Chp 169. It's Showtime!

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Verdandi tidak bisa datang ya?"

Narae menggeleng. Di Jepang kebetulan juga sedang hujan. Bedanya sudah hujan sejak siang. Karena itu Verdandi tidak bisa terbang ke Korea. Dia tidak mau mengambil risiko naik pesawat di cuaca yang buruk.

Ina juga sama nasibnya. Terjebak di dorm dan diserbu jadwal mepet. Dari tadi dia ngespam stiker di grup chat agar spoiler lagu dan konsep tim Maehwa, kesal dan sedih tidak bisa datang menonton pertunjukan langsung.

Hanya Yeosu dan Narae yang hadir.

Meski demikian, bukan hanya mereka yang merupakan Wintermoon di sana. Yeosu juga kaget tadinya. Dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat dan dengar. Para penonton berbisik penasaran kapan Maehwa tampil. Ada juga yang dari tadi mengangkat banner Maehwa padahal yang tampil tim lain.

Ini termasuk kejadian fenomenal tidak sih? Baru rasanya kemarin Yeosu datang ke pertunjukan live pertama Star Peak dan tidak ada satu pun yang peduli pada Maehwa. Anak siapa dia, apa yang dia lakukan, mau bertahan atau terusir bukan urusan mereka. Sibuk mengomentari trainee terkenal.

Dan lihatlah sekarang. Separuh penonton antusias menunggu Maehwa. Sepertinya mereka penggemar yang tulus karena tidak ambil pusing oleh fitnah lipsing yang dibuat Nang-in. Peduli amat rumor. Yang penting bisa melihat Bulan Musim Dingin. Seperti itulah arti ekspresi mereka menurut Yeosu.

Puh! Yeosu mengepalkan tangan, cemberut. Tentu dia senang nama Maehwa naik. Tapi, tapi, posisinya yang bertitel penggemar nomor satu bisa tergeser kalau terus begini.

Semoga Maehwa adil dalam hal fans service.

Lamunan Yeosu buyar karena Yihyun kembali naik ke panggung. Suaranya menggelegar di sepenjuru studio oleh speaker. Tersenyum sejuta watt. "Interstellar! Apa kalian masih bersemangat? Hujan-hujan begini bukankah enak merenungkan sesuatu soal kehidupan?"

Tidak perlu ahli menebak gestur tubuh untuk menyadari jika ratusan penonton di dalam gedung ini kebingungan. Etdah, mulai lagi pria itu dengan basa-basi busuknya. Kalau saja dia tidak dilahirkan dengan wajah tampan, orang-orang pasti akan melemparinya kertas lalu bersorak protes seperti ini: Wuuuu!! Diamlah! Biarkan anak-anak kami tampil!.

"Kita memiliki tim yang akan membangkitkan emosional dalam hati anda. Genre ballad yang menjadi favorit di dunia musik."

Oh, kali ini ballad? Apakah Maehwa akan tampil di sini? Masih ada dua tim tersisa. Jadi Yeosu dan Narae hanya bisa menebak-nebak.

Menurut pendapat pribadi Yeosu, biasnya lebih cocok dengan genre bervibe 'jalan' dan 'sejuk'. Intinya semangat dan memiliki unsur romantisme di dalamnya. Kategori musik R&B dan retro sangat cocok untuk Maehwa.

Terakhir kali Maehwa terlibat genre ballad, itu tidak terlalu wow. Eh, bukan berarti Yeosu tidak menyukainya. Nyanyian Maehwa akan selalu bagus. Itu fakta yang tidak bisa diubah di mata stan Wintermoon. Apalagi bisa lihat Maehwa berpakaian bangsawan.

Hanya saja benar-benar kurang berkesan. Maehwa tidak cocok dengan genre sedih. Dia lebih cocok dengan lagu yang berwarna.

Keseringan melihat Maehwa mode rapper membuat Wintermoon lupa kalau role utama anak itu adalah vokalis. Entah kenapa, bagi mereka Maehwa Rapper lebih memikat daripada Maehwa Vokalis. Ini seperti heroine dalam novel harus memilih dua laki-laki. Yang satu greenflag. Yang satunya lagi redflag.

Layar besar di belakang Yihyun menampilkan logo Star Peak yang menuliskan kata-kata Tim Pray beserta daftar anggotanya. Penonton menahan napas saat membacanya.

Termasuk Yeosu dan Narae.

Mereka sebenarnya sangat ingin Maehwa berada di genre Bubblegum Pop karena mau melihat kelucuan pria itu sekali lagi untuk membuat haters sadar bahwa Maehwa sama sekali tidak oplas atau memasang implan di wajahnya melainkan alami sejak lahir. Tapi bias mereka justru terculik di tim ballad.

"Sial. Maehwa, Haedal, Song Kyo setim? Itu kombinasi yang unik. Geng 20 tahunan."

"Aku belum pernah melihat Haedal tampil sedih sebelumnya. Dia selalu mendapatkan lagu liar. Ini pasti akan menyenangkan."

"Nama tim mereka punya makna besar."

Sementara itu Joonha yang berdiri di barikade paling atas, menghela napas lega melihat nama Maehwa di layar. Dari tadi dia mau berhenti menonton karena tidak ada yang asyik mengingat Jun-oh sudah tampil. Joonha hanya mengenal Maehwa di sana.

Tapi akhirnya penantiannya terbayarkan. Ini adalah tim Maehwa. Setelah selesai, dia akan menemui Jun-oh mengatakan pertunjukannya sangat bagus dan memulai lembaran baru.

Di sebelah, Nang-in sibuk mendengus masam. Jika Joonha mendukung Maehwa, maka dia orang yang membenci Maehwa. Daripada saat tim lain, dia lebih kesal tanpa alasan begitu melihat nama Maehwa seolah ada dendam.

"Hmph! Dia tidak lebih dari bocah oplas yang memakai alat untuk menipu orang-orang ini," gumamnya keki menatap Interstellar yang mengangkat lighstick berwarna biru dan spanduk bergambar Maehwa membuatnya semakin jengkel. "Apa yang mereka sukai dari bocah oplas itu? Kumpulan orang bodoh!"

"Apa anda barusan menggumamkan sesuatu, Pak Dokter?" tanya Joonha. Sorakan fans membuat mereka harus sedikit berteriak saat berkomunikasi satu sama lain.

Nang-in tersenyum simpul. "Tidak. Saya hanya penasaran dengan tim berikutnya."

"Bersiaplah untuk menguras air mata yang membuat kalian rindu akan hangatnya  keluarga. Mari kita sambut, Tim Pray!"

Seluruh lampu stage dan layar LED padam, begitupun suara bising penonton. Digantikan suara detak jantung yang kencang. Yeosu buru-buru mengeluarkan kamera, bersiap menjepret puluhan foto Maehwa. Narae memegang handycam-nya, bersiap membuat fancam Maehwa. Sebagai pelopor fansite Wintermoon, mereka saling membagi tugas.

Pertama yang kembali menyala adalah layar yang menampilkan gambar guguran daun pohon katsura dan bulan yang bercahaya.

Spotlight menyorot seseorang bersimpuh di tengah-tengah panggung. Pakaiannya yang putih-putih apalagi selendang di kepala bertekstur halus disiram cahaya panggung mengakibatkan kontras hingga dia jadi terlihat bersinar. Membungkam penonton.

It's Showtime!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro