chapter 16

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Aku tidak berani masuk lewat lobi depan. Anak-anak kelas masih berkumpul di sana. Tampaknya detektif dari Uinate itu berhasil menemukan siapa lah tadi namanya. Aku tak ingat.

Bagaimana aku bisa ingat?! Aku juga dalam masalah besar sekarang! Bukan waktunya memikirkan orang lain! Setelah insiden ini berakhir, mereka akan login ke game dan mendapatkan notifikasi member inti baru Marmoris. Atau jangan-jangan di antaranya sudah ada yang main.

Ini membuatku frustasi! Aku bodoh banget!

"Aish, sial." Aku segera bersembunyi begitu melihat tiga detektif sekawan itu keluar dari lobi. Aku bisa melihat hawa kebanggaan. Yah, aku tak tahu di bagian mana serunya jadi detektif, namun mereka terlihat menikmati pekerjaan itu.

"Tak kusangka pelakunya adalah teman kakaknya. Dunia misteri selalu membuatku terpukau."

"Katanya dia itu cuman suruhan."

"Yah, intinya kita sudah berhasil menemukan adiknya. Mari kita kembali ke Uinate!"

Aku melompat dari tempat persembunyian, menatap kepergian mereka. Teman kakak korban? Maksudnya teman si Kak Darvan?

"Yah, bukan urusanku juga. Yang terpenting saat ini bagaimana cara masuk ke hotel tanpa ada yang melihat." Aku berkacak, mendongak menatap tingginya bangunan Thavilia. Keluarga Amore pastilah sangat kaya raya mampu mendesign hotel semewah ini. Wajar jika mereka punya banyak musuh.

Aku berhenti melangkah. Musuh? Ah, aku jadi teringat pria pemarah tadi.

Ingatlah prinsipmu, Tobi. Kau bukan bodyguard penganggur, swasta, atau apalah sebutannya. Kau memiliki penyelia. Kau di bawah naungan Guardiola Security. Berpura-pura lah menjadi remaja biasa seperti teman sekelas. Aku mengembuskan napas. Aku tidak boleh lupa pendirianku. Jangan ikut campur. Masalah mereka biar mereka yang urus. Aku sedang dalam wisata sekolah. Tak boleh buat kegaduhan.

Baru saja aku mengatakan itu, satu mobil berhenti di tempat parkir. Aku menatap lemas dari jauh, melotot. Astaga?! Anona Guri?! Apa yang dia lakukan di sini?! Lihatlah! Klienku masuk ke dalam hotel dengan wajah panik. Rasanya kepalaku tiba-tiba berat.

Aku mengontak Bos. Untunglah beliau fast-res.

[Ada apa, Tobi?]

"Ini tentang masalah Anona, Bos. Sebenarnya siapa yang mengincar dia sampai memerlukan jasa pengawal? Apa dia terlibat peristiwa besar?" kataku mengurut pelipis.

[Kamu tak perlu tahu, Tobi. Lakukan saja pekerjaanmu.]

Sudah kuduga Bos tak mau menjawabnya. Aku mendengus pelan. "Tidak bisa, Bos. Aku harus tahu secara aku terlibat."

[Ini masalah organisasi, Tobi. Dunia politik. Kau takkan menyukainya.]

"Aku mau tahu. Aku memaksa. Jika tidak, aku mengundurkan diri. Jangan lupa yang mengajakku bergabung adalah Anda, bukan dari kemauanku. Aku bisa berhenti kapan saja."

Terdengar helaan napas berat. Yosh, sudah dipastikan aku menang. [Ceritanya sederhana dan klise. Apa kau tahu Hotel Thavilia?]

"Itu hotel penginapan—" Tunggu sebentar. Tidak baik kalau kuberitahu aku ada di sini untuk kegiatan sekolah. Bisa-bisa Bos mengomel. Aku berdeham, meralat kalimat. "Aku tahu."

[Anona adalah mentor putri bungsu pemilik hotel itu. Kekayaan keluarganya sudah diakui di Kota Hallow, terutama di Feat.]

Eh? Itu kan nama wilayah ini.

[Amore berdonasi banyak pada Guri Security. Dengan semua ikatan yang ada, ditambah Anona dan putri bungsu mereka berteman, secara tidak langsung mereka meminta jaminan—]

"Tunggu, Bos." Aku seenaknya memotong. "Cukup sampai di sana. Aku tak ingin mendengarnya lagi. Anggap saja aku sudah paham."

[Bukankah kamu ingin tahu? Kenapa berubah pikiran?]

Mukaku berubah kuyu. "Anda benar, saya tidak suka politik. Kepala saya langsung sakit mendengar tuturan singkat barusan ..."

"KYAAAA!!!!"

Aku tersentak kaget, menoleh ke arah hotel.

[Suara apa itu barusan, Tobi? Kau ada di mana sekarang? Kau baik-baik saja, kan?]

"Akan kuhubungi lagi nanti!" ucapku mematikan ponsel, membungkuk ke semak-semak. Mendadak energi listrik hotel padam. Teriakan itu berasal dari lobi.

Astaga. Aku mengusap wajah. Sepertinya hotel penginapan dibajak. []


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro