aku mau." Aku pasrah

"Kau mau?"

"Tentu saja, lagian kamu tampan." Aku tertawa kecil. Itu benar, asalkan dia tampan dan baik aku tidak masalah.

"Terima kasih." Dia tersenyum lantas memelukku erat.

"Boleh aku cium kamu sekarang?"

"Eh? Bo-boleh kok."

Dia melepaskan pelukannya, memandang wajahku dengan senyuman. Aku sendiri hanya diam; gugup.

Lalu bibirnya menempel pada bibirku.

Hanya sebentar Timmy langsung melepaskan lalu menunduk.

"Terima kasih."

Aku tertawa; senang.

"Sama-sama."

"Jadi, kamu mau jadi pacarku?" Katanya yang tiba-tiba malu seperti kucing.

"Tentu."

Lalu dia menciumku lagi.

*Omake*

"Eh itu Steven malah enak-enak ciuman."

"Tapi untung Stephania gak nyadar kalau dia ditipu."

"Iya juga, syukur deh."

Fin
Thank You ▪-▪

Drabble write by @dream_83 Raann02butkan pengguna

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro