Chp 199. The Man: Woman and Roses

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Malam ini adalah hari terbaik bagi seluruh Interstellar yang ada di dalam dan luar kubah. Mereka rela datang jauh-jauh ke Dreampeek Sky Dome, semuanya terbayarkan hanya dari penampilan tim pertama yang energik.

Mata mereka telah dimanjakan oleh panggung dan layar LED yang super spektakuler, penataan properti juga dipersiapkan dengan lengkap, semuanya sempurna dan menarik. Tapi mereka lebih dimanja oleh perfomance dari tim The Man yang sangat memesona dan memukau.

Pelataran mereka mempunyai aksen merah dan hitam. Merah melambangkan bunga rose dan hitam melambangkan seorang maskulinitas pria. Yang paling hot adalah Jun-oh dan Kyo Rim!

Mereka berdua adalah anggota paling tertinggi di tim itu. Dalaman mereka sangat ketat sampai memperlihatkan otot-ototnya. Terutama Jun-oh yang benar-benar punya tubuh kekar.

"Kepolosan yang tak bisa kau sangkal dan tolak. Ketertarikan yang tak dapat kau pahami ♪"

Kyo Rim melanjutkan dengan senyuman smirk di belakang Jun-oh yang juga melempar senyuman mematikan. Mereka melakukan duet.

"Matamu selalu tertuju padaku. Bukankah ini saatnya mengatakan apa yang kau rasakan? ♪"

Maehwa yang menonton itu di ruang tunggu, gregetan ingin menggigit dan melemparkan benda apa saja. Rambutnya sedang ditata oleh Yoonseo. Yang lain melakukan persiapan terakhir, memastikan semua kancing baju terpasang.

Dasar bajingan pengkhianat! Bukankah dia cocok jadi center?! Lalu kenapa saat mereka tampil seksi di Evaluasi Konsep dia bertingkah malu-malu?! Pasti dia sengaja agar Maehwa turun tangan.

Jun-oh benar-benar membunuh fansnya malam ini. Lihatlah, dia sengaja tidak memasang kancing teratas. Dasar bedebah, dia dilahirkan dengan tubuh atletis. Siapa pun pasti iri melihatnya.

Tante! Tante! Lihat anakmu, Tan! Dia nakal!

Maehwa berseru dalam hati, mengirim telepati ke Joonha yang tersenyum datar. Mengacungkan jempol saat Jun-oh berdiri di depan. Eh, lho, kenapa beliau malah terlihat senang?!

Saat giliran Jinyoung tiba, gemuruh teriakan berkumandang. Anak itu keluar dari zona aman. Dia hanya mengenakan teentop dilapisi jaket. Poninya dibelah. Memakai kalung rantai. Sejumput kain jatuh memperlihatkan bahunya. Dia melakukan duet berikutnya dengan Geonwoo.

"Aku tidak bisa mengontrol tubuhku untuk menari atas fantasi liarmu padaku. Aku tidak membencinya karena aku bukanlah pria naif♪"

Jinyoung mendominasi panggung sepenuhnya. Konsep barunya ini membuat penonton histeris. Pokoknya dari awal perfomance, gelombang tepuk tangan meriah dan jeritan selalu stabil.

Kangsan berkacak pinggang bangga, seolah yang tampil adalah dia. Yah, mereka teman sekolah. Sudah seharusnya saling mendukung meski mereka berdua adalah sesama kompetitor. Tajuk itu takkan menggoyahkan persahabatan mereka.

Bahkan sampai akhir pertunjukan pun, mereka berhasil mempertahankan sorak-sorai penonton yang berseru meminta encore. Respon Interstellar yang menonton live juga sama ricuhnya.

- Fiks, ini adalah salah satu perfomance terbest dari Star Peak. Mereka semua bagus banget!

- Jun-oh, kenapa kau tanggung-tanggung sih? Sedikit lagi, buka sedikit bajumu... Kyo Rim, bisakah kau melepaskan baju Jun-oh?

- Tarian berpasangan Kyo Rim dan Jun-oh nggak ada obat. Jinyoung dan Geonwoo juga. Aku sampai nggak bisa napas dibuatnya

- Pertunjukan rock untuk final, how impressive!

"Gila sih. Kita bahkan tidak segagah itu saat final," kata Dior menggebu-gebu. Dia lupa dia tamu di sana, bukan penonton. "Apa mereka betulan masih trainee? Mereka sebongkah berlian! Sesuai yang diharapkan dari kandidat debut terdepan."

Dohwa menahan diri tidak menjitak Dior yang malah sibuk dengan aktivitasnya, berseru-seru memanggil nama Jinyoung dan Geonwoo. Pria ini benar-benar tidak punya aura senior sama sekali!

Sementara itu, para mentor tersenyum puas. Sesuai dari harapkan dari trainee peringkat tinggi, mereka menyuguhkan perfomance yang hebat.

Tim The Man mendapatkan segalanya. Atensi penonton, pengakuan dari senior-senior yang meluangkan waktu untuk datang, tepuk tangan mentor, spam komentar positif di live broadcast.

Hal ini jelas membuat anggota tim The Boys kentara gugup. Apa mereka bisa mendapatkan sorakan keras seperti itu? Bagaimana jika semuanya sia-sia? Penampilan tim pertama begitu panas, keren, dan intens. Sebuah penampilan yang sangat didambakan oleh penonton.

Interstellar takkan melupakannya begitu saja. Terbukti dari teriakan yang tak kunjung mereda sampai sekarang. Tampil pada urutan terakhir sepertinya tidak terlalu memberi keuntungan karena The Man meninggalkan jejak mendalam.

"Perfect!" Yoonseo selesai mengikatkan dasi pita untuk Maehwa. Matanya bling-bling melihat mahakaryanya. "Maeh, kau sangat lucu!"

Lucu? Maehwa tertawa hambar dalam hati. Dia mengenakan baju putih berlengan pendek, celana putih yang senada dengan atasannya yang juga pendek, vest rajut berwarna merah muda seperti bocah pulang dari tk! Kata Yoonseo warna pink sangat cocok dikombinasikan dengan warna biru.

Saat Maehwa mengikat tali sepatu, dia menatap rekam timnya yang bermuram durja walau Eugeum sudah bersusah payah menyemangati. Di depan sana, staf lagi-lagi memutar vcr untuk memberi waktu kru panggung menata pelataran panggung yang telah didesain oleh Eugeum.

Tidak bisa begini. Maehwa harus mengatakan sesuatu supaya moral mereka tidak menurun.

Tapi apa yang bisa Maehwa katakan ya? Dia mengelus dagu, membayangkan situasi ini adalah simulai kencan di otome game. Ketika heroine kehilangan kepercayaan diri, opsi apa yang para pemain pilih untuk menyakininya?

"Guys!" panggilnya meminta perhatian.

Teman-temannya menoleh lesu ke arahnya.

Maehwa mengepalkan kedua tangan, memasang wajah sok serius. "Ayo kita hancurkan mereka."

Hening menyergap ruang tunggu. Suasana sepi itu dicairkan oleh staf yang meminta mereka segera menuju belakang panggung karena dua puluh menit telah berlalu sejak performance tim The Man. Sudah waktunya tim kedua tampil.

Sial! Seharusnya aku tidak mengatakan apa pun, umpat Maehwa dalam hati karena mereka keluar begitu saja tanpa mengucap sepatah kata.

"Jangan berkecil hati, Maeh," celetuk Eugeum di sebelahnya. Dia tersenyum. "Apa kau tidak lihat mereka dipenuhi aura percaya diri? Wajah mereka juga membaik daripada sebelumnya."

Maehwa menggaruk kepala. Dia senang jika ucapannya ngelantur itu membantu mereka.

"Seperti katamu, ayo kita ke sana!"

"Ya." Maehwa menyambar jas almamater sekolah hitam-putih yang disodorkan oleh Yoonseo. Wanita itu sekali lagi mengirim semangat pada Maehwa yang dibalas dengan anggukan kecil.

Ini stage terakhir. Ayo kerahkan semuanya.

*THE END

Eh, bukan end sih. Cuman nih cerita chapternya udah ampe limit jadi aku ingin melanjutkannya di laptop atau memo. Silakan follow ig-ku untuk mengetahui informasi terbaru~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro