Chp 104. Kebohongan Adalah Senjata

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hari sabtu, akhirnya episode sembilan yang ditunda dua hari rilis juga.

Entah kenapa aku merasa ini semua menjadi membosankan. Aku kehilangan minatku, menonton tidak semangat.

Tim editor tidak memasukkan sesi hiburan di episode ini (mungkin di episode berikutnya). Mereka fokus memberikan evil editing pada Daejung dan Hangang, lalu menekankan Maehwa adalah korban.

[Peserta Han Maehwa menyemangati rekan timnya yang tertekan! Persahabatan dua pemuda yang menyegarkan.]

[Han Maehwa: Yang mereka lihat adalah hasil bukanlah proses, Jinyoung. Jangan mengeluh dengan jalan yang kau pilih. Tidak ada jalan masa depan terbentang tanpa duri. Sebuah mimpi takkan menjadi kenyataan melalui sihir. Itu membutuhkan keringat, tekad, dedikasi, dan kerja keras. Berhasil sejauh ini saja kau sudah hebat.]

- Itu benar. Dia mengatakan hal realistis. Di dunia ini, yang terpenting adalah hasil.

- Bisa-bisanya aku sempat menghina cowok sebaik ini dan membela seorang sampah. Maehwa, kau lah malaikat aslinya!!!

- Dia seorang Leader yang cakap.

- Biarkan aku bergabung dengan kalian, Geng Wintermoon! Aku menyukainya :(

Kondisi berbalik begini seharusnya patut dirayakan, tapi aku sudah terlalu malas melihat cara kru produksi mengedit bagian Daejung dan Hangang. Seolah aku layak untuk dikasihani Interstellar.

[Park Daejung: Maaf, aku tidak sengaja, Maehwa. Di sini tidak ada cermin.]

- Sepertinya matanya diciptakan untuk dijadikan aksesoris doang :)

- Mending kau donorkan saja matamu.

— Sial, benturannya keras sekali. Aku saja merinding mendengarnya. Bagaimana Maehwa yang merasakannya langsung?

- Peluk Maehwa erat-erat :(

[Malamnya di ruang jurnal, peserta Han Maehwa meminta konsultasi pada dokter kenalannya. Dia terlihat sangat lelah...]

[Han Maehwa: Aku kesakitan karena koreo timku sangat sulit dan membutuhkan tenaga yang banyak. Dadaku terasa sesak. Apa kau tahu di mana salahnya?]

- Pasti karena si setan Daejung! Sialan itu, kuharap dia masuk penjara!

- Sial, aku menangis menonton episode ini. Maehwa benar-benar tersiksa dan dia tidak bisa meminta bantuan siapa pun.

- Apakah Daejung iblis yang menyamar?

Semakin aku menontonnya, semakin dongkol hatiku. Aku benci dikasihani. Apa yang dipikirkan editor? Apa mereka pikir aku akan senang dijadikan pihak paling tersakiti di sini? Atau jangan-jangan suntingan ini adalah bentuk penyesalan mereka karena mendukung pengusiranku.

Aku mematikan ponsel, tidak mau menontonnya lagi. Mending main game.

Syuting berikutnya baru besok, sekaligus pengumuman peringkat dan eliminasi. Syukur Daejung dan Hangang dikeluarkan. Tapi bagaimana dengan peringkatku? Vote yang kuperoleh sangat sedikit di kompetensi sebelumnya. Sulit bertahan.

[Saya yakin anda akan bertahan walau ranking anda menurun drastis.]

"Aku juga berpikir demikian."

Maka dari itu aku harus menaiki poinku di kompetensi berikutnya.

"Hei, Danyi, apa kau punya contekan?"

[Jika spekulasi saya tidak salah, seharusnya tinggal Evaluasi Konsep, Evaluasi Produksi, dan terakhir Evaluasi Debut. Tapi saya tidak tahu mana yang akan mereka majukan. Misi Konsep atau Misi Produksi dulu. Antara dua ini.]

Aku tidak mengerti ketiga misinya! Apaan Evaluasi Konsep? Apaan Evaluasi Produksi? Kami disuruh bikin lagu begitu?

TENG NONG! TENG NONG!

Aku menoleh masam ke pintu. Ck, siapa lagi yang datang kali ini? Aku sudah capek membuang semua hadiah tak berguna (permintaan maaf Interstellar yang sudah tahu di mana aku tinggal).

Yah, sebenarnya aku memberikannya ke Danyi. Lumayan untuk dimakan. Begitu katanya. Kan mubazir dibuang.

Dengan langkah malas, aku menyeret kaki untuk membuka pintu. Kejutan.

"Kim Dong-Moon?"

Oke. Sepertinya pria ini ingin tabung kesabaranku meledak dan menghajarnya. Padahal aku sudah mengingatkannya tadi malam. Apa dia tidak punya harga diri? Akan langsung kutendang dia jika dia mengatakan omong kosong lagi.

"Dengarkan aku, tolong dengarkan aku sebentar saja! Dua menit sudah cukup!"

"Baik, dua menit. Bicaralah."

Dong-Moon melangkah masuk, merogoh saku. "Ini soal Daejung dan Hangang, mereka... mereka akan... melakukan..."

Aku mengernyit. "Bicara yang jelas—"

Jleb!! Dong-Moon menyuntikku, mengambil darahku dengan cepat lantas mendorongku saat aku merasa kesemutan.

"Tunggu, brengsek! Apa yang baru saja kau lakukan?!" Aku berusaha mengejarnya, namun Dong-Moon tidak datang sendiri. Temannya telah menunggu di bawah, langsung tancap gas setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Siapa itu? Hangang atau Daejung? Aku tidak bisa melihat wajahnya karena helm. Pertanyaan besarnya adalah...

Mau apa Dong-Moon dengan darahku?

[Saya punya firasat jelek.]

"Bukan kau saja yang merasakan itu." Aku mengusap lenganku yang ngilu. Sial, rasanya sakit. Sekali lagi aku bertemu dengannya, aku pasti akan meninjunya.

[Tempat ini tidak aman lagi buat anda. Sebaiknya anda mencari rumah baru.]

"Sudah kepalang tanggung, Danyi. Tinggal tiga evaluasi lagi. Aku akan bertahan di sini sampai hari debut tiba."

Aku mengunci pintu. Nanti malam aku harus minta bantuan penjaga untuk memasang door viewer (lubang intip).

[Saya melihat buku perencanaan GM beberapa hari lalu. Sebenarnya GM sudah merancang sesuatu untuk anda.]

"Rancangan apa?"

[Anda tidak harus debut di program Star Peak. Apa anda masih ingat quest disuruh jalan-jalan ke Hongdae?]

Aku mengangguk. "Kenapa memang?"

[Anda ingat ILO dari Blue Jelly Ent? GM berencana membuat anda debut di BJE jika gagal di Star Peak. Saya kagum dengan langkah yang dibuat GM.]

ILO, tiga trainee dari agensi baru yang belum mempunyai apa-apa. Bagaimana cara mengangkat agensi yang baru menetas menjadi terpandang? Berbagai quest tak masuk akal akan menghujaniku.

Aku menggelengkan kepala. Apa pun yang terjadi, jangan sampai aku gagal di Star Peak. Aku tidak mau mengulang lagi. Dan aku ragu, quest utama berakhir jika aku berhasil debut. Pasti akan ada lanjutannya.

Aku memikirkannya sepanjang malam sampai matahari merangkak ke langit. Aku tidak bisa terus memanfaatkan sistem.

Danyi mungkin meningkatkan kemampuan dasarku dalam bernyanyi dan menari, tapi urusan perkembangan, semuanya kembali padaku. Apalagi mendapatkan poin stat saat ini sudah sangat susah.

Aku harus berkreasi sendiri.

[Ini dia! Ramuan Penyembuh Super. Jangan katakan jika anda akan berangkat ke asrama Scarlett dengan luka di sekujur tubuh. Tubuh anda mahal lho.]

Aku menerimanya, mengernyit. "Tapi aku mendapatkan luka-luka ini dua tiga hari lalu. Apa tanggapan mereka kalau melihat semua lukaku sudah sembuh?"

[Itu berarti pengobatan Player Cheon Dain manjur. Promosikan rekan anda.]

"Tidak buruk (idenya)."

Kemarin akan menjadi hari terakhir aku menangis. Kemarin adalah hari terakhirku bersikap emosional. Mulai sekarang, aku akan menganggap berada di panggung drama dimana aku hanya harus menunjukkan apa yang diinginkan penonton. 

Kebohongan adalah senjata.
Dunia adalah panggung.

Aku akan menjadi 'bintang' pembohong yang mengendalikan panggungnya. Ayo kita nikmati pertunjukan ini.

Itulah yang kukatakan. Tidak sebelum Jun-oh mengusulkan sebuah ide laknat. Sungguh sial satu tim lagi dengannya.

"Sudah saatnya kita memakai konsep seksi!"


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro