Chp 9. 'Merebus Katak'

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Setelah dimarahi habis-habisan, kami pun rapat. Atau bisa dibilang dimarahi part kedua.

"Apa yang kau lakukan sih, Geonwoo? Kau berniat mempermalukan dan menjatuhkan tim kita? Kau bilang kau akan mengurus masalah koreografi dengan percaya diri. Tapi baru rehearsal pertama, kita sudah mendapat feedback separah ini dari para mentor."

"M-maaf... Akan kubuat ulang..."

Aku bersedekap. Kenapa jadi Geonwoo yang salah? Dia melakukan apa yang dia bisa. Kerja sama lah yang mempengaruhi nilai dari tim ini.

"Tidak." Hyunsung menggeleng. "Percuma saja kau membuat ulang koreografi baru kalau kita masih buntu konsep. Kita harus memikirkan ini dahulu. Apa ada yang punya ide?"

Berbeda dengan Yoon-Il dan Dam, Hyunsung perlahan sudah mulai terlihat. 'Kepanikan'. Mentalnya pasti menurun karena teguran dua instruktur tadi. Dia lebih mementingkan kualitasnya daripada perasaan cemburunya. Hmm... bagus. Akan kucoret dia dari blacklistku.

"Aku tidak punya ide selain penyihir modern."

Jiho mengelus dagu, mengangkat tangan. "Ah! Bagaimana dengan konsep hero?"

"Hmm..." Yoon-Il tersenyum. "Itu bagus. Jiho, apa kau bisa mengaransemen ulang lagunya?"

Melihat idenya disukai, Jiho ikut tersenyum. "Iya! S-serahkan pada saya... Huh?" Jiho menoleh ke arahku yang beralih fokus menghafal daripada ikut mendengarkan rapat.

"Maehwa...?"

Dipikir-pikir, kenapa Key Part-ku bagian Refrain sih? Aku tidak terlalu pandai sopran liris (suara yang ringan dan manis) karena terkesan diimut-imutkan. Itu tidak klop dengan umurku, maksudku visualku.

"Maehwa, bagaimana menurutmu kalau konsep kita hero?" Jiho menanyakan interpretasiku.

Tunggu, apa? Hero? Itu agak...

Terkadang superhero mendapatkan kekuatan dari sains yang bisa dijelaskan secara ilmiah. Tapi lagu ini, sangat kental dengan sihir. Dunia fantasi dimana menentang akal sehat. Jadi—

"Bukankah kita sudah sepakat akan mengambil konsep hero?" Sayangnya Yoon-Il dan Dam mendengar obrolan kami, tak membiarkanku mengungkapkan pendapatku. "Maehwa juga tidak keberatan dengan konsep itu, kan?"

Aku... punya firasat buruk. Tapi mari mengangguk saja. Jiwa kepimpinannya masih belum pudar. Kita tunggu sedikit lagi.

"Geonwoo, kau bisa atur koreografinya. Kita harus latihan ekstra sebelum rehearsal kedua. Kita tidak boleh ketinggalan dari tim lain."

~Idol Player~

"Apa kalian serius? Kalian sama sekali tidak ada perkembangan! Kalian memilih konsep yang tidak selaras. Apa kalian tidak membaca dengan benar? Gadis penyihir berhenti menjadi penyihir karena dirinya yang bosan dan pindah ke bumi. Dirinya tak dikenali karena berasal dari dunia lain. Tapi kalian seorang hero! Dilihat dan dikenal dunia! Kalian tidak bisa melepas profesi kalian begitu saja karena bosan.

"Terlebih hero tidak serta merta mempunyai sihir. Mereka cenderung mendapatkan kekuatan super dari pengetahuan. Semakin kemari, kalian semakin jauh dari tema lagu. Jika kalian tidak serius, mending berhenti saja di sini. Koreonya mungkin berkembang, ada sedikit humor dan slice of life. Tapi lupakan kemajuan itu karena kalian masih buntu tentang konsep."

Kan. Apa kubilang? Konsep hero itu kurang dan sama sekali tidak sinkron dengan lagu kami.

Kami berhasil lolos dari kritikan Instruktur Ise, tetapi kembali diamuk sama Instruktur Ados. Pria itu sungguh pengen tak hih! Dia sangat perfeksionis dan bermulut silet.

Ruang latihan sunyi. Tim Sunny sudah tidak memiliki harapan. Padahal waktu kompetensi sebentar lagi, tapi mereka tak maju-maju.

Tim ini akan berakhir jika aku tidak bertindak.

"Hmm..." Aku melirik Jiho dan Geonwoo yang duduk muram di sudut studio, menyalahkan diri sendiri. Beralih menatap Yoon-Il, Dam, dan Hyunsung yang mati kutu. Tampaknya mereka kehabisan ide ya. Ide keluar dari situasi yang pelik ini.

Yosh, menurutku situasi ini sudah bagus.

Merebus katak. Katak pasti akan melompat kabur saat masuk ke air mendidih. Untuk mengecohnya, kita harus menaikkan suhu secara perlahan-lahan. Katak takkan sadar dirinya sudah matang dan mati.

Itulah mengapa aku sengaja diam dari rehearsal pertama membiarkan mereka bertingkah untuk persiapan. Ketika mereka sudah putus asa, maka itu akan seperti memandu orang ke rute kabur setelah memojokkannya. Mereka akan mengikuti omonganku tanpa bantahan. Ini adalah strategi licik yang sering kugunakan di game simulasi kerajaan. Psikologi pun dibutuhkan dalam game.

Sebenarnya walau di luar aku tampak tidak peduli, aku juga takut kalau Tim Sunny berakhir jadi lawakan penonton. Entah denda apa yang akan diberikan oleh sistem sialan itu nantinya.

Jadi, aku selalu bangun saat mereka terlelap.

Studio yang terang namun sepi. Kekosongan ini... membuatku tentram. Sudah kuduga, aku lebih menyukai kesendirian daripada keramaian. Aku juga bisa berpikir dengan lancar.

Aku telah mendengarkan lagunya berkali-kali, tapi aku belum menemukan konsep yang cocok. Buku memoku sampai penuh dengan coretan.

Gadis penyihir dari dunia lain berubah jadi manusia biasa dan pergi ke Bumi. Bagaimanapun ini jelas tipe-tipe 'Reverse Isekai', kan? Aku teringat novel bertema magical realism saat masih di tubuh Im Rae. Kami harus menekankan unsur fantasi dalam...

Aku tercenung. "Magical Realism?"

Status Window aktif. Aku menatapnya lekat. Sebuah lampu pijar keluar dari kepalaku. Itu dia!

Oke, flashback-nya berhenti di sana. Kembali ke timeline utama yang masih dikuasai aura muram.

"Semuanya, aku punya ide. Apa kalian pernah membaca manhwa tentang dungeon? Jangan bilang tidak pernah karena rata-rata orang Korea membaca webtoon."

Mereka menatapku serempak. "Dungeon?"

"Yeah. Mari kita tambahkan konsep Action."

[Selamat! Anda berhasil membuka kunci potensi Woo Geonwoo.]

~To be continued~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro