Bagian 19

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"BUKA!" Gara memukul pintu dengan kasar.

Di dalam ruangan Papanya, Gara dikurung sendirian. Apa yang sebenarnya Papanya rencanakan?

Gara bahkan tidak menyangka Papanya lebih kejam dari apa yang dia tau.

Gara kira, pekerjaannya hanya menjadi seorang pemilik kelab malam saja. Ternyata, lebih daripada itu.

Anak buahnya ... Secara terang-terangan menodongkan pistol pada Elang.

Itu artinya ... Mereka pembunuh bayaran?

Gara mengacak rambutnya. Dia ingin menepis pikirannya. Namun, apa yang dia lihat benar-benar nyata.

Lantas, dia berusaha mencari barang bukti di sekitaran ruangan ini. Elang yakin, dia akan mendapatkan sesuatu.

Dan kemudian ... Elang mendapatkan beberapa lembar foto dan surat perjanjian yang ditandatangani di atas materai.

Di sana tertulis. Jika pihak kedua berhasil menjalankan permintaan pihak pertama dengan baik, maka pihak ke dua akan mendapat uang dengan jumlah 2 milyar. Dan semua yang pihak kedua ingin akan di penuhi oleh pihak pertama.

Ini lelucon! Kejahatan macam apa yang harus ditangani di atas materai seperti ini. Begitu pikir Gara.

Di bawahnya terdapat nama Papanya.  Dan juga ... Yuli.

Siapa Yuli? Pikir Gara.

Di sana terdapat foto Elang, Anggara, dan juga seorang lelaki yang Gara duga Abangnya Elang.

Jadi, yang papanya incar sebenarnya hanyalah Elang dan keluarganya.

Namun, Gara menemukan sebuah kertas yang terlipat. Gara membukanya.

Di sana terdapat foto Maurin. Ada sebuah tulisan. “Buat gadis ini menderita di saat Elang menderita. Itu akan membuat mental Elang semakin tertekan.”

"Semua ini udah direncanakan," gumam Gara.

Gara lantas menyembunyikan barang bukti itu dalam jaketnya. "Gara minta maaf. Gara enggak bermaksud jadi anak durhaka. Gara cuman mau Papa berubah jadi lebih baik." Gara bergumam.

Dia sudah lelah hidup lebih dari kata cukup namun uang yang dia dapat justru uang haram. Sedaridulu, Gara sudah berusaha meminta Papanya untuk menutup kelab ini.

Namun, Papanya menolak. Justru, Kelab ini ternyata hanyalah topeng dari perlakuannya yang lebih dari kata busuk.

Gara menelepon polisi. Dia memberitahu ada keributan di sebuah kelab malam. Cowok itu memberitahu alamatnya.

Dan jika ada kesempatan, Gara akan memberi barang bukti ini pada polisi.

Gara juga mengirim lokasi terkini untuk berjaga-jaga.

Pintu ruangan terbuka. Gara menatap Papanya yang kini sudah berdiri tepat di depan Gara.

"Di mana Elang?" tanya Gara.

"Temen kamu baik-baik aja, Gara."

"Buat sekarang sih baik-baik aja," sambungnya seraya tertawa.

Gara menggelengkan kepalanya. Cowok itu lantas berjalan melewati Papanya. "Sebentar lagi polisi bakal datang. Papa yakin salah satu pengunjung pasti ada yang melapor. Ayo kita pergi," ajak Arya.

"Enggak! Gara enggak bersalah! Papa yang bersalah."

"Kalau kamu masih mau melihat teman kamu di sisa terakhir hidupnya, ikut sama Papa."

Gara lantas terdiam. Elang benar-benar diambang kematian.

Akhirnya, Gara pasrah dan memilih ikut dengan Papanya. Gara berharap, polisi cepat-cepat datang. Atau setidaknya, mereka bisa melacak Gara lewat lokasi yang sudah dia kirim.

Saat melewati ruangan tempat orang bersenang-senang, Gara menatap Helga dan juga seorang lelaki yang entah siapa terkapar di atas lantai dan juga sofa.

"Helga." Gara hendak menghampirinya. Namun, Papanya Gara menarik cowok itu untuk pergi.

"Dia udah mati. Enggak ada gunanya kamu bawa!" desis Arya.

"Sorry, Ga. Polisi bentar lagi datang. Maaf gue enggak bisa tolong lo buat sekarang. Keadaan Elang lebih penting." Gara berkata dalam hati.

Arya menarik Gara sampai ke luar. Kemudian, dia masuk ke dalam mobil.

Siapa sangka, di dalam ada Elang yang diikat. Disampingnya ada Bayu—Anak buah papanya. Itu yang Gara tau. Dia seringkali datang ke rumah.

Gara kira, dia orang baik. Ternyata bukan. Dia malah terlibat atas kasus ini. Dan Gara tidak tahu mengapa bisa Elang mengenal Bayu.

"Apa tujuan lo, Gar?" desis Elang.

"Gue gak tau apapun, Lang."

Elang terbatuk. Darah keluar dari mulutnya tanpa bisa dia cegah karena tangannya terikat.

"Lang? Lo kenapa?"

"Berhenti sok perduli sama gue, bangsat!" Elang menepis Gara dengan bahunya.

Gara memejamkan matanya kuat. Ya, sudah dia duga. Elang pasti akan salah paham.

Padahal, dia sama sekali tak tahu jika ini semu rencana Papanya dan orang bernama Yuli itu.

Gara meraih tisu. Cowok itu membersihkan bibir sahabatnya. Kemudian, dia berbisik. "Yuli, pelakunya Yuli," ujar Gara pelan.

Elang yang awalnya berontak mendadak diam. Cowok itu terpaku atas apa yang dia dengar dari Gara.

Jadi ... Pelakunya adalah Tantenya?

Kenapa?

•••

Di sinilah Elang sekarang. Di sebuah bangunan tua, dengan tubuh yang diikat pada kursi.

Elang menatap tajam pada Papanya Gara yang kini mencengkeram rahangnya dengan keras. "Udah siap mati?"

"Bunuh gue sekarang kalau itu bikin lo puas." Elang mendesis. Bahkan, dia sudah tidak perduli pada sopan santun.

BUGH!

Elang memejamkan matanya kala pipinya dipukul dengan kerasnya. Darah di hidungnya langsung mengalir.

PLAK!

"PA! BERHENTI!" Gara ingin sekali menahan Papanya yang terus menerus melayangkan pukulan pada Elang.

Namun, tubuhnya ditahan. "LEPASIN GUE BANGSAT!" Gara memberontak.

DUGH!

Elang terkapar di atas lantai yang begitu kotor. Kondisinya masih terikat, matanya terpejam bersamaan dengan desisan yang terdengar di bibirnya.

"PA! BANYAK CARA BUAT DAPAT UANG. ENGGAK KAYAK GINI CARANYA!" teriak Gara.

Papanya tak menghiraukan teriakan Gara. Dia masih setia menendang tubuh Elang.

Hatinya sakit. Di depannya sekarang, sahabatnya terkapar dengan mata terpejam. Tubuhnya disiksa tanpa belas kasihan sedikitpun.

"Tolong berhenti." Gara melemah kala melihat Elang yang kini tak lagi bergerak.

Elang diinjak, ditendang, dipukuli.

Gara tak bisa melihat itu. Terlebih, orang yang menyiksa dan disiksa itu sama-sama orang yang berarti di hidupnya.

Tak lama, seorang wanita datang. Gara dibuat diam kala dia bertemu secara langsung dengan wanita itu. "T-Tante?"

Tantenya Elang! Gara ingat betul siapa dia.

Dia berjalan dengan angkuhnya mendekat ke arah Arya. Melingkarkan lengannya pada lengan sang Papa seraya tersenyum lebar. "Berhasil?"

"Seperti yang kamu lihat."

Apa ini? Kenapa Papanya berdekatan dengan wanita itu?

"Pa—"

"Ah, Yuli ... Itu Gara, anakku."

"Gara, ini Yuli ... Calon Mama kamu."

"Dalam mimpi pun, gue enggak sudi punya Ibu pembunuh kayak lo!"

Ah, Gara paham sekarang. Semua yang Papanya lakukan semata-mata bukan hanya karena uang. Tapi karena dia mencintai wanita Iblis ini.

"Mas, anak kamu jahat banget."

"D-dia udah udah punya suami!"

Arya menoleh pada Elang. Rupanya dia masih bertahan. Bahkan, yang Arya lakukan malah tersenyum. "Saya tau."

"Pa!" Gara berteriak lagi.

Gara memejamkan matanya kuat. Apa yang terjadi pada Papanya? Dia sudah tau wanita itu memiliki suami.

Dan dia ... Secara terang-terangan mengatakan bahwa dia calon Ibu tiri Gara?

Yuli mendekat ke arah Elang. Dia berjongkok kemudian mencengkeram rahang Elang dengan keras.

Wajah Elang sudah penuh dengan lebam. Darah mengalir di sekitar mulut dan hidungnya. "A-apa mau Tante?"

"Singkirin kamu."

Elang tak lagi menjawab. Dia memejamkan matanya. Tubuhnya terasa begitu lemas.

"Dengar, Elang. Selama ini ... Nenek kamu lebih perduli sama kamu dan Papa kamu. Tante selalu salah di mata dia. Anak Tante selalu dianggap nakal sama Nenek kamu."

"Kamu pikir Tante akan diem aja, hm?"

Plak!

Mata Elang tak terbuka sedikitpun. Dia hanya meringis kala mendapati tamparan itu. "Dan asal kamu tau, Tante benci sama kamu ... Mama kamu, dan semua keluarga kamu! Pengganggu!"

"Mau denger satu fakta sebelum kamu pergi nyusul keluarga kamu?Tante yang udah bunuh Mama kamu."

Elang masih saja diam.

Elang kecil berlarian ke arah dapur untuk mengambil minum. Namun, saat dia hendak mengambil gelas, yang dia dapatkan justru Mamanya yang terbaring lemah di atas lantai.

Elang kecil menangis. "Mama!" teriak Elang.

Namun, Mamanya sama sekali tak bergerak. Tangan Elang terulur meraih sebuah pecahan gelas yang terdapat sebuah darah.

Di saat itu juga, Haikal datang. Dia mendorong Elang dan menatapnya murka. "PEMBUNUH!" teriak Haikal.

"Abang, bukan Elang."

Haikal terus menerus mendorong Elang agar dia menjauh dari Mamanya. Tak lama, Nenek, Tante, dan juga Anggara datang.

Anggara buru-buru membawa Isterinya ke rumah sakit.

Elang tidak diajak. Neneknya menyuruh Elang untuk diam di rumah.

Semenjak saat itu, Elang dijauhi.

Namun, sore harinya Anggara kembali. Dia memeluk Elang dan mengatakan bahwa Ibunya telah tiada.

Di saat itu juga, Anggara selalu ada untuk Elang. Dia selalu berkata padanya, bahwa itu bukan salah Elang.

Anggara percaya padanya. Bahkan, Anggara memilih untuk pergi meninggalkan rumah itu dan membeli rumah untuk dirinya, Elang, dan juga Haikal.

"Pembunuh," desis Elang.

Plak!

"Kamu pikir karena siapa saya jadi kayak gitu?"

Bayu sedaritadi hanya diam mematung. Cowok itu menunduk. Dia benar-benar jahat sudah berada di pihak Arya.

Niat awalnya hanya untuk menyelamatkan adiknya dari ancaman Arya.

Namun, yang terjadi malah seperti ini. Teman barunya ... Terkapar dan terus menerus disiksa dengan kondisi yang sudah benar-benar mustahil untuk bertahan.

"JANGAN BERGERAK!"

Orang-orang yang berada di gedung tua ini mengangkat tangan mereka bersamaan.

Banyak anggota polisi yang menodongkan pistol mereka.

Gara tak lagi ditahan. Cowok itu berlari ke arah Elang dan melepaskan ikatannya.

"Apa yang lo mau, Gar?" tanya Elang pelan.

"Bertahan, Lang. Gue bawa lo ke rumah sakit sekarang. Lo kuat, kan?"

Para polisi sudah menangkap semua orang termasuk Yuli, Bayu, dan juga Papanya.

Mereka kalah jumlah.

"Saudara Gara?"

"Iya. Saya yang melapor, Pak." Gara menatap polisi itu.

"Bisa ikut saya kekantor?"

"Sebelumnya, saya mau bawa temen saya ke rumah sakit dulu, Pak."

Polisi itu membantu Gara membawa Elang.

Dan yang bisa Gara harapkan saat ini adalah ... Elang bisa bertahan. Setidaknya untuk dirinya sendiri.

TBC

Dah terbongkar

Terimakasih untuk teman-teman yang udah meninggalkan jejak baik komen maupun vote untuk cerita gaje ini 😭♥️

Komen dan vote kalian benar-benar berharga buat akuu

Jangan lupa rekomendasiin cerita ini juga ya, terimakasih ♥️♥️♥️

Kesan setelah baca part ini?

Ada yang ingin disampaikan untuk Elang

Tantenya Elang

Gara

Bayu

Spam next di sini

See you!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro