Chp 47. Kita Jatuh Bersama Saja!

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

*

[Main-Quest: Hajar Lee Hangang.]

Hajar Hangang katamu? Bagaimana kalau kau saja yang kuhajar jadi bubur?

Jangan bodoh! Segila-gilanya sistem, dia selalu tahu batasan dan jarang memintaku melakukan kekerasan fisik. Tapi kali ini dia benar-benar kelewatan.

Bagaimana bisa dia menyuruhku meninju Hangang sementara ini siaran langsung? Apa alih-alih menjadi idol, dia mau membuatku menjadi kriminal? Oh, itu bagus. 'Villain Player'! Sudah jelas aku akan dikeluarkan kalau berbuat keributan di sini walau memang Hangang yang memulai 'perkelahian' lebih dulu.

Aku tidak akan melakukannya. Citra Maehwa sudah sangat baik saat ini. Mau dia bikin aku muntah darah atau apa kek, aku tidak peduli. Aku sudah memanjat gunung setinggi ini. Juga, aku tidak mau penggemar Maehwa makin stres.

"Anda baik-baik saja?"

"Ah, iya." Kuterima mic yang disodorkan oleh PD, menatap kamera. Aku tetap mengabaikan papan quest yang mengambang di kepalaku. "Ehem..."

[Sisa waktu misi: 3 menit.]

Tidak! Abaikan saja, Maehwa. Kalau itu maunya sistem, kita jatuh bersama saja! Buat aku muntah darah supaya aku ditendang dari acara ini karena dugaan mempunyai riwayat penyakit jantung.

"Terima kasih pada semua Interstellar yang memberikan suaranya untuk saya. Ke depannya saya akan menunjukkan sosok yang lebih baik lagi agar tidak mengecewakan harapan kalian."

PD mengerjap. "Begitu saja?"

Aku mengangguk, tersenyum. 

- Sudah kuduga, Maehwa takkan merusak karakternya. Itulah mengapa aku menyukainya.

- Klimaks kedua sudah terlewati. Kamu telah bekerja keras, Maehwa. Good job!

- Ukh, senyumannya!! Seketika pikiran burukku tentang Hangang menghilang. Dia malaikat asli! Aku mencintaimu, Bulan Musim Dingin!

- Bulan Musim Dingin, dirimu menyelamatkan gadis sekarat ke jalan kpop sekali lagi :(((

- Aku ingin mengelus rambutnya :))

Aku ingin mematikan skill pemunculan komentar ini! Tapi aku masih ngambek dengan sistem. Dan tolong berhentilah memanggilku seperti itu!

Pengumuman ranking berjalan dengan cepat. Gong Do Woo menempati posisi ke-6, Kwon Ahram otomatis ranking 5, lalu berikutnya Moon Jun-oh ke-4. Dan tiga besar, jatuh pada...

3. Choi Kangsan, 1.762.833 suara!
2. Doo Jinyong, 2.000.019 suara!
1. Go Ha Yoon, 2.000.055 suara!

Astaga, lihatlah Jinyong dan Ha Yoon. Aku lagi-lagi merasa ngeri dengan selisih poin mereka yang beda tipis. Tiga anak ini selalu menguasai peringkat tertinggi. Terutama Ha Yoon, seolah enggan pergi dari kursi pertama.

Kuharap aku tidak pernah satu grup dengan Ha Yoon lagi atau di antara Jinyong dan Kangsan. Big three. Aku harus memperhatikan pandangan publik. Babi yang cantik karena memakai mutiara, aku tak mau nasib Maehwa berakhir begitu.

Setelah pengumuman ini selesai, waktunya evaluasi individu putaran ketiga yang terakhir. Aku bertanya-tanya agenda apa yang sedang direncanakan oleh Je Wool. Atau haruskah kutonton season sebelumnya untuk jaga-jaga?

Yang membuatku penasaran saat ini adalah, mengapa sistem belum memberiku hukuman? Hmm, mencurigakan.

Dari 40 peserta, gugur lagi sebanyak 10 orang dan tersisa 30 trainee. Yah, itu semua karena 'Clover Poin Increase'. The Star Peak sungguh keterlaluan karena mengadakan sistem clover yang sangat merugikan trainee dengan fandom sedikit. Benar-benar hanya peduli uang.

Sebelum keluar dari ruangan menuju asrama, aku menoleh ke anak-anak yang menangis karena harus pulang hari ini. Mereka kehilangan kesempatan mereka untuk debut dan harus menunggu The Star Peak 2026. Kecuali agensi mereka mau mendebutkannya.

Aku bergumam tak jelas. Apakah suatu saat aku akan seperti itu juga?

~Idol Player~

Dorm FANTASIZE.

Song Ina, leader FANTASIZE, baru saja pulang dari syuting dramanya. Hari ini jadwal Ina padat sekali. Dimulai dari pemotretan, syuting, lalu menghadiri variety show, belum lagi dia harus latihan untuk siap-siap tampil di Harmony Show. Betapa capeknya wanita itu hingga tidak sadar dormnya sepi.

Tunggu, apa? Sepi? Ina menoleh ke anggota grupnya. Hanya ada dua orang di sana, sedang menonton ulang latihan mereka. Tiganya entah pergi ke mana. Padahal Ina yakin hanya dia yang punya jadwal pekerjaan untuk hari ini.

"Di mana yang lain?" Ina bertanya.

"Tuh, di dalam kamar Myungsun dari tadi."

Ya ampun! Ina menepuk dahi. Bisa-bisanya mereka bermalas-malasan di saat konser tinggal seminggu lagi. Wanita itu menyingsingkan lengan bajunya, meradak ke kamar Myungsun.

"KYAAA!!! HA YOON RANK 1 LAGI!!! Aku harus memamerkannya ke Twitwar! Tidak... Aku harus menahan diri. Kalau aku bawel di media sosial sekarang, banyak yang akan tidak nyaman. Ayo jaga martabat peringkat 1 separalel."

"Peringkat Kangsan naik lagi dan ranking 3 kali ini. Dia pasti debut nih. Aku yakin!"

"Sulit dipercaya, Ahram masuk lima besar. Bayi semanis itu akan berperang dengan Jun-oh, Kangsan, Jinyong, dan Ha Yoon. Jangan menangis, Ahram! Suaraku hanya untukmu!"

Tanda jengkel bermunculan di kening Ina. "Kalian ini... sebenarnya sedang apa?!" serunya, berkacak pinggang. Siap mengomel. "Kenapa kalian tidak latihan dan rebahan di sini?"

"Eh, ini kami sudah selesai nonton kok." [Joo Myungsun, center FANTASIZE.]

"Aku tidak bisa absen menonton The Star Peak, Ina, apalagi hari ini live pengumuman peringkat. Ahram lima besar lho! Lima besar! Aku bangga sekali~" [Go Miyeon, Main Vocal FANTASIZE.]

Hmmph, lagi-lagi The Star Peak. Tentu Ina tahu acara populer itu. Anggota grupnya mendadak teringat saat-saat mereka masih jadi Trainee, mendadak jadi gadis pecinta kpop, mendadak lupa bahwa mereka adalah idol.

Sebenarnya pribadi Ina juga tertarik untuk menontonnya, namun dia tidak punya waktu berleha-leha. Seberapa sibuk jadwalnya, yang terpenting bagi Ina adalah FANTASIZE.

"Sudah cukup nontonnya. Ayo latihan."

"Kami akan latihan, tapi... jangan bilang kau juga ikut latihan? Astaga, Ina, kau pasti kelelahan. Istirahatlah sebentar."

Ina menggeleng. Tidak bisa. Kemarin dia juga sibuk dan hanya latihan dua jam.

Miyeon menyentuh bahu Ina. "Sudahlah, jangan memaksakan dirimu. Kita masih ada waktu. Bagaimana kalau kau istirahat sambil nonton The Star Peak untuk refreshing? Kau mungkin tidak tahu, tapi salah satu tim menyanyikan lagu kita dengan gaya yang unik."

"Oh, ya? Lagu yang mana?"

"My Crown was Stolen." Myungsun yang menjawab dengan semangat. "Coba nonton itu, Ina. Siapa tahu kau akan mendapatkan bias~"

Ina manyun. "Aku sudah 27 tahun. Masa-masa fangirling tidak berlaku lagi untukku."

"Oh, ayolah! Ada kok idol yang idol menyukai juga. Seru menonton anak-anak semi-tampan seperti mereka saling bertarung untuk debut. Btw, biasku Kwon Ahram. Jika kau tertarik padanya, maka kita sehati."

"Aku! Aku! Aku stannya Choi Kangsan!"

"Kalau aku sih sudah jelas yang paling tampan, yakninya Go Ha Yoon. Ayo debut, Ha Yoon!"

Ina menyerah, tergoda oleh hasutan setan—ah, maksudnya teman-temannya. Mulai menonton secara acak yaitu episode enam.

"Hmm, mereka tidak banyak mengubah warna musiknya." Komentar pertama Ina.

My Crown was Stolen, menceritakan seorang Putri Mahkota yang dituduh bukan anak kandung raja. Dia dieksekusi dan mengutuk kerajaan bahwa putrinya akan menggantikannya menjadi permaisuri. Rakyat heboh dengan pengakuannya. Tidak ada satu pun yang tahu bahwa Putri Mahkota palsu memiliki anak.

"Hoo, lihat pria berambut putih ini. Dia menambahkan beberapa lirik yang dia tulis sendiri. Aku jadi penasaran." Komentar dua Ina.

Tim SEVEN PRINCE'S sungguh kreatif. Mereka membawakan lagu My Crown was Stolen dimana emosi utama pada lagu itu adalah amarah menjadi emosi sedih dan depresi.

Seakan mendengar dongeng tentang bangsawan yang dididik keras sejak kecil, dilatih bersikap sebagaimana seorang pangeran umumnya. Usai dia mendapatkan takhta, tiba-tiba pangeran asli muncul begitu saja. Tiba-tiba kebenaran terkuak bahwa mereka bukan lah pangerannya. Lantas untuk apa mereka melewati masa kecil seperti neraka kalau ujung-ujungnya takhta tersebut milik orang lain? Pengabdian sia-sia.

Pada akhirnya, pangeran palsu pun menyerahkan mahkota pada pangeran asli sambil menitikkan air mata bahagia dengan keyakinan bahwa dia akan bersinar di suatu hari nanti.

[Until someday, I really shined ♫♪♬]

Jadi ini lirik dan melodi tambahan yang dibuat si rambut putih? Sialan, liriknya bikin kecanduan.

Myungsun dan Miyeon tersentak melihat Ina mendadak bangkit. "Ada apa? Kau sudah selesai nonton? Bagaimana? Ada yang menarik perhat—"

"AKU INGIN TAHU TENTANG HAN MAEHWA!"

~To be continued~

Rajin like, rajin komen, rajin update.
♩✧♪●♩○♬☆




Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro