Prolog

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Di sebuah pabrik tak terpakai di daerah kawasan pinggiran Bogor. Beberapa orang berkumpul di dalam. Mereka memakai sebuah topeng bergambar tengkorak untuk menutupi wajah.

"Kita sudah membawa satu orang dari mereka," ucap Pria memakai baju serba hitam.

"Kerja bagus," puji sang Pemimpin kelompok.

"Terima kasih, Ketua." Pria itu menunduk hormat.

Suara langkah kaki mendekat. Seorang Pemuda bertubuh bongsor dan Gadis berambut panjang berjalan memasuki titik area kumpul.

"Maaf, kami telat, Ketua," ujar Gadis menundukan kepala singkat.

Pemuda di sebelah Gadis itu hanya diam. Pandangan mata terlihat kosong dan tubuh kaku.

"Bagaimana hasil nya?" tanya sang Ketua.

"Hmm... sudah 80%," jawab Gadis berambut panjang.

Ketua menyeringai lebar. Pemuda di hadapannya sangat dibutuhkan dalam kelompok walau dengan paksaan. Kemampuan khusus Pemuda itu bisa membantu rencana mereka.

"Baiklah, agenda rapat hari ini selesai.

Kita akan berkumpul lagi saat malam Jum'at tiba."

Ketua menutup rapat dadakan ini. Satu-persatu anggota kelompok terdiri dari enam orang pergi meninggalkan lokasi.

Kini hanya tersisa Ketua dan kedua Pemuda di depannya.

"Kamu... saya perintahkan untuk mengawasi gerak gerik mereka." perintah Ketua diberikan kepada Pemuda bertubuh bongsor.

"Siap, Ketua!" jawabnya lantang.

Pemuda itu sudah kembali sedia kala. Dia pun pergi disusul oleh satu orang lainnya.

"Hahaha... rencana dulu yang sempat tertunda akan menjadi kenyataan."

Suara burung-burung Gagak memekik di setiap sudut pabrik tua. Sosok Ketua menghilang di balik bayangan bulan purnama.

__08__

Ricky dan Fajri sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit Permai. Hari ini rencananya Ricky akan melakukan pengecekan sekaligus belajar terapi berjalan.

Pak Diki, supir pribadi keluarga Zakno bertugas untuk mengantar. Di dalam mobil, Ricky hanya diam menatap pemandangan di luar.

"Bang Iky, kenapa?" tanya Fajri cemas.

Ricky tersenyum tipis menatap Fajri. "Abang teringat sama teman hantu kecil," jawabnya pelan.

Fajri diam tak merespon. Perasaan kesal dengan teman hantu Ricky masih melekat.

"Ji, maafin Abang ya," ucap Ricky menepuk bahu Farji sedikit tegang.

Fajri menghela napas pelan. Dia tersenyum lebar.

"Iya, Bang. Dan Abang Iky nggak boleh minta maaf. Janji!" balas Fajri menjulurkan jari kelingking.

Ricky juga menautkan jari kelingkingnya. Mereka pun tertawa kecil setelah melakukan janji jari kelingking seperti anak kecil.

Dalam perjalanan, mobil yang ditumpangi mereka terhenti. Di luar sedang menunjukkan lampu merah.

Pandangan Ricky teralihkan ke arah luar. Siluet bayangan hitam melintas cepat.

Tubuh Ricky menengang. Perasaan negatif, takut dan cemas saling bersatu di pikiran.

"Bang, ada apa?" tanya Fajri khawatir melihat perubahan Ricky di sebelahnya.

"Gapapa kok, Ji," jawab Ricky tersenyum palsu.

Fajri tahu bahwa Abangnya tengah berbohong padanya. Terlihat dari kedua netra Ricky.

"Semoga hal buruk takkan terjadi."

.
.
.
.
.

{19/10/2021}

Hola! Author kembali dengan membawa cerita baru berjudul "E. I.G.H.T. 3".

Kedelapan Pemuda pemilik kemampuan khusus kembali dihadapkan oleh teka-teki baru.

Bagaimanakah mereka bisa mengatasi misteri baru ini?

Selamat membaca!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro