17 | Semu

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Tema: Sehari bersama orang yang harusnya sudah mati
Karakter: Sucrose

-

Sebelum ia belajar banyak mengenai alkimia, Sucrose punya dua teman dekat. Mereka ingin menuju sebuah tempat yang katanya penuh dengan bunga-bunga pink indah dan ada unicorn di dalamnya. Katanya, tempat itu ada di suatu belantara di Teyvat, entah di mana. Mereka yang masih kecil saat itu hanya bisa berandai-andai tentang tempat itu.

Hingga suatu hari, pertemanan mereka usai dengan salah satu diantara mereka pergi dan tidak kembali, sementara teman Sucrose yang lain seperti menyalahkan keberadaannya karena nestapa yang menimpanya. Sucrose tidak punya banyak pilihan selain membiarkan waktu menyembuhkan lukanya - dan kini, alkimia menjadi pelipur laranya.

.

Orang terkadang mengaitkan alkimia dengan ilmu yang dapat membangkitkan orang mati atau ilmu yang dapat mencapai keabadian. Sucrose tidak terlalu mempercayai hal tersebut, karena ia lebih berusaha untuk meningkatkan kualitas suatu bahan yang ada. Albedo, mentornya, mungkin akan lebih paham mengenai hal-hal tersebut dibandingkan dirinya.

Lagi, di suatu malam, ketika Sucrose masih terjaga karena meramu sebuah larutan untuk meningkatkan kadar gula Bunga Manis, ia mendapati bahwa sedari siang ada yang selalu mengobrol dengannya. Orang itu bukanlah mentornya, ataupun sang pengembara yang kebetulan berkunjung.

"Hei, Sucrose."

Ia tidak mengalihkan pandangan dari kuali, "... Ya?"

"Kira-kira, kenapa persahabatan kita sampai buyar?"

Sucrose terdiam beberapa saat, ia semakin tidak ingin untuk menoleh.

"Ini ... salahku."

"Kenapa kamu bilang itu salahmu?"

"Mungkin, mungkin aku terlalu lama menunggu," ucapnya. "Menunggu kalau-kalau kalian akan kembali dan bermain lagi bersamaku."

Orang itu berdengung sekali, "Aku tidak paham kenapa kamu merasa semua itu salahmu, tapi baiklah."

Hangat di ruangan itu semakin memudar, bersamaan dengan lilin yang ia nyalakan sejak petang hari di ujung ruangan.

"Semoga kita bisa bertemu lagi ya, di padang bunga merah muda itu."

Sucrose kembali diam. Mungkin lebih baik ia mencatat semua kejadian yang dialaminya hari itu dan melaporkannya ke Albedo. Sucrose telah melampaui teori relativitas, atau entah apalah ocehan mentornya tadi mengetahui ia telah berbicara dengan sosok yang memiliki wujud dan memengaruhi ruangan.

Sang alkemis muda tak pelak menghela nafas.

Sampai kapan ia akan terus menunggu mereka? [ ]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro