June 6Th 2023

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sub-Genre : Teenfic

*****

Semenjak Lake menunjukkan dirinya, suasana di gedung Departemen Penelitian Ilmiah terasa menyenangkan. Siapa sangka Lake pandai berbaur. Adaptasi anak itu bisa dikatakan mengagumkan.

Meski mereka tidak mengerti bahasa Lake, dengan bantuan Aquatic, para ilmuwan bisa 'berkomunikasi' dengan Lake. Mereka gemas merujuk perawakan dan tampang Lake amat menggemaskan.

Jadi begini wujud pangeran dari dunia lain. Begitulah rata-rata isi hati mereka.

Termasuk Marybel dan Henriate.

Marybel makin sering bermain ke sana, membawa sekantong komik dan novel bertema anak sekolahan yang mencari jati diri, persahabatan, pendidikan, lalu...

"Cinta? Apa itu cinta, Tante Marybel?" tanya Aquatic, mengerjap bingung. Lake di akuarium juga sama herannya.

Marybel mengulum senyum. "Cinta itu—"

"Cinta itu adalah kesalahan pada sistem saraf manusia alias penyakit mental," potong Henriate, berkomentar dengan nada lurus, menyesap kuah di mangkok.

Bonk! Satu jitakan mendarat di kepala Henriate. Hadiah penuh kasih sayang dari Marybel yang menatapnya malas. Bisa-bisanya dia bilang hal menyedihkan seperti itu di hadapan dua anak kecil.

"Kau kenapa sih?!" Henriate melotot.

"Kau yang kenapa. Apa kau masih saja menonton anime? Sudahlah! Anime itu menyesatkan. Ilmuwan macam kau ini."

"Apa?! Heh! Tarik kembali perkataanmu, Mary! Beraninya kau menghina anime?! Tidak ada yang lebih baik dari anime! Dia selalu menemaniku kala aku lembur!"

Marybel melambaikan tangan, tidak mempedulikan omong kosong Henriate yang mengomel tontonannya dikritik.

"Aku sendiri tidak begitu mengerti apa arti cinta. Di saat kau merasa kau tak ingin berpisah dengan seseorang, di saat kau merasa kau hanya ingin bersamanya sehingga kau mau menghentikan waktu, di saat jantungmu berdebar-debar dengan sosok istimewa di hatimu, hmm, mungkin itu definisi cinta? Sejujurnya ada banyak pengertian cinta bagi orang. Itu tergantung sudut pandang kita saja."

Bah. Marybel sekarang menjelaskan apa sih ke anak-anak. Dia lagi mendongeng?

"Kalau begitu Lake menyukai Aqua dong?? Soalnya Lake selalu ingin bersama Aqua. Lake tidak mau berpisah dengan Aqua," kata Lake, tersenyum pada Aquatic.

"A-Aqua juga suka pada Lake kok!"

Di situlah Marybel manyun. Anak-anak itu... bilang suka-sukaan di umur piyik. Seharusnya Marybel tidak membawa bacaan bergenre romansa ke hadapan bocah kemarin sore! Ini kesalahannya.

"Tante Mary!" Aqua menarik pelan ujung lengan baju Marybel. "Ini tanda apa?"

Aquatic menunjuk simbol tiga buah cinta saling menyatu. Sebenarnya Lake yang penasaran dan Aquatic membantu menerjemahkan maksudnya ke Marybel.

"Ah... ini disebut lambang triangle love. Ada seorang psikolog bernama Roberto Sternberg mengemukakan teori cinta yang membahas tiga komponen utama dalam cinta yaitu keintiman, gairah, dan komitmen, supaya kita tahu jenis cinta yang kita jalani. Tapi itu menurut teori ilmuwan. Menurut pandangan warga dan sosial berbeda lagi. Triangle love dapat juga diartikan sebagai cinta segitiga."

"Apa itu cinta segitiga?" tanya mereka.

"Misalnya begini," Marybel menunjuk Aquatic. "Lake menyukai Aquatic, tapi Tante juga suka Aquatic. Tante ingin Aquatic jadi milik Tante saja. Itu dia—"

Nguuong~ Tiba-tiba terdengar suara aungan paus. Dinding akuarium bergetar membuat air di dalamnya bergoyang. Ilmuwan-ilmuwan yang memelototi layar besar, mencicit melihat statistik air laut mengalami pelonjakan. Ada apa ini?!

Marybel pelakunya! Dia menelan ludah melihat Lake menatapnya tajam. A-apa anak itu kesal sebab Marybel mengklaim Aquatic miliknya? Sudah tercium! Cikal bakal pria posesif. Padahal masih kecil.

"J-jangan marah. Tante Marybel hanya bercanda." Aquatic menenangkan Lake. "Kan Lake tahu, Aqua hanya suka sama Lake. Aqua tak suka Tante Mary kok."

Kalau dikatakan terang-terangan begitu, lumayan menyesakkan juga ya.

Melihat Aquatic dan Lake mengingatkan Marybel pada keponakannya, Canaya.

Canaya bercerita kalau dia tengah menyukai seseorang namun sahabatnya juga menyukai cowok yang dia taksir. Marybel yang payah urusan percintaan, justru meminta Canaya untuk mundur dan biarkan sahabatnya yang menang.

Kini Marybel mengerti, yang namanya cinta, tak boleh mengalah walau dengan sahabat sendiri. Dia harus berjuang.

Marybel harus bicara dengan Canaya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro