Chp 43. Masih di Dunia Novel

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

*

"Mau pergi ke mana kau?" Duke berkata dengan nada dingin, tatapan dingin.

Ke hatimu~ Canda deh.

"Ke mana lagi? Dia kan sudah menolak perjodohan. Kalian pasti mual melihatku. Jadi lebih baik aku angkat kaki, kan?" tanyaku tak jauh kalah dingin.

Kalau dia mau bertanding siapa yang paling kulkas di antara kami, jelas aku pemenangnya. Aku sudah menerapkan konsep pria cool and cold dari awal syuting The Star Peak. Mental-ku juga sudah B+. Intimidasimu tidak berguna padaku, bocah sialan! Aku yakin umurnya belum kepala tiga, paling baru 29-an. Dia masih anak ingusan di mataku.

Kakak keempat dan kakak ketiga marah. "Kau! Berani-beraninya bersikap tidak sopan ke Yang Mulia Duke! Apa kau sudah gila, anak buruk rupa?!"

Kalian! Berani-beraninya bersikap tidak sopan ke turis dari Bumi? Apa kalian sudah gila, keturunan duke curut?!

"Kenapa?" Aku berdeham, mendongakkan kepala angkuh. "Apa kalian mau menebasku dengan kemampuan Sword Aura apalah yang kalian banggakan itu? Wah, hebat betul anak-anakmu, Duke. Menggunakan kekuatan warisanmu untuk kekerasan. Kalau Kaisar tahu, bagaimana ya reaksinya? Aku penasaran deh."

"KURANG AJAR! Perhatikan kalimatmu, bocah! Kau tak pantas menyebut Yang Mulia Kaisar dari mulut kotormu itu! Tuan Duke, apa benar dia salah satu darah daging anda? Dia tidak punya adab!"

Oho, aku suka ekspresi jengkel yang dibuat Duke. Tatapan terkejut berpadu tidak percaya itu... Apa dia heran mengapa anak yang selalu dianiaya dan berharap untuk mati mendadak berubah dalam semalam? Anak penakut yang tiba-tiba jadi pemberani. Itu adalah narasi prolog cerita fantasi yang klise!

Fufufu. Untung saja ini hanya trial. Aku bisa kembali ke duniaku kapan pun waktunya habis...

Aku terdiam. Duniaku? Benar juga, aku kepikiran sesuatu. Kerajaan Ruhulin, tidak, tempat ini dunia lain, kan? Bukan bagian bumi. Kalau begitu...

"Status Window. Buka inventori."

Dugaanku benar! Item <Pens> di-repeated! Aku berada di semesta berbeda, makanya item-item yang kupakai di Bumi diulang semua pemakaiannya. Dengan <Pens>, aku bisa memermak wajah Theodore. Aku menyeringai. Ini... ntap djiwa sekali!

"Hei, kau!" Aku menoleh ke calon tunanganku. Menurutku dia B aja.

Dia berngidik ngeri. "J-jangan lihat aku dengan muka monster itu! Aku takkan menikah denganmu!"

Aku mengacak rambut, terkekeh. "Ya, ya. Kalian bebas menghinaku untuk sekarang. Tapi, jangan menyesal karena sudah menolak pertunangan ini. Besok, aku akan menjadi Tuan Muda yang tampan mengalahkan ketampanan putra mahkota."

~ Reinkarnator Player ~

Malamnya, aku berusaha keras menyelami ingatanku untuk referensi wajah. Aku sudah berlagak dan menggertak semua orang, maka aku harus menunjukkan dengan hasil.

[Apa anda yakin menyia-nyiakan pengulangan pemakaian item <Pens> untuk Theodore? Bukankah lebih bijak anda memakaikannya ke diri sendiri?]

"Apa yang kau katakan, Nona Sistem R? Maehwa itu sudah kelewat tampan, aku tak mau merubah apa pun lagi darinya. Menyelamatkan Theodore lah prioritas kita. Ayo bantu aku! Apa kau punya foto penampilan Putra Mahkota kekaisaran?"

Rambut biru Theodore pada dasarnya klimis, jadi tidak cocok dikeritingkan. Hapus semua debuff pada wajahnya dan tingkatkan kekontrasan kulitnya. Aku juga akan memberinya skin baju yang patut daripada kain lap yang kukenakan ini.

Aku fokus menggambar. "Tingkatkan berat dan tinggi badan Theodore. Badannya ceking seperti ranting, mari kita servis itu juga. Lalu~"

Haah, aku keasyikan di sini sampai lupa masa depanku buruk. Tanggapan netizen pada Han Maehwa pasti condong ke hal negatif kecuali episode enam aku mendapatkan suntingan yang baik. Tapi, aku ragu tim produksi melakukannya.

Aku pasti tereliminasi di pengumuman peringkat. Jika itu terjadi, apa yang bisa kulakukan? Sistem akan membunuhku. Apa aku minta bantuan ke sistem reinkarnasi untuk jaminan? Tidak. Aku tidak boleh bersikap dependensi begini.

"Aku tak akan lagi dicintai ataupun diperlukan olehmu ♩♫♬

"Dan kini aku sendirian, seperti ini ♩♫♬

"Kau selalu membuatku marah dan emosi♩
Dan hingga pada akhirnya aku menangis ♪

"Tapi ketika kau bilang 'maaf' setelahnya, aku selalu suka melihat wajahmu itu ♪♫♬"

[Kenapa anda berhenti bernyanyi? Nyanyian anda sangat bagus. Sesuai yang diharapkan dari Idol Player.]

"Mood-ku mendadak turun."

Pengerjaan revisi karakter selesai.

"Nah, ini saatnya kau menjadi Tuan Muda pintar cemerlang, Theodore. Kuharap kau bisa hidup nyaman setelah aku kembali ke duniaku, Bocah."

~ Reinkarnator Player ~

[Transfigurasi selesai diunduh.]

Aku tersentak bangun, menyeka bibir. "Ya? Sudah selesai? Duh, ngantuknya..." Aku tidak menyangka butuh semalam untuk mengaplikasikan gambarku ke karakter Theodore dan aku pun ketiduran.

Begitu aku melihat cermin, aku tertegun. "Astaga... Ini aku? Ganteng banget! Rambut birunya terlihat bersinar seperti cahaya yang membias di lautan."

[Secara teknis, itu bukan wajah anda.]

"Jangan memotong kesenanganku dong. Mana kutahu wajah asli Theodore memang sudah ganteng cuman ketutup kuman bernama jerawat dan komedo. Aku hanya membersihkan sampah-sampah di mukanya."

Aku berhenti menggeliat, menyeringai. "Haruskah aku turun ke bawah sekarang dan membuat seisi istana berteriak takjub akan wajah baru Theo? Gadis kemarin sore, aku ingin tahu reaksinya."

[Saya menyarankan anda memakai penerawangan.]

"Penerawangan? Apa itu seperti yang kupikirkan?"

[Iya. Anda dapat mengintip masa depan.]

Aku iri! Kenapa teknik-teknik turunan sistem reinkarnasi lebih wah daripada sistem idol? Andai aku membuat kontrak dengannya, bukan si iblis itu.

Sedang menonton.

Duke adalah orang paling brengsek yang pernah kukenal. Dia menuruti keinginan Duchess yang menganggap aku punya penyakit mental dan meminta aku dikirim ke menara sihir untuk diobati (dijadikan bahan eksperimen sihir).

"Kampret!!! Kenapa ibumu cuman pelayan sih, Theo?! Kenapa kau membuat anak dengan pria bajingan sepertinya, Nyonya Pelayan?! Ahhh! I'm stress!!!"

[Sistem mendeteksi Duke Desmond sedang menuju loteng bersama utusan Menara Sihir.]

Tidak. Aku harus kabur. Aku ke sini untuk healing dan menyelamatkan Theodore sebelum pulang, njir! Bukan mau membuatnya terbunuh.

Aku memanggil <Mikrofon Impian> dan membeli potion buff wings, kemudian menumpahkannya ke senjataku.

Pintu kayu terbuka. Duke terkesiap melihatku memecahkan kaca jendela. "Apa yang....?!"

Aku menoleh sebelum lompat. Duke termangu akan perubahanku. Tanpa basa-basi aku pun menaikkan tudung jubahku dan meloncat ke tongkat mikrofon.

"THEODORE! APA KAU SUDAH GILA?!"

~ Reinkarnator Player ~

Umumnya seseorang akan terkagum-kagum karena terbang di langit seperti Harry Potter. Tapi, ada sesuatu mendesak yang sedang kupikirkan membuatku tidak leluasa merasakan kesenangan dalam terbang.

Ini... ini nasib Theodore bagaimana njir? Jika aku pergi, jiwanya akan kembali ke semula dan dia akan dibawa ke Menara Sihir untuk mati. Kalau itu sampai terjadi, semuanya salahku dong?!

"Nona Sistem, apa ada yang bisa kulakukan untuk mengubah situasi ini? Beri aku quest atau apalah! Anak orang bisa mati olehku buset!!!"

[Sistem kami bekerja dalam format 'skenario' bukan 'quest'. Anda sebaiknya pergi ke sini.]

Mini-map muncul di hadapanku. Yosh! Aku segera meluncur ke sana. Tapi... ada hal lain yang menggangguku. Kenapa utusan menara datang secepat itu? Memangnya di sini ada pesawat? Setidaknya duke harus mengirim surat dulu kan.

Jangan-jangan... Aku manyun. "Nona Sistem, waktu trial-ku tinggal berapa?"

[5 jam sebelum Idol Player kembali ke dunianya.]

"HAH?! KOK TINGGAL SEGITU? B-bukannya trial-ku tiga hari, ya?" Atau aku salah lihat kali ya. Kan waktu itu aku mabuk. Mungkin aku salah tafsir.

[Anda tertidur selama 30 jam lebih.]

"Sial! Ternyata gara-gara itu! Beritahu aku cuplikan skenario Theodore, Nona Sistem. Akan aku lakukan apa yang bisa kulakukan sebelum pulang!"

[Menceritakan balas dendam Theodore Desmond pada keluarganya yang diam-diam membentuk gerakan pembelot. Duke berniat melengserkan takhta sang kaisar. Theodore, putra bungsu yang dibuang, bertemu dengan Cassandra yang merupakan anak haram kaisar di festival solstice summer yang dikejar pembunuh bayaran kemudian bergabung menjadi ksatria kekaisaran dan bertempur dengan ayahnya sendiri.]

Hah? Kisah cinta sesama anak haram?

Wah, klise banget ya. Fantasi-romantis picisan yang sering dibaca bocah-bocah kencur SMA. Tapi pribadi, aku senang Theodore akan berhadapan duke berdosa itu. Om mendukungmu, Theo!

"Jadi, kapan aku bisa bertemu Cassandra?"

[Festival itu baru akan dilaksanakan bulan depan.]

Buff wings-ku habis. Aku jatuh ke daratan dalam artian sesungguhnya, menggelinding di tanah. HP-ku menghilang dua kotak. Berkat pain absorder, aku tak merasa sakit sama sekali. Entah kenapa aku malas bangkit, tengkurap di tanah.

Bulan depan? Waktuku cuman ada lima jam. Itu pun belum tentu aku bisa kembali ke dunia ini lagi.

BAGAIMANA NASIB THEODORE?!

"Permisi, apa anda tidak apa-apa?"

Aku berhenti frustasi, mengangkat kepala.

[Wah! Anda beruntung karena bertemu heroine dalam waktu secepat ini. Selamat!]

~To be continued~

Rajin like, rajin komen, rajin update.
♩✧♪●♩○♬☆




Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro