9

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

N. B. Agaknya series King ini lebih berat drpd yg sebelum2nya. Di Mupsi banyak drama, di P. M banyak kameo, di Snowdown banyak chemistry, dan di sini Watson terlalu OP. Suka deh polanya.

***Happy Reading***

"Rencana yang ketahuan?"

Watson mengangguk mantap. "Melakukan dan membantu tindak pidana itu dua hal yang berbeda. Sepertinya Mita mengincar Pasal 57 KUHP ayat 1: Hukuman pokok bagi kejahatan dikurangi sepertiganya, dalam hal membantu kejahatan."

Aiden dan yang lain bersitatap bingung.

Mereka tidak mengerti, ya? Watson mengangguk, tak keberatan menjelaskan dengan bahasa yang lebih gamblang. "Sebut saja Mita menginginkan remisi yaitu keringanan dari hukumannya. Makanya dia berlaku baik di persidangan dan di lapas. Dia mengakui kejahatannya. Semua itu dia lakukan agar masa hukumannya dikurangi."

"Tapi dia melecehkanku! Dia tidak sekadar membantu, namun dia yang melakukannya! Bagaimana bisa pengadilan membebaskannya secepat itu? Ini sungguh tidak adil--"

"Bagaimana jika dia melakukan itu hanya kepadamu?" potong Watson.

"Apa?" King kehabisan kata-kata.

"Sepertinya Mita lebih pintar dari yang kita duga. Tugasnya menculik anak-anak layaknya donatur. Lalu dia menyerahkan mereka pada akseptor laksana memilih sapi yang hendak disembelih.

"Jadi, jika pekerjaan kotornya ketahuan oleh polisi, setidaknya Mita bisa membela diri karena dia 'bukan dalangnya'. Perannya hanya lah 'membantu'. Dia pasti bernyali besar, tidak takut dipenjara karena berpegang teguh pada KUHP tentang sanksi dari pembantu tindak pidana. Mita percaya bahwa dia tak dikurung seumur hidup.

"Kemudian, si pelaku pun mengetahui akal bulus Mita. Seperti katamu, Krakal, tampaknya Mita bukan semata-mata bekerja sebagai donatur. Boleh jadi dia melecehkan anak-anak itu terlebih dahulu sebelum diserahkan ke akseptor.

"Aku tidak tahu bagaimana cara pelaku mengetahui tameng busuk yang diandalkan wanita itu hingga dia merasa terancam dan tak punya pilihan selain mencarimu lantas membawamu ke hadapannya. Atau boleh jadi si pelaku mempunyai dua subjek bertentangan yang membuat Mita tergesa-gesa menjalankan misi yang diberikan. Yah, meski akhirnya misi tersebut gagal terpenuhi dan Mita tewas."

Mereka terdiam lama.

Benar-benar deh si Watson. Bagaimana mungkin hipotesisnya terdengar masuk akal hanya dari secuil keterangan?

Jeremy berbinar-binar, memasang ekspresi dramatis yang dibuat-buat. "Kamu tidak berubah dari pertama kali kita berjumpa, Watson! Amat brilian, hiks! Apakah aku yang butiran debu ini pantas berteman denganmu?"

"Kamu alay, Bari... Ugh!"

"Kenapa, kenapa? Narkolepsi kambuh? Aduh! Kamu terlalu banyak berpikir hari ini, Dan. Beristirahatlah sebentar."

Watson mengeluarkan botol pilnya, meringis ketika menyadari benda itu sudah kosong melompong. Sial, dia lupa mengisi ulang suplemennya.

"Ini." Seseorang mengulurkan sebuah botol bermerek sama dengan yang ada di tangan sherlock pemurung itu.

"Saho?" Watson mengernyit.

"Wah, Sa. Sudah lama tidak melihatmu. Apa kamu sudah tak sibuk?"

Saho tersenyum kecut. "Sayangnya masih belum. Ketua Apol sepertinya ingin membuat anggota DS sibuk..."

"Hahaha. Yang semangat kamu."

"Kalian juga semangat ngurus kasusnya. Kalau begitu aku pergi dulu."

"Dadah." Aiden melambaikan tangan.

Watson menatap datar botol obat pemberian Saho, bergumam sendiri. Mengapa orang itu tahu nama suplemen yang dia gunakan? Padahal sebelumnya hanya Beaufrot dan Reed yang tahu.

Watson pernah menyuruh Hellen menyelidiki latar belakang cowok itu, namun tidak ada yang istimewa selain dia yang pernah tinggal di New York. Apakah ada yang dia sembunyikan?

"Jangan keseringan meminumnya. Tidak ada salahnya kalau kamu tertidur."

"Watson, hei!" Jeremy menepuk bahu detektif pemuram itu membuatnya tersentak. "Kamu baik-baik saja? Aiden memanggilmu dari tadi. Malah melamun."

"Ah, aku tidak apa."

Watson menunduk murung (sesuai namanya, sherlock pemurung). Kenapa dia selalu teringat sesuatu jika ada Saho? Terlebih, Watson tidak ingat pernah melakukan percakapan yang ada di kenangan itu. Apa dia sungguhan teringat soal Mela? Kenapa?

Di sisi lain, Apol yang berdiri di antara patahan lorong, melihat interaksi canggung antara Watson dan Saho, tersenyum misterius. Dia berbalik.

"Sungguh ironis."

-

Karena kasus Mita yang mencemari nama hotel SO, King terpaksa tinggal bersama Chalawan untuk sementara. Memutar percakapan tadi siang, Watson ingin King mencari sesuatu tentang ayahnya. Detektif muram itu menduga ada yang Chalawan sembunyikan.

"Kenapa tiba-tiba Papa terlibat? Ukh, aku merasa tak enak. Tapi aku tak bisa mengabaikan permintaan Pak Ketua."

"Sedang apa kamu?"

"HUWA!" King terlonjak kaget. "Astaga, Pa! Jantungku. 1, 2, 3, 4... Aigoo! Kenapa Papa sudah pulang? Katanya ada pertemuan dengan Menteri Pendidikan."

"Jadwalnya diundur. Kamu sendiri ngapain kayak orang mau maling 'gitu?"

Bagus, King mau jawab apa? Tidak mungkin dia bilang mau menerobos kamar Chalawan untuk mencari benda-benda yang dirasa mencurigakan.

"Petak umpet sama kucing," jawab King kepepet. Dia meringis sendiri mendengar alasannya yang tidak masuk akal.

"Tapi kita tidak punya kucing."

Ah, kebodohan King adalah dia bodoh.

"Nak." Chalawan berdiri di depan King yang mati kutu. "Apa pun yang kamu kerjakan, lebih baik hentikan sekarang."

"Apa maksudmu, Pa?" King mengernyit. Apa Chalawan tidak suka tindakan King yang ingin menemukan Paul?

"Tidak terlambat untuk berhenti. Ini demi kebaikanmu sendiri."

"Pa! Aku sedang mencari Paul--"

"Aku tahu," sela Chalawan dingin. "Karena tahu makanya aku melarangmu. Paul sudah tiada. Tidak ada gunanya kamu mencari mayat yang raib."

Watson benar. Ada yang disembunyikan oleh Chalawan. Bagaimana mungkin dia hendak menghentikan pencarian Paul? Terlebih, intonasi suaranya sangat dingin dan terkesan tak peduli.

"Apa yang Papa tutupi dari King, huh? Papa punya hubungan dengan Tuan Beaufrot, kan? Sebenarnya kalian tengah menyembunyikan rahasia apa? Mungkinkah ada kaitannya dengan kematian Paul? Jawab King, Pa!"

Chalawan mencengkram bahu King. "Dengarkan aku. Daripada mencari jasad adikmu, lebih baik kamu temukan kebenaran dari kematian ibumu."

King menepis tangannya. "Tidak mau! Aku tidak peduli dengan penyebab kematiannya. Satu-satunya penyesalanku adalah aku tak bisa menemukan Paul sebelum dia mati."

"Jaga mulutmu, King!"

"Kenapa? Haruskah aku memakai honorifik pada wanita yang bahkan tak menganggapku anaknya? Dia hanya orang yang kebetulan melahirkanku. Statusnya hanya itu, tak lebih."

"King...!" Chalawan mendesah.

"Kalau Papa tidak mau bekerja sama denganku, oke aku terima. Tapi jangan halangi aku. Bagaimanapun aku akan tetap menemukan Paul. Kalau Papa berani mengganggu investigasi kami, aku takkan segan-segan padamu."

Brak! King membanting pintu kamar.

Chalawan mengusap wajah frustasi. "Masalahnya tidak sesimpel yang kamu pikirkan, King... Aku tidak mau kamu terluka dengan kebenarannya."

-

Pagi-pagi sekali di rumah Watson.

"Aku sudah menyelidiki kasus yang diambil divisi Nyonya Pasha dan kamu benar, Angra Nosaroc ketua dari Mayor Kejahatan Khusus ikut serta ke dalam investigasi tersebut."

"Apa kamu sudah menemukan kasus apa sebenarnya yang mereka diselidiki? Tidak peduli sekecil apa pun."

"Hanya satu karena semua berkas yang tercantum di internet telah dihapus. Mereka sungguh teliti."

"Apa itu?" Watson menahan napas.

"Revive Project."

Tubuh Watson langsung termangu. Proyek Kebangkitan? Apa maksudnya? Maksudnya sindikat yang kembali bangkit di dunia bisnis? Atau apa sih.

"Hanya itu yang bisa kutemukan. Tidak ada keterangan, tidak ada catatan. Semuanya ludes dihapus. Aku sudah memakai semua cara yang kutahu, tapi mustahil untuk memulihkan datanya."

Hening sejenak. Detektif pemuram itu bingung harus berkomentar apa.

"Watson, apa kamu memikirkan hal yang sama denganku? Entah kenapa firasatku tidak enak setelah membaca tentang Revive Project yang aneh itu."

"Aku yakin itu hanya program bisnis biasa. Tidak usah khawatir."

"Jika memang begitu, kenapa mereka sampai menghapus habis semua data tentang RP? Seolah tidak ada yang boleh tahu. Jangan-jangan sesuai namanya, ini proyek berbasis tinggi."

Watson menggeleng tegas. Walau jauh di hatinya, ada setitik rasa setuju pada apa yang dipikirkan Violet. Dia tetap bersikeras menolak gagasan tersebut.

"Menurutmu, apa manusia bisa dihidupkan lagi dari kematian?"

"Bisa. Apa yang tidak bisa dari teknologi ilmiah? Mereka bisa melakukan krionika pada mayat, lantas 'membangkitkan' mereka puluhan tahun kemudian dengan inovasi sains di masa depan. Prosesnya tidaklah mudah."

[Note: Krionika/Cryonics, metode pembekukan tubuh manusia.]

"Seperti Kapten Amerika? Memangnya itu masuk akal?" Violet merasa geli.

Watson mengelus dagu. Sejujurnya, dia juga tidak terlalu mengerti. Apakah mungkin manusia yang sudah mati bisa dihidupkan kembali jika tubuhnya dibekukan bertahun-tahun? Sial, dia sangat payah dalam hal fisika.

"Tapi, ugh, membangkitkan orang mati? Aku tidak bisa membayangkannya." Logika Violet menolak percaya.

"Jika di film masuk akal, kenapa di dunia nyata tidak?" kata Watson lugas.

Kepala Violet tertoleh. "Kamu yang paling tidak percaya untuk hal beginian, Watson. Kenapa kamu biasa-biasa saja?"

"Karena ini bukan mistis, Vi. Ada kasus langka dimana seseorang yang membeku bisa hidup kembali. Jean Hilliard tahun 1980. Suhu tubuhnya mencapai -10 derajat celsius. Orang-orang beranggapan dia sudah meninggal, namun setelah tubuhnya dihangatkan, perempuan tersebut bangun."

Violet menoleh kiri-kanan, memastikan tidak ada orang selain mereka, beringsut ke dekat Watson. "Dia bertahan hidup? Setelah membeku? Tidak mungkin..."

"Entah siapa yang mencetuskan ide Revive Project luar biasa ini, sudah jelas dia orang yang sangat genius dan bukan tandinganku." []





Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro