XVIII. | Persimpangan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hari di Rumah Pohon dimulai cukup pagi, walau mereka yang terbiasa bangun pagi membiarkan pemilik rumah untuk bangun terlebih dahulu sebelum mereka menggunakan dapur, memulai aktivitas lainnya, atau bertanya seputar Rumah Pohon.

Sama seperti mereka, Kelompok Belajar Avalon sudah punya jadwal sendiri untuk membagi-bagi waktu mereka antara bersih-bersih, berbelanja, masak, dan lain-lain. Pagi itu yang memasak giliran Nadia, sementara Celia kebagian bersih-bersih, Sharon yang menemani para anggota skuadron Glacialis yang tidak membantu masak atau membantu Celia.

Fiore menatap Sharon yang tengah mengerjakan sesuatu di meja utama itu, meja yang merangkap sebagai meja makan, meja belajar, intinya meja serbaguna. Alicia ditarik Karen untuk membantu Celia, sementara Val memasak dengan Nadia. Val si tipe serius bertemu dengan Nadia yang tampak tidak mau kalah serius, mereka pun memasak dengan intens.

"Kepala skuadron itu apa, sih? Mirip dengan Nadia pada kami?" imbuh Sharon, Fiore melipat tangannya di atas meja.

"Kurang lebih, ya," Fiore mengangguk. "Kami dulu sekelas berdua belas. Lena-lah yang jadi ketua kelas kami."

"Dia ketua kelas kalian? Cocok banget." Sharon terkekeh.

"Yah, kami sekelas sangat berhutang budi pada ketua kami. Lena sangat bisa diandalkan."

"Alba, sarapanmu nggak akan aku lebihkan kalau kamu muji-muji," pungkas Val dari balik dapur. Fiore tersenyum saja.

"Kayak apa kelasmu?" Sharon bertanya dengan antusias, masih sambil terus menulis.

Fiore menceritakan garis besar apa yang mereka lalui sebagai Kelas Sembilan. Apel pagi dilanjutkan latihan lapangan, kelas dengan mata pelajaran umum dan khusus kemiliteran, lalu latihan di siang menuju sore, juga kegiatan-kegiatan lain yang umumnya sudah sesuai kurikulum yang tidak pernah berubah.

"Hee, hebat hebat," pena bulu Sharon berhenti sejenak, dia mencelup tinta di bak sebelum kembali menulis lagi. "Aku nggak kebayang pendidikan militer itu seperti apa sampai kalian itu seperti ... sangat teratur? Kalau pendidikan sihir di sini cenderung bebas."

"Bebas?" tanya Fiore balik.

"Memang ada kredit kelulusan yang harus dicapai, tapi semua siswa berhak mengambil kelas pilihan apa saja sesuai kemampuan mereka," Sharon menjelaskan. "Kayak aku, kebetulan ada beasiswa. Aku jadi ambil banyak kelas aja, mumpung!"

Fiore memerhatikan apa yang tengah dicatat Sharon. Sepertinya sebuah perkamen berisi tugas kelas dengan topik ... sayangnya Fiore kurang bisa membacanya dari tempatnya duduk. Dia pun sekedar meneruskan pembicaraan. "Beasiswa ini seperti, seluruh biaya ditanggung oleh Cosmo Ostina?"

"Benar, dan tergantung dari penilaian bulanan, ada juga uang saku. Kita juga boleh ambil kerja sambilan untuk dapat uang lebihan,"

"Wow, terlihat menarik." Fiore mengangguk. "Kalau sekolah militer kami cenderung all-in-one mungkin ya istilahnya, pokoknya ditanggung pemerintah, kemudian disalurkan untuk wajib militer. Setelah itu barulah terserah bila kita ingin melanjutkan karir di kemiliteran atau tidak."

Sharon tampak kagum, "Semuda kalian aja udah penetapan kerjaan. Gila."

Fiore menggaruk pipinya. Karena ini adalah lumrah di Angia, begitu datang ke tempat lain orang berkata berbeda, Fiore kebingungan menanggapinya. Sepertinya bukan hal lumrah bagi mereka memikirkan pekerjaan. Apa ini yang dinamakan romantisasi?

"Sharon sendiri juga seperti sudah banyak bekerja," Fiore melempar topik. Sharon menaikkan kedua alisnya, terlihat terkejut Fiore mengatakan hal itu.

"Yah, begitulah kalau hidup luntang-lantung." Sharon menaikkan bahu. Fiore tidak bertanya lagi mengenai topik itu dan menyimpulkan bahwa ini bukanlah topik pembicaraan yang baik di pagi hari.

"Soal Turnamen Sihir, sebenarnya acara apa ini?" Fiore mengalihkan pembicaraan.

"Ah iya, kami belum sempat menjelaskan lebih detail ke kalian ya," Sharon menurunkan pena bulunya. Dengan sekali hentakan tongkat sihir, dia mengikat perkamen yang tadi dia tulis dan merapikannya di meja lain, berikut pena dan botol tintanya. "Turnamen Sihir ini seperti festival yang diadakan dua tahun sekali di Cosmo Ostina."

"Festival ... tapi Turnamen?" sang kepala skuadron mencoba tetap tersenyum. Siapa juga yang ngide untuk merayakan sesuatu sambil berantem?

Sharon menyeringai saja, dia menjelaskan soal Turnamen Sihir dengan menggebu.

Turnamen Sihir adalah festival dua tahunan yang dilaksanakan di Cosmo Ostina di awal tahun atau di akhir tahun. Biasanya pelaksanaan turnamen ini bergantung pada kalender akademik, atau ketika pihak Cosmo Ostina hendak merayakan hari jadi Cosmo Ostina dengan menyelenggarakan Turnamen Akbar. Turnamen ini bukan sekedar bertarung di arena antar peserta, tetapi juga wadah untuk mahasiswa berkarya, seperti membuka kedai atau menyelenggarakan pameran.

Hari ini, hari pembukaan Turnamen Sihir, biasanya akan diumumkan format pertarungan arena dan daerah mana saja di Cosmo Ostina yang akan dibuka ke umum. Biasanya, acara utama dan pertarungan semifinal yang ditunjukkan ke muka umum, jadi untuk acara awal di hari ini hanya akan berlaku untuk internal Cosmo Ostina saja dulu. Setelah segala peraturan disepakati dan Turnamen Sihir dibuka, barulah mereka mengumumkan ini ke khalayak luar, dan esok harinya Cosmo Ostina dibuka untuk umum.

Tidak sembarang nama bisa ikut dalam turnamen. Nama atau Kelompok Belajar yang mendaftar akan dipilih acak oleh 'sistem'.

"Di lingkungan Cosmo Ostina itu sering sekali ada duel antar mahasiswa. Duelnya bukan untuk melukai, kok, biasanya ini bermaksud melatih atau mengasah kemampuan satu sama lain." Sharon menjelaskan sedikit juga soal peraturan khusus dan 'bola sihir' yang mengawasi bila ada siswa yang ingin berduel. "Turnamen ini bisa dibilang ... ah, soal prestige? Begitulah."

"Jiwa kompetitifnya hebat sekali," Fiore hanya bisa menerawang, membayangkan kompleks dengan penyihir yang terpusat itu saling berlomba satu sama lain untuk segala macam pencapaian. "Kalian nggak ikut?"

"Tahun ini Nadia bilang nggak, sih," jawab Sharon. "Paling karena dia dan Celia sudah kebanyakan undangan duel–"

"Aku dengar itu, Sharon." Nadia mencibir. Dia dan Val sudah menuju meja dari arah dapur.

Mereka berdua datang dengan dua piring yang berisi tumpukan tinggi pancake dan telur, berikut dengan madu botol dan setoples mentega. Kacamata Val terlihat sedikit berembun hingga putih.

"... Nadia, kita bukan mau nguli, lho?" cengir Sharon yang melihat wajah Nadia memerah setelah menaruh piring di tangannya ke meja. Val sekedar tersenyum sambil mengelap kacamatanya.

"Maafkan saya, kayaknya saya terlalu fokus bikin pancake terus Nadia ikutan ..." ucap Val.

"Ah, nggak, nggak! Lena nggak salah apa-apa." Nadia menoleh ke arah pintu sebelah utara ruangan itu, tempat Celia dan dua yang lain tadi pergi untuk bersih-bersih. Nadia tidak menyahut dengan lantang, sekedar sedikit membesarkan suaranya saja. "Celia! Sarapan!"

"Eh, kedengaran sampai sejauh itu?" Fiore mengerjap.

Tidak lama kemudian, wanita berambut pirang menyembulkan kepalanya di dekat daun pintu. "Sebentaaaar~"

Nadia menunjuk dengan bangga, "Tuh."

Val menoleh ke arah Nadia, "Soal duel, apa tadi kata Sharon soal kamu dan Celia diundang duel?"

"Ah, ampun. Haruskah aku menjelaskan? Gara-gara Sharon, nih." Nadia manyun. "Iya, kami ... kurang lebih banyak menerima ajakan dan undangan untuk duel antar mahasiswa. Celia biasanya yang dapat lebih banyak, sih. Murid kesayangan Miss Nadir soalnya."

Fiore seperti menangkap nada lain saat Nadia menyebutkan hal itu, sesuatu yang tidak biasa. Perasaan ... iri? Atau perasaan lain, Fiore tidak terlalu paham. Saat Nadia menjawab pertanyaan Val soal duel, Nadia kembali ceria. Fiore menganggap itu hanya firasatnya saja.



Mereka datang kembali ke Cosmo Ostina melalui portal yang kemarin mengantar mereka dari kompleks pendidikan itu ke Hutan Penyihir. Lagi, begitu mereka menjejakkan kaki di lahan sekolah, kerumunan mahasiswa tampak ramai sekali menuju ke satu titik.

Baik Celia, Nadia, dan Sharon menanggapi ini dengan keheranan, seakan ini bukan hal yang biasa terjadi di Cosmo Ostina ketika Turnamen Sihir. Mereka berempat mengikuti Celia, Nadia, dan Sharon yang membelah keramaian menuju ke sumbernya: gedung kemahasiswaan.

Di depan papan pengumuman telah terlibat sengit antara kepala kemahasiswaan Marcus dengan beberapa kelompok yang Fiore simpulkan sebagai Kelompok Belajar lain di sana.

"Kami tidak bisa menerima ini, Miss Marcus! Bagaimana bisa orang luar, tidak positif sihir, pula, menjadi asisten pengajar bagi murid-murid Profesor Nadir!?" ungkap salah satu mahasiswa yang berang.

"Waduh, beritanya sudah sampai saja ke telinga kalian—saya akan menjelaskan—"

"Adakan Duel Harga Diri bersamaan dengan Turnamen!" tuntut mereka yang bersuara lebih keras.

"Jangan mau ada yang tidak positif sihir seenaknya! Memang siapa mereka!?"

Bila biasanya Fiore melihat Karen geram masih bisa dikontrolnya, saat dia melihat Nadia begitu marah, dengan ekspresi dingin tidak bersahabat, dia segera meminta orang-orang di dekat mereka minggir untuk memberi jalan dia ke arah Nona Marcus. Celia dan Sharon tergesa-gesa mengikuti Nadia yang menatap nyalang mereka yang meminta Duel Harga Diri di hadapan mahasiswa dan kepala mahasiswa itu sendiri.

"Apa-apaan ini? Kenapa kalian menganggap orang luar seperti bukan manusia?" sahut Nadia. Celia dan Sharon berusaha menghentikan Nadia, tapi Nadia meminta mereka untuk diam dengan sekali tatapan tajam. "Ada alasan khusus mereka di sini, mereka adalah tamu, mereka tidak ada maksud untuk mencoreng nama Cosmo Ostina."

Karen mendorong Fiore agar mereka berempat menuju ke arah tepi, menjauh dari kerumunan yang mulai terpancing emosinya. Fiore segera ingin menyusul Nadia, tapi Karen menahan lengannya, meminta Fiore menunggu sejenak sebelum pihak yang berseberangan dengan Nadia mengutarakan suaranya.

Miss Marcus tampak kewalahan, tapi beliau dapat menengahi agar Nadia atau pihak yang meminta 'Duel Harga Diri' atau mereka yang kecewa karena perlakuan emas skuadron Glacialis tidak langsung berseteru.

"Kamu sendiri paham kalau penyihir yang berhak di sini. Kalau mereka tamu, seharusnya mereka mendatangkan penyihir untuk menjadi asisten mahasiswa sihir. Namanya tidak adil kalau semua bisa masuk seenaknya ke Cosmo Ostina, dekat dengan Profesor Nadir, pula."

Mereka yang menumpahkan kekecewaannya semakin menjadi, Nadia memandang mereka tanpa gentar. Fiore yang tadinya menahan diri pun akhirnya maju, meminta Val, Karen, dan Alicia untuk tetap di posisi mereka. Fiore melirik ke arah masing-masing anggota skuadronnya sekali, mereka tampak paham apa yang akan Fiore lakukan.

Lain soal kalau mereka sekedar mencibir dari belakang atau mencemooh mereka. Anggota Kelompok Belajar Avalon sudah pasang badan untuk membela mereka, dan mereka bertiga sudah dengan baik sekali menerima mereka di Aira, walau mereka baru mengenal kurang lebih satu hari. Mereka juga yang mengingatkan Fiore untuk berhati-hati karena Cosmo Ostina tidaklah terbuka bagi khalayak mereka.

Kalau pembuktian akan membuat mereka bungkam—pembuktian-lah yang akan mereka dapatkan. Mereka di sini bukan untuk menerima caci-maki. Mereka di sini mengemban misi. Mereka di sini ingin mencari sebuah jawaban.

Kalau dibutuhkan sedikit pengorbanan untuk mencapai itu, kalau dibutuhkan sesuatu untuk mereka mendapat sedikit 'pengakuan' dari mereka yang hanya melihat sihir, mereka tidak akan kabur.

"Kalau dari pihak kami bersedia untuk melakukan Duel Harga Diri, apa ini artinya tidak ada yang akan mempertanyakan kredibilitas kami lagi?" sahut Fiore, berdiri di samping Nadia.

Nadia dan Miss Marcus membelalakkan mata. Beberapa orang memandang sosok Fiore seperti dia hina, tapi ada juga dari mereka yang mulai mundur, mungkin tidak menyangka Fiore akan menanggapi mereka serius. Seorang yang memimpin kelompok mereka - yang menantang mereka untuk ini, menaikkan dagunya.

"Tunjukkan kalau kalian mampu." ucapnya lantang. Fiore menanggapi dengan tenang, membungkuk tanda hormat.

"Kami akan membuktikannya."

Miss Marcus yang semula pucat kini semakin berkeringat saja. Beliau meminta kerumunan yang menolak keberadaan skuadron Glacialis untuk mundur, sementara Fiore tetap di posisinya, berdiri dalam posisi istirahat layaknya prajurit yang tengah menerima mandat. Nadia yang berdiri di sampingnya menatap Fiore tidak percaya.

"Dengan demikian, saya sebagai saksi," Miss Marcus mendecak. "Kami akan melaksanakan Duel Harga Diri antara skuadron Glacialis Angia dengan Kelompok Belajar Avalon sebagai bagian dari Turnamen Sihir tahun ini."


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro