04 | Kerajaan Dawn Winery

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Tema: Tokoh anda menjadi NPC
Karakter: coba tebak


-

Alkisah, Raja Diluc dari Kerajaan Dawn Winery tengah gundah gulana.

Mengapa gundah gulana? Kerajaannya sudah beberapa kali dikirimi badai dingin oleh seorang penyihir kucing imut bernama Diona. Amarah sang penyihir mampu bertahan sangat lama untuk dengan sabarnya merajang Kerajaan Dawn Winery selama tujuh hari dan tujuh malam. Stok anggur mereka habis. Alkohol menghilang dari tangki manapun. Penghasilan kerajaan turun drastis seraya mereka dilanda badai dingin.

Entah apa sebenarnya sebab dari amarah sang penyihir, mengingat Raja Diluc selama masa kepemimpinannya tidak pernah melukai, menyakiti hati, atau membuat sedih satu pun warganya.

Raja Diluc pun menghabiskan hari pertama dan kedua berpikir, sambil ia meminta prajurit-prajuritnya untuk menolong warga-warganya yang memerlukan pertolongan berupa makanan dan selimut hangat. Di hari ketiga, akhirnya ia meminta tolong pada delegasi-delegasi terdekat, yang tidak pernah Raja Diluc pintakan tolong sejak hari pertama ia menjabat, untuk solusi terbaik yang bisa mereka lakukan untuk menghentikan bencana ini.

"Saya punya ide menarik, wahai Raja." sang delegasi mulai bersabda. Raja Diluc mendengar penuh seksama. "Kita taruh saja ikan terbesar di Kerajaan anda dekat rumahnya. Saat ia mengambil umpan, kita bisa menangkapnya dalam penjara es."

Ide absurd itu sang Raja diamkan selama beberapa waktu. Lagi, hingga seluruh delegasi berbicara, tidak ada ide yang benar-benar konkrit sampai ke telinganya.

Karena Raja Diluc sudah mulai kehabisan ide dan waktu, ia akhirnya menyanggupi ide delegasi tersebut - dengan sang delegasi-lah yang akan membuat penjara es bagi Diona.

Malam pun tiba. Saat hutan sudah mulai tertidur dan kicau burung telah senyap dari membelah dedaunan, sang raja dan delegasi menyusup menuju rumah sang penyihir. Menyamar dengan bantuan semak-semak dan mantel tundra dari bulu Hillichurl, mereka berhasil mencapai tempat tujuan.

Sang Raja pun meletakkan ikan di tempat yang ditunjuk oleh sang delegasi, sebuah mangkuk dari perak yang telah dipersiapkan sebelumnya. Mereka berdua menunggu di balik sebuah pohon apel, hingga-

.

.

.

"Kapten! Cepat bangun, Kapten! Hari sudah pagi, atau kau mau menjadi debu yang ikut kusapu keluar Cat's Tail, hah!?"

Gebukan sapu jerami ke kepalanya bagaikan siraman rohani yang membangunkannya dari tidur panjang yang terasa terlalu nikmat. Kepalanya santai bersandar di atas meja sementara tangannya masih setia memegang gelas tinggi kosong yang entah berisi cocktail apa semalam.

Ah, tidak biasanya ia akan tertidur di Cat's Tail. Atau, apakah toleransi alkoholnya semakin melemah?

"Hei, Kapten Kaeya! Kau dengar tidak apa yang kubilang tadi!? Cepat pergi dan bawa seluruh prajurit Favonius yang bergeletakan ini!" teriakan Diona kembali terdengar lagi, kali ini tepat di samping telinganya.

Kaeya hanya bisa terkekeh puas, ia bangun dari kursinya tanpa merasakan pusing atau lemas karena minum-minum sepanjang malam. Ia mengerling ke bartender kecil yang semakin menjadi omelannya.

"Tolong urus ya, Diona, aku ada kerjaan menangkap penyihir hari ini~" ia menyeringai dan mengambil langkah seribu keluar bar

"Kapten!" [ ]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro