Chp 23. Kausalitas Kematianku

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Para trainee dipersilahkan kembali ke asrama. Syuting berikutnya akan dimulai pukul delapan pagi."

Aku berjalan keluar dari gedung dengan pikiran berkecamuk.

Jadi dia CEO game 'Make Your Idol Shine'? Brengsek... Brengsek! Gara-gara dia, gara-gara menerima undangannya, aku mati! Dan dia sama sekali tidak muncul! Lalu apa, dia tertarik menjadikanku model gamenya? Cuih! Kau pikir aku menginginkan bintangmu, keparat? Aku lebih memilih punya bintang sedikit daripada menerima bintang busuk milikmu, sialan.

Sudah kuputuskan. Aku akan menolak Bintang-nya. Bodo amat poin pribadiku dipotong. Oleh karena itu, akan kuberikan stage terbaik di battle grup putaran kedua nanti. Keputusanku sudah bulat.

"Ah, itu mereka! Anak-anak The Star Peak!"

Flash demi flash kamera menyerbu kami begitu keluar dari gedung konferensi. Ada yang memakai pakaian kasual, baju hitam-hitam dengan kamera besar, dan seragam yang menandakan baru pulang dari sekolah. Mereka pasti langsung kemari setelah melihat pengumuman di website.

Aku bersembunyi di belakang Ahram. Mood-ku sedang buruk saat ini. Aku khawatir aku kelepasan membuat ekspresi antagonis dan menimbulkan meme jahat. Fotoku akan diedit-edit.

"Ha Yoon! Jinyong! Tolong lihat kami!"

"Jun-oh! Aku mencintaimu!"

"Ahram! Jiho! Tolong lakukan pose 'peace'!"

Bagus, bagus. Teruslah begitu. Sorot saja mereka yang punya peringkat tinggi. Mentalku sangat lelah dan ingin cepat-cepat melempar diri ke kasur.

"Maehwa, Maehwa, tolong lihat kemari."

Aku menoleh ke dua gadis sekolah yang melambai semangat ke arahku dan satu gadis kuliahan berdiri malu dengan kamera. Mereka tertimbun oleh orang-orang tinggi. Apa mereka keluarga? Lalu... Aku memicing. Satu dari mereka membawa papan permintaan maaf dengan karton pink.

'MAAF AKU SUDAH BERBICARA KASAR, MAEHWA! INI STEREO PINK. MAAFKAN AKUUU!'

Stereo Pink? Eh, kayak pernah lihat deh...

"Maehwa, tolong buat hati di pipi."

"Tolong buat tanduk rusa yang lucu!"

Ah, gadis ini pasti yang di komentar waktu ini. Berkat permintaannya, aku selamat dari penalti hukuman quest. Setidaknya untuk dia harus kulakukan dengan tulus. Dia menyelamatkanku.

Ini agak menggelikan, tapi ya sudahlah. Toh, ini tubuh anak muda. Bukan om-om usia 30 tahunan.

"Kyaa!!! Maehwa sangat manis!"

"Maehwa! Kami akan selalu mendukungmu!"

Rasa jengkelku mereda berkat mereka. Moodku sedikit naik.

~Idol Player~

Malam itu, di saat teman roommate-ku tidur dan kamera off, memeriksa setiap sudut untuk memastikan tidak ada kamera tersembunyi, aku memanggil Status Window untuk... Yah, tahu lah. Aku kan sudah menyelesaikan questnya. Tentu saja membuka dan menggunakan reward!

[Anda baru dikenal 1200 orang. Meski begitu selamat atas pencapaian anda. Reward diberikan ke mailbox.]

1200? Apa sistem tidak menghitung viewers video Self Promotion-ku? Tapi ya sudahlah. Aku gosok-gosok tangan. Muehehe! Inilah yang kunantikan.

[Anda menerima <Pens> dan <Hairstyle>!]

Triing! Sistem menyediakan kanvas transparan di depanku. Bahkan item <Pens> itu juga transparan namun memiliki fisik. Aku pun menyentuhnya, tersentak. Rasanya seperti memegang batu es!

"Ini... kau menyuruhku menggambar ulang Han Maehwa? Bagaimana dengan Hairstyle-nya?"

[Anda perlu memutar papan roulette.]

Tuh kan. Sudah pasti gacha. Sistem takkan memberikan skin cuma-cuma padaku. Setelah ini, semuanya tergantung pada keberuntungan.

Baiklah, aku harus melakukan sesuatu pada penampilanku supaya tidak disangka oplas mulu. Mereka itu sakit perut massal*!

(Dalam bahasa korea, kata itu menunjukkan orang itu cemburu terhadap sesuatu.)

Pertama-tama, kecerahan kulit Han Maehwa itu maksimal membuatnya mirip mayat hidup. Akan kuturunkan 20%. Aku tak bisa menaikkan tinggiku tiba-tiba jadi takkan kuubah, tetap 172 senti. Lalu warna matanya terlalu sirah kayak darah. Akan kuubah sedikit jadi seperti permata ruby.

Hehehe. Skill menggambarku masih sama.

Hmm, apalagi ya? Apa harus kutambahkan tahilalat di bawah mata? Jangan, itu terlalu alay. Umurku menentangnya. Tidak mungkin tiba-tiba muncul tahilalat kan. Andai aku diperbolehkan mewarnainya...

[Apa Anda ingin lakukan draw untuk hairstyle?]

"Spin." Semoga skin rambut yang bagus!!!

Roda roulette berhenti berputar. I-ini...?! Poni belah seperti jendela yang menampilkan jidat? Enggak! Aku menolak! Ini sama sekali tidak cocok buat Han Maehwa yang punya tampang unyu. Jangan ngada-ngada ya, Sistem. Atau kupecahkan kau.

[*Sigh* Lalu anda mau gaya apa?]

"Sudahlah. Biarkan saja kusut begitu."

~Idol Player~

"Wah Maehwa, kau... Apa kau tak menyisir rambutmu? Berantakan sekali! Apa kau dikejar hantu atau monster di mimpimu? Hahaha!" Kyorim tertawa receh.

Coba kau lakukan itu saat kamera rolling, sialan. Kau pasti kena buli oleh pihak editor.

"A-aku punya sisir, Maehwa," ucap Ahram.

"Tidak usah. Malas rapiin."

"Jadi bukan perasaanku saja. Maehwa mendadak tampan. Apa rahasiamu, heh? Matamu tampak jernih seperti ruby yang bersinar. Hei, apa mungkin selama ini kau pakai make up dan krim berlebihan makanya terlihat kek zombie?"

"... Produknya tidak sesuai dengan kulitku. Lalu mataku memang seperti ini. Karena poniku agak panjang, mataku tidak terekspos dengan baik," jawabku cepat.

Kyorim dan Jun-oh saling tatap. "Benar juga."

Eh, woi? Aku mengangkat kepala. Jadi yang mengajakku mengobrol barusan Moon Jun-oh? Kukira Geonwoo tadi. Suara mereka agak mirip.

"Ayo cepat berbaris! Syutingnya akan dimulai!"

Aku duduk menjeplak di lantai bersih menunggu kedatangan PD. Semoga aku mendapatkan tim yang stabil di babak kedua. Aku tidak ingin menggunakan strategi psikologi lagi ke anak-anak bau kencur ini. Aku (32 tahun) merasa bersalah.

Ahram beringsut ke sebelahku. "M-Maehwa, apa lukamu membaik? Jangan memaksakan diri."

"Kecilkan suaramu, Ahram. Arah jam tiga, kamera sudah menyala. Obrolan kita bisa terekam."

"Aku mengerti!" Ahram mengunci bibirnya.

"Selamat pagi, para calon bintang! Apa kalian tidur dengan nyenyak semalam? Sebaiknya kalian menghemat energi kalian dan mempersiapkan diri karena ronde kedua battle grup takkan mudah."

Kalau PD bilang begitu, aku benar-benar akan melempar batu ke kepalanya jika aku disuruh berlari lagi dan pergi ke akhirat dengan bangga.

"Nama trainee yang dipanggil berikut, silakan maju ke depan. Go Ha Yoon, Moon Jun-oh, Kwak Soonwul, Im Eugeum, Kim Hyeonu, dan Ryu Seol."

Aku mengusap bagian belakang leher. Kenapa ini terasa dingin saat firasatku jelek, ya?

"Kalian pasti tahu kalau mereka berlima adalah pemenang dari pemburuan balon item. Apa kalian masih ingat bahwa lima peserta yang kembali ke lapangan dengan cepat mendapatkan hadiah misterius? Hadiahnya berupa... mereka bebas memilih anggota timnya!" PD menepuk tangan.

Sial! Kenapa firasat jelek tak pernah salah?!

"Kalian akan memilih sesuai urutan. Nah, silakan pilih anggota pertamamu, peserta Go Ha Yoon!"

Baiklah. Aku takkan berharap pada nomor 1 dan 2, mereka hanya akan mencari kuda berbakat. Mari berharap pada Im Eugeum karena kami sesama penyandang marga 'Im'. Yah, walau sekarang aku bukan Im Rae lagi. Mari kita observasi dulu dia—

"Saya memilih peserta Han Maehwa."

Tubuhku memutih semua, menoleh dengan gerakan robot. Apa? Siapa yang dia sebut barusan?

~To be continued~

Don't forget star and comment, Interstellar yang budiman (˵ ͡° ͜ʖ ͡°˵)





Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro