05 | Bukan Putri Tidur

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Tema: Melanjutkan dongeng/legenda

Karakter: Childe/Tartaglia

-

Walau dengan kecup basah nan mesra Pangeran, Si Putra Tidur Childe tak kunjung juga terbangun. Para kurcaci-kurcaci bertopeng Fatui mulai berdengung dengan resah. Kurcaci-kurcaci itu padahal percaya bahwa ciuman cinta yang abadi dapat membangunkan sang Putra yang sudah dikutuk untuk tidur abadi oleh sang Ibu Tiri Signora.

Pangeran Zhongli pun menggaruk janggut. Para kurcaci-kurcaci di sekitar peti bertahtakan kerang-kerang biru masih bergumul, berbisik antara  satu sama lain sambil berdiskusi untuk mencapai musyawarah mufakat. 

Sang Pangeran mendengar bahwa tidak ada cara lain untuk membangunkan Putra Tidur melainkan dengan mempersembahkan leher sang Pangeran ke altar persembahan di dalam Rumah Emas, sambil Putra yang tertidur dibopong ke sana untuk menyaksikan. 

Pria itu tidak yakin bahwa ide tersebut masuk akal, namun ia menyanggupinya karena mereka tidak punya pilihan lain. 

-

"Tunggu sebentar, Nona!"

Childe menyanggah sang Pengembara dari menceritakan sebuah kisah dari negeri yang jauh di sana kepada anak-anak di pelataran Pelabuhan Liyue.

Cuaca terlalu terik untuk mereka bermain di dek kapal-kapal kosong, mereka juga tidak mampu membayar Pak Liu si tukang cerita dari Rumah Teh terdekat. Entah karena iba atau hal lainnya, Zhongli menyuruh ketiga anak kecil itu ikut dengannya. Childe dan Lumine sang pengembara hanya turut serta.

Sekarang, mereka telah terduduk di depan lantai gravel Rumah Duka Wangsheng, mendengarkan sepetik cerita absurd.

Tidak, bukan berarti Childe tidak bisa membayar Pak Liu, hanya saja Zhongli di sebelahnya keberatan - keberatan karena uang itu hendak ia gunakan untuk membeli giok-giok aneh dari pasar. 

Yak, kembali ke realita - cerita apa barusan yang dicelotehkan sang Pengembara!? 

"Memangnya ada yang aneh bila Pangeran mencium basah seorang Putra Tidur?"

"Tidak aneh, tapi kenapa harus aku yang jadi Putra Tidur?" Childe menunjuk dirinya sendiri. 

"Oh, jadi kamu suka sebagai yang dominan? Baiklah." Lumine menepuk tangannya sekali. "Anak-anak, kita ulang ceritanya lagi ya!"

Ya, anak-anak hanya akan bersorak-sorai saja, sementara Zhongli menggaruk dagunya seperti yang diceritakan Lumine pada kisah anehnya.

"Biarkan saja mereka."

"Kamu tidak keberatan diperolok, Tuan Zhongli?"

"Saya tidak merasa diperolok, toh, ceritanya cukup menarik." pungkasnya. Childe hanya bisa pasrah. "Saya penasaran apakah kepala saya akan dipenggal oleh para kurcaci di depan Rumah Emas." [ ]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro