Chp 114. Pingsan di Kantin

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

|| Saia coba-coba bikin akun IG baru @kafuusamvp berisi spoiler, meme, dan sebagainya. Silakan kunjungi ya :> ||

H-6 pertunjukan.

Evaluasi sementara akan dilaksanakan besok, dan latihan tim ELESIS... bisa dikatakan cukup baik? Maehwa meski susah payah menahan sakit, dia tetap mengikuti anggotanya dengan telaten. Yang lain tidak terlalu menekannya membuat Maehwa berada di puncak rasa nyaman.

Maehwa tahu dia tidak boleh bersikap santai begini, namun akhir-akhir ini tidak ada yang memusuhinya. Maehwa leluasa ngapain saja tanpa harus khawatir ditargetkan jadi bahan evil editing.

Dari persentase 100, tim ELESIS baru mencapai tingkatan 60... mungkin? Maehwa masih belum bisa saling sinkronisasi dengan yang lainnya. Mereka juga stuck pada gerakan menarik kursi-kursi itu ke belakang. Butuh presisi mengagumkan agar tidak tersandung kaki kursi.

"Maehwa, kau tidak kepikiran untuk jadi rapper sekali lagi?" tanya Haedal selagi Kyo rim, Eugeum, Jiyan dan Bang Wool memperbaiki formasi mereka.

"Tiba-tiba?"

Haedal menggaruk kepala. "Aku merasa sayang jika kau kurang menunjukkan yang terbaik dari yang kau bisa. Aku yakin kau belum memaksimalkannya."

Daftar pertanyaan segera mengisi kepala Maehwa yang hanya dipenuhi oleh game. Satu, apakah Haedal lupa jika Maehwa vokalis? Menjadi rapper di babak sebelumnya adalah suatu kesalahan. Dua, kenapa mendadak dia membahas itu di tempat ini? Seolah tidak ada waktu lain. Tiga, apakah Haedal berniat memberi posisinya ke Maehwa? Tapi Haedal adalah penari utama di tim ini (level dance-nya MR+). Rasanya peran vokalis utama terlalu berat untuk ditanggungnya.

"Ah, jangan salah paham. Aku tidak bermaksud menggesermu dari takhta vokalis utama karena aku sudah puas dengan bagianku. Aku hanya merasa sepertinya kau juga berbakat dalam rap." Haedal segera menjelaskan, peka dengan raut wajah bingung Maehwa.

'Pria ini kelewat peka. Dia pasti bakal populer di cerita dan drama romantis.'

"Berbakat apanya. Aku mendapat vote paling sedikit. Tidak ada yang menyukai itu," kata Maehwa datar.

"Lho? Kau tidak menonton episode 9?"

Maehwa menggeleng. Nonton sih nonton, cuman langsung loncat ke menit terakhir. Dia terlalu malas melihat pertunjukan yang dilakukan tim editor.

"Apa kau tidak membaca komentar?"

Kenapa memangnya dengan komentar? Maehwa memutuskan menggeleng lagi. Pasti isinya cacian seperti 'vokalis sok pindah jadi rapper', 'sombong ada batasnya', 'apa dia pikir dia Ha Yoon seorang trainee All-Rounder', blablabla.

Haedal menyalakan ponselnya. "Lihat."

- Apa-apaan orang ini? Apakah dia bisa melakukan segalanya?

—> @Verdandi♡Maehwa : Oh iya dong :3
—> @MyFlowerMaehwa: Bagaimana, bung? Tertarik menjadi Wintermoon?

- Selain suaranya terus mengalami peningkatan, kini dia menjadi rapper?!

—> @Verdandi♡Maehwa: Tuan Wintermoon serba bisa. Bergabunglah bersama kami!
—> @MyFlowerMaehwa: Jika kau tertarik, aku akan kirim link fansite Wintermoon lewat DM. Mari kita buat Maehwa debut <3
—> @Verdandi♡Maehwa: Kenapa kau terus membalas apa yang kubalas??

- Apa dia genius? Padahal dia bukan trainee berpengalaman seperti Ha Yoon yang telah berlatih 3 tahun...

- @Verdandi♡Maehwa: Aku takkan kaget lagi jika dia memberi penampilan yang meriah di babak-babak mendatang Suamiku, tetap semangat ya! Semua suara dan cloverku hanya untukmu seorang~

—> Enak saja. Maehwa ini punyaku.
—> @MyFlowerMaehwa : P! Sharelock! Ayo kita baku hantam. Seenaknya mengklaim sepihak seperti itu. Maehwa milik kita semua! Maehwa milik Wintermoon!
—> #MaehwaPunyaWintermoon

- Maehwa tidak begitu buruk dalam rap. Hanya saja... apa ya? Terasa singkat?

- Sayangnya dia dapat part yang sangat pendek. Feel-nya jadi kurang :/

—> @Verdandi♡Maehwa: Itu benar. Meski begitu Maehwa masih bersinar kok! Aku pasti akan membuat suamiku debut.
—> @MyFlowerMaehwa: Enyahlah fanatik!

—> @Verdandi♡Maehwa: Kaulah yang harusnya enyah! Tuan Wintermoon tidak menyukai orang kasar sepertimu, cih.
—> @MyFlowerMaehwa: Daripadamu, padahal fandom baru tapi sok paling mengerti tentang Maehwa. Huuuu!!!
—> @Verdandi♡Maehwa: Sembarangan kalau ngetik ya. Aku sudah mengikuti Maehwa sejak awal! Aku mengganti nama akunku. Dulunya itu @MaehwaMaehwa

'Jadi itu ulahmu toh?! Aku susah payah mengarang nickname untuk Mestagram! Anak ini pasti remaja. Kelihatan banget.'

Maehwa mengembuskan napas panjang.

Bukannya tidak ada yang menyukai, tapi karena bagian Maehwa terlalu pendek, Interstellar jadi tidak menikmati. Tidak ada yang mengatainya payah atau jelek. Itu membuat Maehwa malu karena berprasangka buruk pada mereka.

Tapi, Maehwa harus menegaskan jika dia seorang vokalis. Waktu itu cuman disuruh oleh sistem dan keadaan. Maehwa tidak berniat untuk jadi rapper sungguhan. Dia telah merancang dirinya sebagai vokalis.

"Aku mau fokus dengan vokalku," kata Maehwa setelah diam beberapa menit.

Haedal terkekeh. "Oke, jika itu maumu."

"Teman-teman! Ayo makan siang!"

***

Ekspresi Maehwa berubah enek demi melihat menu makanan. SUP UDANG terpampang besar di spanduk kantin. Ukhh, padahal dia lapar berat. Tapi malah berjumpa dengan makanan yang dibenci.

Maehwa melewati barisan seafood yang segar dan lezat membuat teman timnya yang mengantri di belakangnya heran—mengapa Maehwa melompati menu spesial hari ini. Sepertinya Maehwa akan makan nasi japgobak dengan kimchi saja.

Maehwa menyiram sedikit kuah sup jagung untuk memperenak. Lalu dia pun mulai mencari meja kosong. Banyak sih sebenarnya karena mereka datang ke kantin di sore hari. Trainee-trainee lainnya telah kembali ke pusat pelatihan.

"Aku bilang aku tidak mau, Kak!"

Kaget! Maehwa tersentak mendengarnya, menoleh ke pintu kantin sayap barat yang terbuka. Dia melihat sosok Geonwoo. Mimik putus asa ditambah tertekan terukir di wajahnya. Apa yang terjadi?

Jun-oh muncul di belakang Geonwoo. "Kau ini bagaimana sih, Geonwoo? Aneh sekali. Bukankah justru bagus kau menjadi center? Kenapa malah menolak?"

"Pokoknya tidak," seru Geonwoo sekali lagi, pergi dari hadapan Jun-oh.

Dengar-dengar Jun-oh mendapatkan lagu APONA. Ternyata mereka satu tim. Tapi... kelihatannya tidak berjalan damai? Ini kali pertama Maehwa melihat Jun-oh dan Geonwoo sama-sama bersikeras.

Terserahlah, bukan urusan Maehwa juga. Dia harus fokus pada timnya sendiri jika tidak ingin dikambing hitamkan oleh stasiun penyiaran kalau ikut campur.

Baru menyuap nasi, Maehwa teringat malam dimana Jun-oh menyelamatkannya.

Hati nuraninya bergetar hebat.

"Haah, sialan. Aku berutang nyawa padanya," umpat Maehwa batal makan. Dia beranjak menyusul Jun-oh yang menghela napas gusar di lorong kantin.

Di saat Maehwa keluar, koki khusus sup udang meninggalkan posnya sambil membawa panci stockpot. "Siapa yang mau nambah sup udang spesialku? Jangan sungkan-sungkan. Aku memasak yang baru di sini!" katanya tersenyum cerah.

Trainee-trainee yang masih makan siang, mengangkat tangan antusias. Si koki melangkah ke tempat mereka, menuangkan kuah sup yang menggugah selera.

"Kami ketagihan dengan sup udangmu. Apa anda menyiramkan banyak cinta ke dalamnya sehingga bisa selezat ini?"

"Hahaha! Kalian tahu bagaimana cara menggoda. Silakan nikmati, silakan nikmati. Makan banyak-banyak supaya kalian tidak ambruk saat latihan!"

Si koki keliling meja makan untuk memastikan tidak ada trainee yang kelewatan sup lezat buatannya. Dia memicing ketika melihat nampan berisi makanan di barisan ketiga. Si koki menoleh bingung. Apakah orangnya sudah selesai makan? Tapi ini belum tersentuh.

"Sepertinya dia tidak kebagian," katanya, menuangkan secentong kuah sup udang ke mangkok nampan itu. Dia pun pergi ke meja lainnya sambil bersenandung.

Haedal, Eugeum, Kyo rim, Jiyan dan Bang Wool berpapasan dengan si koki. Mereka celingak-celinguk. "Di sini kan meja Maehwa? Anaknya ke mana?"

Jawabannya di luar, tengah menghibur Jun-oh, atau lebih tepatnya menjadi pendengar keluh kesah Jun-oh.

"Tim kami benar-benar hancur, Maehwa. Kami memiliki banyak celah kosong. Rapper utama, center yang layak. Haah... tidak ada harapan," gumam Jun-oh tersenyum hampa. "Sepertinya aku harus mencoba program lain di tahun depan."

Maehwa berdeham. "Masih terlalu cepat untuk menyerah. Masih ada dua evaluasi lagi. Lakukan apa yang kau bisa."

Jun-oh menepuk kepala Maehwa. "Aku sungguh berharap satu tim denganmu, tapi sepertinya takdir berkata tidak. Kau jangan sampai terluka, oke?"

Karena suasana hati Jun-oh lagi buruk, akan Maehwa biarkan kali ini. Mereka berpisah, Jun-oh kembali mengejar Geonwoo dan Maehwa masuk ke kantin. Semoga Jun-oh tidak patah semangat.

"Yo!" Kyo rim mengangkat tangan. "Ada apa? Habis berbincang dengan kakakmu?"

"Jun-oh bukan kakakku," ketus Maehwa masam, langsung menyendok makanannya. "Tim APONA dalam kondisi terpuruk."

Haedal mengangguk maklum. "Iya sih. Itu lagu dengan konsep seksi yang menonjolkan rap. Butuh keberanian besar untuk mengambil peran center."

"Tapi lagunya enak kok," kata Bang Wool yang dianggukkan oleh Jiyan. "Aku bahkan sudah hapal bagian intronya."

"Pokoknya kita akan melanjutkan latihan setelah makan. Kita akan latihan sampai kita ingat semua koreografinya," kata Eugeum dengan kejam.

"Wakil Leader kita sangat ketat!"

Klontang! Mereka terlonjak mendengar suara dentingan itu. Haedal menoleh ke Maehwa yang gemetaran. Dia baru saja menjatuhkan sendoknya ke lantai.

"Hei, ada apa, Maehwa—"

Maehwa jatuh dari kursi membuat rekan setimnya refleks bangkit. Wajah Maehwa memerah, napasnya tidak teratur, pucat pasi dan berkeringat dingin. Dia tampak kesakitan. Hawa panas menguar dari tubuhnya dalam hitungan detik.

"Maehwa?! Apa yang terjadi?? Maehwa...!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro