Chp 108. Evaluasi Konsep (1)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Di setiap akhir episode, Yihyun selalu memberitahu pengumuman untuk penonton. Maka dari itu Maehwa melompati video dan menonton menit-menit terakhirnya saja.

[Interstellar terhormat, pilihan anda yang lalu akan di-reset. Di situs resmi Star Peak, anda dapat memilih satu trainee sekali sehari. Berikan voting untuk lelaki pilihanmu. Misi berikutnya adalah misi untuk mengasah kemampuan para trainee ke tingkat maksimal dengan membawakan lagu-lagu orisinil mahakarya produser terkenal.]

Ternyata mereka mendahulukan Evaluasi Konsep toh. Kalau begitu Evaluasi Produksi akan menjadi misi selanjutnya. Maehwa lanjut menonton. Dia di dalam bus saat ini.

[Interstellar terhormat, pada misi kali ini, kalian yang akan menentukan panggung impian masing-masing peserta pelatihan. Interstellar dapat melakukan pencocokan suara. Dengarkan pratinjau lagunya, putuskan konsep lagu yang paling cocok untuk lelaki pilihan anda, dan kirim ke tautan resmi TSP.]

Pembentukan tim pada evaluasi ini diorganisir dengan cara unik. Pemirsa yang menyortir setiap anggota. Maehwa tidak bisa menolak kemungkinan dia akan bertemu dengan beberapa kenalannya yang merepotkan.

Dan semoga itu bukan Jun-oh. Entah kenapa Maehwa punya firasat jelek kalau sampai satu tim dengan bocah itu.

Tapi, kemungkinan itu terjadi sangat minim mengingat rendahnya peringkat Maehwa. Paling dia bertemu dengan orang baru merujuk semua kenalannya dari misi grup pertama dan kedua telah dieliminasi.

Termasuk, Ahn Jiho dan Byun Yihwan yang gugur empat hari lalu. Sangat disayangkan.

Mau bagaimana lagi? Ada banyak trainee yang potensinya lebih besar daripada mereka. Maehwa sendiri nyaris tereliminasi. Dia bertahan karena beruntung. Semakin sedikit trainee tersisa, semakin sulit mempertahankan peluang untuk debut.

'Aku diambang kematian. Aku harus cepat-cepat menaikkan statistikku.'

Misi rahasia yang diberikan sistem adalah jawabannya. Rencananya Maehwa hendak fokus menaikkan level vokalnya yang standar. Tetapi, sejak meninggalkan rumah sakit...

[Admin meninggalkan kontrol.]

Maehwa mendengus. Lihat, saat dibutuhkan Danyi malah tidak ada. Dia berdecak pelan, menelusuri nama 'Song Ina' di internet, lalu mengumpat seperkian detik kemudian.

Tidak ada baterai! Baterainya terkuras hanya karena menonton streaming?! Sungguh hape spek kentang! Seharusnya Maehwa membawa ponsel pemberian Ah Ram. Tapi dia tidak mau dicap orang kaya punya dua hape. Itu bisa memicu permasalahan baru.

Bus pun tiba di pemberhentian.

***

"Astaga! Kau trainee yang terluka oleh peserta gila itu, kan?? Apa kau sudah pulih sepenuhnya? Jangan memaksakan diri, oke?"

"Yang semangat ya, Nak. Beberapa manusia memang seperti itu. Saat ada sesuatu yang tidak berjalan sesuai kemauannya, dia akan bertindak di luar moral. Jika kau merasa tidak sehat, pergilah ke ruang medis, oke?"

Maehwa membungkuk berterima kasih pada tim produksi yang ramah. Mereka bahkan membukakan pintu auditorium untuk Maehwa, bilang bahwa dia tidak telat. Syutingnya hari ini baru akan dimulai 5 menit lagi.

Baru masuk lima langkah...

"KAK MAEHWA!" Teriakan Jinyoung dan Do Woo menusuk gendang telinga Maehwa. Mereka berdua, tidak, bertiga ditambah Kangsan yang malu-malu, hendak memeluk Maehwa namun dicegah oleh Jun-oh.

Jun-oh bersedekap. "Kalian lupa Maehwa habis tertusuk? Dia masih belum sehat! Bagaimana kalau lukanya terbuka?"

Ketiganya saling tatap. Benar juga.

Hmm? Maehwa memperhatikan suasana antara Jinyoung dan Kangsan yang sudah tidak awkward lagi. Sepertinya hubungan mereka kembali normal. Dua bocah itu perang canggung saat kontroversi Jinyoung.

Maehwa memaklumi sikap jujur Kangsan. Ini adalah acara survival. Sudah sewajarnya menghindari peserta yang memiliki skandal jika tidak mau terbawa. Itu tindakan realistis.

Daripada muka dua, sok peduli namun sebenarnya senang saingannya berkurang. Itu terbukti dari para trainee yang biasa-biasa saja ketika Maehwa melangkah masuk seakan tidak ada yang terjadi. Selagi bukan kenalan mereka, untuk apa sok baik?

Orang tulus itu sangat langka.

"M-Maehwa, lukamu sungguh tidak apa?" tanya Ah Ram menatap khawatir. "K-kau tidak harus memaksakan diri untuk hadir."

Geonwoo mengangguk setuju. Bagaimanapun, tidak mungkin Maehwa bisa pulih dalam empat hari setelah ditikam. Apalagi mereka akan menari! Perutnya pasti akan kesakitan jika bergerak terlalu banyak.

"Aku baik-baik saja. Sebenarnya aku cukup percaya diri dengan pemulihanku," ucap Maehwa menepuk-nepuk perut, menggigit bibir. Sial! Sakit sekali! Dia lupa, obat Dain bekerja secara bertahap bukan instan.

Jun-oh menangkap pergerakan ganjil Maehwa yang meringis. "Yakin tak apa?"

"Aku hanya mau duduk secepatnya."

Do Woo menepuk-nepuk lantai. "Ayo duduk, Kak Maehwa. Pasti capek berdiri. Kakak datang di hari yang tepat lhoo."

Maehwa mengernyit. "Hari yang tepat?" Dia terlambat empat hari malahan.

Kyo-rim melanjutkan seolah membaca pikiran Maehwa. "Sebenarnya empat hari ini hanya diisi dengan sesi hiburan dan sesi curhat di Ruang Jurnal. Kami adu otot, cover dance k-pop random, dan sebagainya. Coba tebak, aku memenangkan hadiah pendingin lho."

Sesi hiburan berturut-turut? Maehwa merinding ngeri, teringat kelas merias.

'Syukurlah Daejung menikamku. Aku tidak perlu mengikuti semua omong kosong itu.'

Obrolan mereka berhenti kala Yihyun, Ise, dan Gallagher memasuki pusat pelatihan dengan pakaian menyegarkan. Kali ini mereka bertiga yang mengarahkan tentang Evaluasi Konsep.

Seperti biasa, para trainee memberi tepukan meriah. Berbeda dengan dua rekannya yang tersenyum cerah menyapa trainee, Ise justru berjalan dengan ekspresi muram. Dia sedih atas apa yang menimpa trainee favoritnya dan frustasi tidak bisa membantu.

Tidak sebelum Ise melihat Maehwa di antara puluhan trainee sedang tepuk tangan juga. Ekspresi murungnya langsung lenyap dalam hitungan detik, berdiri tegak. Gallagher sampai menatapnya masam. Apa-apaan itu?

'Kyaaa! Maehwa di sini! Sepertinya dia sudah sehat! Aduh, aku harus mengontrol wajahku.' Ise berusaha untuk terlihat profesional.

Jun-oh menyikut lengan Maehwa. "Psst, psst, kau sadar tidak sih kalau Mentor Ise selalu terlihat seperti remaja di depanmu?" ungkapnya sambil tersenyum genit.

"Apa yang kau bicarakan?"

"Kurasa Mentor Ise menggemarimu deh. Mentor yang menyukai muridnya, itu hal wajar di acara survival. Mentor Gallagher tuh, menggemari Kangsan. Rapper favoritnya. Kalau Ha-yoon sih pastinya disukai oleh semua instruktur. Dia kan all-rounder."

Penyanyi hebat seperti Ise menyukai bocah ingusan dalam dunia musik? Tidak mungkin.

"Selamat siang, trainee! Bagaimana tidur kalian semalam? Saya sangat menikmati permainan kalian yang kompetitif kemarin. Itu benar-benar menghibur." Yihyun membuka pidato dengan senyuman sejuta watt.

Gallagher mengambil alih membuat atmosfer yang hangat, jadi tegang bagai rollercoaster. "Tapi, waktu santai kalian telah berakhir. Saatnya kalian menjalani evaluasi berikutnya. Kalian pasti sudah tahu misi apa itu."

"Evaluasi konsep."

"Benar! Kalian akan membawakan lagu-lagu yang dibuat oleh produser ternama!"

Maehwa menundukkan kepala. Sebenarnya dia sudah tidak berharap apa-apa seperti menikmati semua yang dia lakukan sejauh ini. Dia tidak mau tersakiti lagi jika menikmati alurnya. Dia hanya ingin menjalani misi tanpa melibatkan perasaan. Bernyanyi tanpa jiwa...

Ketika lagu pertama diputar, Maehwa terbelalak, seketika jatuh cinta pada lagunya.

'Aku mau...'

'Aku mau menyanyikannya!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro