Chp 42. Mendadak Jadi Anak Duke

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

*

Mari kita mundur tiga hari yang lalu!

Annyeong yeoreobun! Namaku Im Rae... tidak, maksudku sekarang Han Maehwa. Tapi saat ini aku adalah Theodore Desmond. Putra (haram) bungsu keluarga duke Desmond dari kekaisaran Ruhulin.

Seharusnya aku memikirkannya lebih cepat sebelum mengaktifkan trial-nya. Namanya saja 'Reinkarnator Player', sudah pasti kemampuan sistem ini berhubungan dengan perihal reinkarnasi.

Dan aku hoki, guys! Aku merasuki karakter utama dari novel <Pedang Biru Perak Berdarah> yang kupilih random!

Normalnya orang akan panik menyadari dirinya berada di tempat yang sama sekali berbeda di tubuh yang berbeda pula. Tapi aku sudah berpengalaman mati dan berganti tubuh. Jadi, aku tidak ambil pusing dengan situasiku.

Tapi, ada satu yang membuatku bingung.

Seharusnya aku melihat pelataran abad pertengahan yang cenderung memiliki unsur pemandangan anakronistis. Barang-barang dan taman mewah yang dibalut emas dengan ukiran elegan seperti penggambaran suatu kerajaan yang pernah kubaca di webtoon.

Lalu kenapa tempat ini malah mirip gudang? Apa tempat ini bisa disebut kamar? Malahan sebaliknya, ini seperti loteng dengan banyak sarang laba-laba dan cicitan tikus. Jangan bilang aku merasuki tubuh Tuan Muda buangan. Pakaiannya juga kumuh sekali.

Baiklah. Sepertinya aku merasuki tubuh remaja? Umurnya sekitar 13-14 tahunan. Tapi, astaga, anak ini kurus sekali.

Aku beranjak bangkit. "Pertama-tama, aku harus ke dapur dulu mencari makanan."

Aku meraih pintu kayu, mengernyit. Terkunci? Apa anak ini dikurung karena dia anak haram duke dan merupakan aib keluarga? Hah! Kurang asem!

"Status Window! Beli potion buffer."

Sebotol ramuan merah jatuh ke tanganku. Aku meminumnya, dapat merasakan kekuatan energi berlimpah-limpah dalam tubuhku. Tak ada yang bisa menghentikan Im Rae mendapatkan makanan enak!

Pintu hancur dalam sekali dongkak.

~ Reinkarnator Player ~

Ngomong-ngomong, aku tidak mendengar bisikan sistem dari tadi. Sistem iblis durjana itu tidak muncul. Mungkin seperti katanya aku sedang mencoba sistem cabang lain, makanya koneksiku dengan dia dipaksa dialihkan untuk sementara. Dia tidak memiliki otoritas di sini (senang). Meski demikian, aku masih bisa memanggil Status Window dan inventori (bahagia).

Mantaplah. Aku bisa istirahat sepenuhnya.

Hmm? Hidungku mencium aroma lezat dan sorakan heboh yang menurutku Koki Kepala tengah memarahi pelayan. Hei, sepertinya aku mengerti bahasa mereka!

"Ayo cepat siapkan masakan terbaik kita! Yang Mulia Duke dan Tuan Delegasi akan segera tiba. Mereka pasti lelah karena perjalanan jauh. Cepat! Cepat! Cepat!"

Duke katanya? Lupakan itu. Aku perlu beberapa potong ayam! Anak ini sejak kapan dibiarkan kelaparan?

Aku masuk ke dapur. "P-permisi..."

Semua orang berhenti beraktivitas, berteriak histeris demi melihatku. Ada yang pisaunya terlepas dari tangan, ada yang menumpahkan air panas, ada juga yang mengiris tangannya sendiri. Mereka menatapku ngeri bercampur jijik.

Hah? Kenapa mereka? Aku menoleh ke belakang. Tidak ada siapa-siapa di sana. Mereka seperti itu karena aku kah?

"APA YANG DILAKUKAN ANAK MENGERIKAN ITU DI SINI? KENAPA DIA BISA KELUAR?"

"CEPAT SINGKIRKAN DIA! DIA AKAN MENDATANGKAN HAMA KE MAKANAN DUKE!"

Kepala Koki dengan ekspresi jijik menarik pakaianku, menggeretku kembali ke atas. "Sial! Aku harus cuci tangan pakai air suci nanti karena menyentuh bocah ini."

"Woi, tunggu dulu! Berikan aku makanan!"

"Tidak ada makanan untukmu, dasar monster. Huh? Kenapa pintunya rusak? Aish! Apa karena sudah usang?"

Pria itu memanggil penyihir pribadi duke. Dia sempat menatapku, memasang wajah yang sama dengan wajah-wajah di dapur: jijik. Lalu fokus memperbaiki pintu.

"Jangan harap kau dapat makanan hari ini, anak monster!" Mereka mendorongku yang kebingungan ke dalam.

Hah? Apa-apaan itu tadi? Sebenarnya apa yang salah dari mereka semua?

Jangan-jangan tubuh ini bukan sekadar 'Tuan Muda buangan'. Aku hanya bisa memikirkan kemungkinan buruk. Anak ini anak haram duke hasil bermalam dengan pelayan rendahan atau anak ini dikutuk penyihir jahat. Barangsiapa yang menyentuhnya, dia bakal mati!

Dasar apes. Seharusnya aku baca dulu sinopsis novelnya sebelum memilih.

[Kenapa anda tidak coba melihat cermin?]

"Uwaa!" Aku jatuh dari kasur tatkala melihat layar pop-up mengambang di udara. "N-Nona Sistem? K-kupikir kita tidak bisa berkomunikasi..."

[Ah, sepertinya anda salah paham. Saya admin dari sistem reinkarnasi. Salam kenal, Player Han Maehwa.]

Hebat betul sistem-sistem ini. Aku memperbaiki posisiku. "Apa maksudmu barusan? Memintaku bercermin... Aku tahu ini bukan wajah Maehwa."

[Anda akan paham begitu melihat cermin.]

Sepertinya sistem reinkarnasi tidak berisik kek sistem idol. Aku suka tipe lugas begini. Tanpa bertanya dua kali, aku membeli cermin di shop. Tenang. Tabungan koin emasku ada 2441 butir. Aku kaya.

"ASTAGA?! SIAPA INI WOI? JELEK BANGET!"

Aku bukannya meroasting pedas, bukan juga bertingkah good looking karena terlanjur terbiasa dengan wajah Maehwa yang tampan membahana. Aku berkata apa adanya. Wajah tubuh ini benar-benar hancur sehancurnya. Bekas pukulan, bekas luka irisan, bekas luka bakar, jerawat bernanah, bintik-bintik yang menjijikkan, melanoma, dan sebagainya. Astaga! Banyak sekali luka di wajah anak ini!

Pantas saja reaksi pelayan seperti itu. Mukaku sebegini mengerikan, tak sedap untuk dipandang. Dan aku juga mulai mengerti, mengapa anak ini ditempatkan di loteng kumuh yang sesuai dengan penampilan buruk rupanya. Bahkan sebenarnya monster The Beast dari dongeng sleeping beauty jauh lebih ganteng daripada pemilik tubuh ini.

[Anda player pertama yang menilai situasi secepat itu, Tuan Maehwa. Saya kagum.]

"Itu hanya hal biasa terjadi di kehidupan, Nona Sistem. Orang kaya di sebelah sana dan orang miskin di sebelah sini, sampai orang kaya ingin ada di sini dan mengusir orang miskin. Mereka menyeberangi lautan untuk bertahan hidup, tapi orang kaya itu juga menginginkan tempat tersebut seakan mereka tak mengizinkan orang miskin hidup damai. Si kuat menekan si lemah, mengendalikan rantai ekosistem. Begitu juga yang terjadi pada anak ini. Karena rupa wajahnya yang mengerikan, dia mendapatkan perlakuan mengerikan. Kalau dia tampan, dia pasti mendapatkan perlakuan yang manis."

[Jadi, apa yang akan anda lakukan?]

"Kenapa tanya lagi? Mumpung aku lagi merasuki badannya, ayo buat dia menjadi Tuan Muda paling bersinar. Trial-ku tiga hari, kan? Itu cukup sebelum syuting berikutnya. Pertama, mandi dulu!"

~ Reinkarnator Player ~

Panas. Panas sekali.

Aku merasa wajahku terbakar begitu disiram oleh air dan membuatku nyaris berteriak kesakitan. Sekarang aku diguyur air dingin atau air keras sih? Apa karena efek luka-lukanya? Sakit anyingggg!!!

"Sistem, naikkan pain absorber ke level tinggi. Aku tidak bisa menahannya lagi."

[Perintah diterima. Menaikkan pain absorder ke persentase 100.]

Phew! Untunglah sistem reinkarnasi bisa diajak kerja sama. Rasa perihnya perlahan berkurang dan aku bisa mandi dengan nyaman. Tentu saja perlengkapan mandinya kubeli di shop. Aku yakin Theodore yang asli cuci muka pakai air di ember yang boleh jadi itu adalah air bekas pel. Ckckck! Aku jadi kasihan.

Keterlaluan. Apa yang mereka lakukan pada anak muda ini? Tubuhnya terlalu kurus untuk ukuran remaja belasan tahun. Sungguh tidak terawat.

Rambutnya berwarna biru laut, namun karena jarang keramas, rambutnya menjadi kasar dan bau. Aku akan mandi sebersih mungkin!

"Tolong jelaskan sekali lagi identitasnya."

[Desmond adalah satu-satunya keluarga duke di kekaisaran Ruhulin dan Tuan Duke merupakan seorang swordmaster. Theodore anak terakhir, yakninya anak kelima. Kakak-kakaknya mewarisi bakat ayahnya yaitu Sword Aura. Tapi, Theodore berbeda. Dia tidak bisa memunculkan aura yang wajib dimiliki swordmaster dan dikucilkan oleh fakta itu. Apalagi dia adalah anak haram. Selain tidak memiliki Sword Aura, Theodore juga memiliki wajah jelek membuat duke bersama kakak-kakaknya membencinya lantaran malu. Lantas dia pun dikurung di loteng.]

Aku tertawa remeh. Hah! Kalau kau malu dengan anakmu sendiri, seharusnya kau tidak membuatnya, duke sampah. Terlebih aku yakin sekali, wajah Theodore menjadi jelek karena sering dipukuli dan diberikan zat-zat aneh. Ah, aku jadi emosi sendiri.

"Segarnya~" Tubuhku terasa ringan ketimbang beberapa saat lalu setelah selesai mandi. "Mandi itu memang enak."

Episode 6 pasti sudah ditayangkan. Aku ingin tahu respon publik dan berharap tim produksi tidak menambahkan dialog ala villain di screentime-ku. Setelah melihat interview Hangang, aku pasti akan diserbu kecaman yang tajam. Tidak kusangka aku menjadi target bulian siaran. Menyebalkan!

Maksudku, apa salahku? Aku sangat berusaha menjaga imej-ku di depan kamera, tapi tak peduli apa yang kulakukan, pada akhirnya aku kena hajar editor juga. Apa mereka hanya mementingkan rating acara? Tayangan TV tidak bisa dipercaya!

[Bersiap-siaplah, Tuan Maehwa, karena sebentar lagi akan terjadi sebuah event.]

Aku berhenti leyeh-leyeh. "Event? Ada yang naik ke sini? Sepertinya itu terdengar menarik."

Pintu kayu terbuka. Kali ini seorang butler pria tua. "Tuan Muda Theodore, Tuan Duke memanggil anda ke ruang tamu."

Aku bersedekap. Apa ini eventnya, Nona Sistem? Aku harus mengikutinya?

[Turunlah ke bawah bersama pria tua itu.]

~ Reinkarnator Player ~

Baru juga sampai, aku sudah mendapatkan tatapan enek seolah mereka melihat manusia tai berjalan. Bajingan-bajingan berkostum bangsawan ini...! Kalau kalian melihat wajah Han Maehwa, aku yakin kalian akan bertekuk lutut dan menyembahku.

Tapi, ada sesuatu yang aneh.

Aku yakin pria yang berdiri sambil menatapku jijik itu duke si tukang meninggalkan benih. Kenapa warna matanya biru? Tidak sama dengan mata Theodore yang merah. Tunggu, jangan-jangan ini...

[Sekali lagi anda membuat saya kagum dengan pemahaman anda. Benar. Warna mata anda merah karena itu adalah pupil mata anda yang asli.]

Kudengar dia masih dalam perjalanan pulang. Ternyata dia sudah dekat toh. Lalu, di mana si 'Tuan Delegasi'?

"M-mohon sebentar, Yang Mulia Duke. A-anda ingin putri saya yang cantik jelita bertunangan dengan dia? K-kenapa anda tidak menyarankan Tuan Muda Kedua atau Tuan Muda Ketiga?"

Apa yang terjadi sih? Sistem, tolong dong.

[Beliau adalah Count Pendilor yang terlilit utang dan diambang kebangkrutan. Sepertinya ayah anda ingin menjodohkan anda dengan putrinya.]

Bahan politik, heh? Dan sekalian mengusirku dari rumah. Hah! Benar-benar lebih dakjal daripada sistem idol. Dia sebut dirinya ayah? Bagiku dia sampah masyarakat yang tak layak didaur ulang.

"Jadi, siapa tunanganku?" bisikku.

[Anda lihat gadis yang merengek di dekat Count?]

"Ayah! Kumohon! Hentikan pertunangan ini. Masa ayah tega menjodohkanku dengan si jelek itu? Aku lebih memilih hidup miskin daripada menikah dengannya, Ayah! Tolong dengarkan aku."

Anjay. Seburuk itukah Theodore sampai dia menangis memohon seperti itu? Ckck, malangnya.

"Nona Sistem, apa aku boleh berbuat sesukanya? Kau takkan memberiku hukuman kayak jantung diremas, kan?" kataku diselingi perasaan trauma.

[Tentu saja. Anda membuat kontrak dengan sistem lain. Saya tak punya wewenang memberi perintah.]

"Kalau begitu..." Aku membalikkan badan.

"Kau pikir kau mau ke mana?" kata Duke dingin.

Aku tersenyum miring. Ini baru seru!

~To be continued~

Rajin like, rajin komen, rajin update.
♩✧♪●♩○♬☆



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro