19/21

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Tak ingin terlarut dengan satu dua pertanyaan di kepala, Ravin dan Alvin pun memilih pergi mendahului orang itu. Dia mengerjap bingung. Batinnya bertanya: ada apa dengan mereka?

"R-Ravin, apa mungkin dia itu..." Alvin masih menoleh ke belakang—padahal mereka sudah tiba di depan ruang klub. "Aku tak percaya ini."

"Tidak." Ravin menggeleng tegas.

Dia tak pernah lupa dengan Apocalypse. Sosok itu dan orang tadi memiliki perbedaan tinggi yang jauh. Apo lebih pendek darinya, sekitar 159-161 sentimeter. Atau berapa lah.

Tapi kalau dipikir-pikir... Ravin menatap Alvin yang kentara gelisah dengan orang tadi.

"Kau benar. Lagipula bel yang kita temukan sedang di tangan kakak-kakak Himpunan..." Tunggu. Alvin menelan ludah, menoleh cepat. "Tapi, Ravin, kau sudah dengar kabar kumpulan orang-orang yang menghadang kita masuk rumah sakit? Katanya Apocalypse muncul!"

"Huh? Rumor apalagi itu—"

"ASTAGA! DEMI KEBAIKAN! INI SERIUSAN?!"

Suara cempreng itu sudah pasti milik Belle. Tiba-tiba berteriak kayak tarzan, jelas membuat Dua Vin itu tersentak kaget. Kenapa dia bersorak gitu? Jangan bilang Himpunan?!

"Ada apa?? Mereka datang lagi??"

Naif! Hanya ada Dinda, Belle, dan Kimoon di dalamnya. Kimoon sedang memegang barang... tunggu dulu. Bukannya itu bukti-bukti yang mereka temukan lantas dicuri Himpunan?

"Lho?! Itu kan...! Bagaimana bisa?!"

"Apa yang..." Ravin mencoba mencerna.

"Sesuai yang kalian lihat." Dinda menyeringai. Tidak perlu ditanya lagi. Dia sangat semangat. "Himpunan telah mendapatkan ganjarannya. Mereka mengembalikan barang kita. Aku benar-benar terkejut ketika melihat dua bukti kita tergantung di gagang pintu klub."

"Kalau begitu kita harus cepat ke Forensik! Tidak. Karena departemen forensik jauh, kita bisa minta tolong ke rumah sakit terdekat."

Dinda dan Belle mengangguk antusias.

"Tunggu! Tahan! Tunggu sebentar!" seru Ravin meminta perhatian mereka bertiga. "Apa menurut kalian ini tidak aneh?? Kenapa benda itu ada di sini sementara kita tahu persis Genta merebutnya. Apa hanya aku yang merasa ganjil di sini? Alvin, kau sepemikiran?"

"I-iya. Walau aku senang kita mendapatkan barang kita lagi, tapi aku tidak mengerti alasannya. Apalagi kebetulan orang-orang yang menyerang kita masuk rumah sakit."

Hening sejenak.

Dinda menghela napas panjang. Dia sendiri sebenarnya berpendapat ada yang salah di sini, bukan hanya Ravin dan Alvin. Mereka juga mendengar tentang Leo, Bara, dan Genta beserta antek-anteknya dihajar seseorang sampai harus dilarikan ke rumah sakit.

Lalu secara ajaib, barang mereka yang dicuri dipulangkan. Hello! Bahkan anak kecil pun tahu agar segera menjauh dari pria mencurigakan.

"Tidak ada yang bisa kita lakukan selain bersikap lugas. Apa kalian mau terus buntu? Nasib baik barang ini kembali pada kita."

"Lantas, bagaimana jika isinya sudah ditukar? Kau yakin itu masih jejak darah yang kita dapatkan dari Judasa? Apo hanya membuat kita tersesat jauh darinya! Itulah tujuannya menghabisi Genta. Dia benar-benar licik."

"Kalau begitu, biar kubalikkan kalimatmu. Dari mana kau berkesimpulan bahwa Apo lah pelaku yang membuat mereka masuk rumah sakit?"

"Bukankah itu sudah sangat jelas? Apo si brengsek itu ingin bermain-main dengan kita, dan kebetulan Himpunan yang kena apes."

"Bagaimana jika yang terjadi sebaliknya? Kita tidak benar-benar tau alasannya menghilang."

Dinda belajar kesalahan dari perihal Kenzo. Dia menyangka Apo datang mengancam Kenzo, namun tidak ada bukti yang mendukung. Dia harus memahami pola tindakan Apo yang berubah-ubah. Kenapa dan apa penyebabnya.

Bagaimana jika soal Kenzo, Apo melakukan itu karena takut dirinya ditemukan? Lalu untuk soal Genta, bagaimana jika Apo melakukannya karena kasihan dengan Klub Missing?

Dipikirkan, memang aneh sekali. Tidak mungkin insiden Genta dan barang bukti mereka dikembalikan begitu saja tanpa alasan jelas.

Itu berarti... Apo ada di sekolah ini?

"Sudah, sudah. Kenapa kalian jadi berantem? Prioritas kita saat ini adalah pergi ke rumah sakit dan mencari tahu pemilik darah itu. Entah identitas siapa yang akan keluar nanti, itu bisa diselidiki setelahnya. Pokoknya kita harus cepat pergi sebelum anggota Himpunan mencurinya lagi. Ayo berdamai kalian."

Ravin dan Dinda mendesah jengkel. Baiklah.

-




Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro