Chp 53. Bulan Musim Dingin

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Idol Player - AUTHOR PoV

"Hei, Yeosu! Kau sudah baca pengumuman yang diterbitkan The Star Peak... Eh, sedang apa kau?" Narae segera mengganti pertanyaannya karena bingung dengan aktivitas teman sejawatnya itu.

Ya. Yeosu sudah melihatnya. The Star Peak menggila mentang-mentang rating acaranya terus meningkat. Tetapi, Yeosu tidak peduli pada program itu. Yang dia pedulikan hanyalah biasnya: Han Maehwa!

Semalam, dia begadang memposting  thread tentang tebakan nomor tampil Maehwa di akun fanbase-nya dengan empat ribu lebih pengikut. Yeosu yakin bahwa Maehwa akan tampil terakhir lagi kali ini. Sejak awal acara, bukankah dia selalu mendapatkan part atau giliran terakhir? Pasti yang satu ini juga sama!

- Aku sependapat denganmu, Nder. Aku juga percaya Maehwa tampil terakhir apalagi temanya Solo Perfomance. Kali saja ada mini-game lagi. Maehwa kan jago game. Jelas dia ambil urutan terakhir.

- Aku akan meretweet-nya! Ayo ramaikan tweet ini, stannya Bulan Musim Dingin!

- Beritahu ke mereka yang belum terlalu menyukai Maehwa supaya tidak ketinggalan berita. Kita harus menambah umat Maehwa sebanyakkkk mungkinnn!!

- Kira-kira Maehwa membawakan lagu apa, ya? Ahhh!! Aku penasaran!!!

- Menurut spoiler dari TSP, mereka memasukkan lagu tiga boyband dan dua girlband global. Kuharap Maehwa tidak menyanyikan lagu girlgroup lagi.

-> Tapi bukankah lucu melihat wajahnya yang memberengut karena dihantui lagu girlband sejak evaluasi grup pertama?
-> Kenyamanan Maehwa yang utama.

"Hm, masih 6.643 retweet. Masih kurang. Haruskah kupakai akun keduaku? Aku juga harus menjelajahi aplikasi Naven!"

Level fangirling Yeosu memang lebih tinggi daripada Narae. Dia geleng-geleng kepala, menoleh ke kursi Ju Sung. Gadis itu tampak resah sambil menggulir layar ponsel. Kepo, Narae pun menghampirinya.

"Pagi! Ada apa?" tanyanya.

"A-ah... A-aku bergabung dengan akun fanbase Ahram, tapi aku tidak bisa bermain Twitwar... Aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan..." katanya sedih. Tidak idola, tidak fans, sama-sama pemalu. "M-mereka sepertinya punya tebakan Ahram akan tampil ke yang berapa..."

Narae tersenyum. "Sini kuajari. Pengguna Twitwar sering menggunakan kata singkatan. Kau sepertinya gaptek, ya?"

"KIM YEOSU!"

Pintu kelas digeser kuat. Pemilik nama menoleh malas. Geh, Cha Sung Hae. Mau apa dia ke kelasnya? Ah, gawat! Dia datang ke mejanya. Jangan-jangan...

"Ayo datang ke studio TSP1 bareng aku nanti siang! Aku punya firasat Ha Yoon bakal tampil pertama. Lagi pula kau belum tahu persis Maehwa akan tampil kapan, kan? Bagaimana kalau kau keliru, dia justru tampil di urutan antara 1 atau 5?"

Yeosu mendengus. "Tidak mau. Aku percaya dengan keyakinanku karena aku stan nomor satu Bulan Musim Dingin!"

"Bulan Musim Dingin? Itu julukan Maehwa?"

Yeosu memamerkan tabletnya. "Lihat ini, aku sudah memesan pembuatan lightstick Maehwa. Kakakku yang mendesainnya, hehehe. Bulan putih dengan kawah salju berguguran seperti mainan bola salju. Jika dinyalakan, warnanya akan menyala biru. Lalu! Ada konsol game di dalam kacanya dengan ukiran nama Maehwa."

"Kalian kakak-beradik niat juga, ya... Kami stan Go Ha Yoon juga tidak kalah kok! Ketua fanbase kami sedang merancang kostum dan bando resmi Ha Yoon."

Eh. Sung Hae baru sadar dia teralihkan.

"Tunggu dulu! Bukan itu yang ingin kusampaikan. Ayolah, Yeosu! Temani aku! Ini kan pertandingan pertaruhan. Tapi teman-temanku tidak berani bertaruh. Aku enggan pergi sendiri kayak jomblo."

"Jangan manja deh. Kau kan sudah besar." Yeosu bahkan pergi sendirian di hari pertama dia jatuh hati pada Maehwa.

"Akan kutraktir tiketnya!"

Yeosu langsung bangkit dari kursi. "Ya sudah kalau kau memaksa. Kebetulan aku punya waktu luang pulang sekolah nanti."

Gyeonmin yang mendengar obrolan mereka dari awal, menatap Yeosu masam.

***

Sesuai dugaan Yeosu, lihatlah lapangan studio TSP1, ramai oleh penonton namun raut wajah mereka tidak baik karena tidak tahu pasti kapan bias mereka tampil—semoga beruntung hari ini. Kalau tidak beruntung, mereka terpaksa beli tiket lagi untuk penampilan berikutnya. Dan itu akan menguras lebih banyak uang.

Yah, meski mereka mencak-mencak, mereka tetap lah antusias dalam hati. Trainee tahun ini tampan-tampan dan memuaskan sesuai selera masing-masing. Makanya mereka rela keluar dana.

Ada beberapa penggemar yang nekat membawa spanduk idola mereka, ada juga yang tidak membawa apa-apa, mengandalkan ponsel untuk mengambil gambar potret. Ini masalah peruntungan.

Semoga tebakan Yeosu benar kalau biasnya tampil terakhir. Dia benar-benar tidak bawa apa pun kecuali badannya.

"Sebentar, Yeosu. Aku mau beli minuman di truk itu. Kau mau minum apa?"

"Kafuus—maksudku cappucino dingin."

Sung Hae mengangguk. Selagi menunggu gadis itu selesai memesan minuman, Yeosu melihat keramaian di sekitarnya dan mendapatkan tontonan menarik.

Seseorang berpakaian modis (jaket denim, celana jeans, topi tambah masker, dan sepatu sneaker putih) dikerumuni oleh orang-orang. Rambutnya mengombak, warna hitam bercampur pink. Tingginya ideal semampai. Dia berusaha menutupi wajahnya seolah tidak ingin ketahuan.

"Bukankah dia Song Ina??"

"Eh, apa katamu barusan?! Song Ina, leader Fantasize? Ah, tidak mungkin! Dia kan sibuk oleh konser yang mendatang."

"Apa yang dilakukan Ina di tempat seperti ini? Dia mau nonton performa anak-anak TSP karena teringat masa lalu? Tapi kan jadwalnya padat. Mana mungkin dia bisa meluangkan waktu datang kemari."

Sayangnya benar, sosok itu adalah Song Ina yang mengotot untuk datang menonton pertunjukan trainee-trainee The Star Peak. Padahal dia sudah menuruti saran Go Miyeon, berpakaian normal layaknya seorang fans. Tapi kenapa dia masih dikenali?! Itu karena rambutnya!

"Lihat! Foto terbaru member Fantasize! Rambut Song Ina mirip sekali dengan orang itu. Apa dia Ina beneran? Hei, apa kami boleh lihat wajahmu?"

Aduh. Ina sudah berjanji pada manajernya, dia diperbolehkan pergi asal tidak menciptakan keributan. Dia harus kabur sebelum ada yang mengambil video.

"Hei, jangan pergi!"

"Kenapa dia lari? Jadi dia Song Ina yang asli? Apa dia memiliki bias makanya datang ke sini? Ina! Aku penggemarmu!!!"

"Ayo spill trainee kesukaanmu, Ina!"

Separuh dari penonton mengejar Ina yang lari terbirit-birit sampai topinya lepas. Persetan dengan penyamaran! Toh, dia sudah terlanjur ketahuan. Tinggal menunggu waktu wajahnya terekspos.

Seseorang menarik lengannya. "Ayo sembunyi di sini!" bisiknya, membawa Ina ke dalam gang tersembunyi.

Rombongan orang-orang tersebut melewati gang kecil itu, kelimpungan mencari Ina yang mendadak hilang.

"Terima kasih," kata Ina, ngos-ngosan.

Adalah Yeosu yang menyelamatkannya. Dia mengangguk sambil berdeham. Padahal di depannya itu seorang idol, tapi kok rasanya hambar, ya? Bagaimana kalau yang dia tolong bukannya Ina namun Maehwa? Muka Yeosu langsung semangat.

Tapi, Yeosu penasaran, untuk apa Ina datang ke studio TSP1? Jika iya dia jatuh cinta pada salah satu trainee, siapa orangnya? Mungkin Go Ha Yoon kali ya. Siapa sih yang tidak suka orang itu.

"Permisi, benda itu kau beli di mana?" tanya Ina, menunjuk gantungan kunci berbentuk bulan tersenyum tertutup awan, yang bergelayutan di tasnya.

"Ah, ini hadiah GA Bulan Musim Dingin."

Yeosu tersenyum mengingat dirinya beruntung mendapatkan hadiah give away. Untunglah kebanyakan penggemar Maehwa rata-rata orang kaya yang tidak keberatan berinvestasi pada biasnya.

"Bulan Musim Dingin?"

"Itu julukan Han Maehwa. Ah, lupakan saja. Kau pasti stan Go Ha Yoon atau Doo Jinyong. Untuk apa kau tahu—" Yeosu menatap Ina yang memegang lengannya.

"Kau salah! Aku menyukai Han Maehwa!"

~To be continued~

Rajin like, rajin komen, fast update.
♩✧♪●♩○♬☆

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro