-Sembilan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Terkadang tidak menjelaskan apa pun bukan berarti tidak punya sesuatu untuk dijelaskan. Punya, hanya saja tidak bisa menjelaskannya

.

Daisy menoleh dan refleknya yang hampir terjatuh bisa ia tahan. Untung saja posisinya berjongkok. Jika saja ia berdiri di sana, ia akan dengan mudahnya jatuh. Jennie greenteeth atau sosok makhluk air itu menyingkir dariku dan Daisy. Aku pura-pura tidak melihatnya dan bergegas menarik Daisy minggir.

"Ada apa sih?"

Dia terlihat marah tetapi aku tidak menjelaskan apa pun. Sampai akhirnya ia membanting tanganku untuk melepaskan tangannya dengan kasar.

"Apa maumu!?" dia berteriak dengan marah kepadaku. Pipiku pun terasa panas. Ingin sekali aku menceritakan perkara itu padanya. Namun, aku tahu tidak bisa. Itu tidak boleh. Lagipula ia akan mengataiku gila.

Dengan berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis. "Jangan bermain air sendirian di danau ini. Jennie Greenteeth tidak menyukainya."

Aku berbicara jujur padanya, sekalipun ini terdengar sangat tidak masuk akal. Namun, aku tidak berpikiran lain untuk menjawabnya. Pipiku terasa kebas terlebih dahulu karena mempertahankan senyuman yang kupaksa.

"Aneh. Aku benci kau," katanya yang berlalu meninggalkanku.

Sepertinya air mataku jadi pecah karenanya. Aku sangat sedih melihat nasibnya sekaligus sangat sedih mengapa ia harus membenciku. Aku yang tidak bisa berkata apa pun padanya mengenai kedua hal itu kian membuatku sakit hati.

Jadi aku pergi melanjutkan jalan-jalan karena menyadari Jennie greenteeth tengah mengawasi dan mengikutiku. Kata Xi, Jennie tidak akan bisa pergi jauh dari sumber air. Hal ini kemudian membuatku pergi mengarah ke asrama wanita lagi tetapi bangsal lain--sengaja kulakukan sembari pura-pura tidak melihat Jennie Greenteeth, bangsal konstelasi Apus. Katanya bangsal ini diisi oleh siswi-siswi KS 4 yang juga bersekolah di Rendwench ini. Namun, sebenarnya asrama tidak mengharuskan setiap bangsal diisi oleh angkatan tertentu. Kami boleh lintas bangsal asal kami harus sudah tahu bisa tidur di mana dan tuan rumah yang menempati terlebih dahulu mengizinkan.

Kamar-kamar di sini jauh lebih lebar dari kamar-kamar di bangsal Cygnus. Bentuknya pun serupa. Sayangnya yang membedakan ialah aku beberapa kali mencium bau rokok ketika melewati selasar kamar yang berwujud koridor panjang ini. Karena aku tidak suka di sini kuputuskan untuk segera kembali ke asramaku. Kudapati Esme sudah tertidur di ranjang atas, dan melihatnya yang akhirnya tertidur pulas tidak lagi menahan sakit membuatku ingin menelpon juga. Aku ingin menelpon rumah, walau aku tahu adikku masih membenciku setelah kepergianku seminggu dari rumah. Aku merindukan mereka.

Aku pergi kembali ke kantor Nyonya Merry dan mendapati ada dua gadis di situ. Ada Daisy dan satu lagi yang tidak kuketahui. Nyonya Merry tersenyum cerah begitu melihatku mengetuk pintu dan masuk. Ia menyuruh gadis yang tidak kuketahui itu mengenalkan diri.

"Wah, kebetulan Isla. Kau ada di sini! Lyona perkenalkan dirimu, dia akan jadi teman sekamarmu." Nyonya Merry menunjukkanku pada gadis berkulit eksotis yang bernama Lyona. Rambut hitamnya yang ikal dan manik matanya yang cokelat membuatku sadar dia tentunya bukan orang inggris asli.

"Halo, aku Lyona. Akan jadi teman sekamarmu. Sebelumnya aku berada di kamar 25 tetapi aku tidak suka di kamar pojok. Jadi, aku meminta bertukar," katanya dengan aksen aneh yang sedikit familiar. Sepertinya aku pernah mendengarnya.

"Isla, dia dari Florida. Aku harap kalian berteman dengan baik ya."

Aku mengangguk-angguk, Nyonya Merry kemudian menyudahi acara perkenalan singkat ini dan mengutusku untuk segera menunjukkan kamar pada Lyona.

Aku mengiyakan dan tidak jadi menggunakan telpon karena sepertinya Nyonya Merry ingin berbicara berdua dengan Daisy. Aku dan Daisy tidak bertegur sapa selama di dalam ruangan tadi. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi sepertinya Nyonya Merry juga tidak akan membiarkanku untuk sempat bertegur sapa pula dengannya. Ini sedikit menggangguku. Aku takut, Nyonya Merry jadi memikirkan hal aneh terhadapku melalui lirikannya dari bingkai tebal yang menempel di wajahnya itu.

"Lyona Brown," ulangnya lagi sembari tersenyum padaku dan menarik kopernya. Lantaran tidak memungkinkan untuk jabat tangan karena kedua tangannya menarik koper kecil, kuambil satu koper dan berjabat tangan dengannya. "Isla Marshall."

Begitu kami sampai di depan kamar, aku mengetuk pintu dan mempersilakan Lyona masuk. Esme ternyata sudah terjaga dengan menatap serius ke arahku dan Lyona. Aku sedikit mengerti apa yang tengah ia lakukan. Seperti yang ia lakukan jika bertemu orang baru, ia akan mengamati orang itu lekat-lekat sampai terasa tercekik dalam satu sampai dua jam. Tergantung Esme sendiri.

Aku yang tidak suka kecanggungan segera mengenalkan Lyona mengenai Esme yang diam seribu bahasa untuk mengamatinya. "Ini Lyona Brown dan ini Esme Owens."

Lyona yang telah meletakkan kopernya di ranjang kosong di bawah jendela, menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan, awalnya aku takut-takut Esme akan menolak jabatan itu dan ruangan ini menjadi terasa menyesakkan. Namun, yang kutahu tiba-tiba Esme turun dari ranjangnya, menyambut tangan itu dan menggenggamnya dua tangan dengan mata berbinar.

"Ka-kau keren." yang malah keluar dari mulutnya dengan cukup keras.

Melihat dugaanku salah, aku hanya tersenyum kecil. Mereka kemudian duduk di ranjang Lyona yang entah kemudian membicarakan apa dengan semangat.

Aku cukup lelah hari ini, jadi aku berbaring di atas kasur pegasku menatap papan kayu pembatas tempat tidur milik Esme di atasnya. Barangkali aku akan tidur siang karena alih-alih menerima ajakan Esme dan Lyona pergi ke kantin.

"Bungkuskan aku suatu cemilan saja," kataku yang kemudian disambut iyaan semangat.

Selepas Esme dan Lyona pergi, aku berbaring di kasur dan memejamkan mata. Tidak tahu berapa lama sampai tiba-tiba aku mendengar teriakan aneh yang tertangkap di telinga. Suaranya yang dari koridor itu membuatku turun dari kasur dan mengintip dari balik pintu yang kubuka sedikit. Dari tangga lantai atas yang kuketahui merupakan bangsal konstelasi Pegasus ada gerombolan gadis yang turun dari sana. Bangsal konstelasi Pegasus adalah bangsal para gadis yang berada di KS 3 sama sepertiku, wajah mereka yang histeris membuatku bertanya-tanya.

Begitu Esme dan Lyona kembali, aku menanyai mereka apa yang terjadi. Tetapi mereka juga sama-sama tidak tahu. Jadi, aku menunggu besok hari pertamaku di sekolah. Rumor akan kejadian itu pasti akan segera beredar.

Memang tepat demikian, ada rumor yang menyebar di sekolah keesokan harinya. Rumor itu disebar oleh salah satu siswi kelasku untuk diberitahukan pada gadis-gadis lain, melalui kertas berantai di kelas saat pelajaran sejarah ini. Rumor itu berisi mengenai hantu yang gemar mencium pipi gadis-gadis setahun terakhir, dan kejadian kemarin adalah yang terburuk. Dalam waktu yang hampir bersamaan, sekelompok gadis yang sedang beribincang-bincang di kamar menjadi korban.

Ada rumor yang mengatakan, kalau gadis yang disukai oleh hantu itu biasanya akan mendapatkan lebih dari sekali ciuman, walau tidak di waktu yang bersamaan. Jujur saja, rumor ini agak menggangguku. Lantaran hantu ini menyerang di waktu yang acak. Bahkan ia juga tidak tertarik pada gadis cantik.

Kami, gadis-gadis ketakutan karena hal itu. Meskipun bila kami berhasil melindungi pipi kami dengan entah apa, hantu itu tetap akan mengejar di lain waktu. Aku agaknya penasaran dengan hantu ini, karena bisa dibilang aku mampu berkomunikasi dengan bangsa mereka. Walau hanya hantu atau roh yang memiliki dendam saja.

Jadi, kukirimkan kertas pertanyaanku pada si pengedar rumor ini, Rosanna.

"Apakah ada seorang gadis di asrama bangsal konstelasi Pegasus yang masih belum menjadi korban?"

Rosanna bangun mendadak, yang membuat perhatian Nyonya Colline, guru sejarahku, tertuju padanya. Anak-anak lain baik laki-laki atau pun perempuan tertuju padanya. Namun, dengan sorot mata tak percayanya, ia tertuju padaku yang duduk di belakang dekat jendela.

[A/N]
1160 kata~
Saya menikmati bab ini ><
Mungkin karena saya membuatnya tidak dengan terpaksa mungkin ya :")
Semoga kalian suka ya ^^
Omong-omong ternyata cerita ini akan tamat di bab 20 kalau flow nya seperti ini. Jadi, sebelumnya saya minta pendapat. Apakah ini terlalu cepat atau tidak?

Btw juga saya labil menyebut miss, mrs atau nyonya :") 

Fyi: ada konstelasi Cygnus(letak asrama karakter), apus(ks 4) dan pegasus(seumuran/ks 3) yang sudah diperkenalkan. Karena sepertinya tidak ada kesempatan untuk mengenalkan saya ingin menambahi infodump di sini saja

Di rendwech tersedia KS 3-5

Apa sih itu KS? KS itu key stage mirip sebutan kelas gitu. KS 5 ini SMA, KS 4 ini sekitar SMP-SMA, dan KS 3 sekitar SMP awal dan di rendwench ada 9 asrama dengan bangsal cygnus, pegasus, apus, crux, dan orion adalah asrama cewek
Bangsal cassiopeia, aquila, hydra, dan ursa adalah asrama cowok.

Btw ini menganut sistem pendidikan di inggris yaa. Jadi sebutannya KS. Terus karakter kita KS 1-2 di mana? Di bibury asli sananya, ada sekolah untuk ks 1-2 kok jadi mereka sekolah di sana. Ks 1-2 tuh apa? Itu SD, primary school gitu. Kelas oak untuk awal SD, kelas acorn untuk akhir SD.

Btw, rendwech academy ga bener bener ada. Tapi rencdcomb college beneran ada

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro