finish

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Satu bulan kemudian.

"Tobi, tunggu aku!" Sanju menyamai langkahku.

"Cepatlah. Ini hari pertamaku masuk sekolah. Aku takkan memaafkanmu kalau kita terlambat. Apa yang akan mereka pikirkan tentangku nanti, hah? Mau tanggung jawab? Aku ingin image-ku terjaga."

Sanju mendelik. "Apa kau lupa jadi cewek itu ribet, huh? Kau sendiri telat bangun malah sok menceramahiku."

Aku memutar mata malas, mempercepat langkah. Semoga aku tidak satu kelas dengannya. Amin beribu amin. Bisa gila aku.

"Tobi, kau akan baik-baik saja dengan sekolah pilihanmu ini? Kudengar sekolahnya beragensi dan diisi siswa-siswi elit. Bagaimana kalau kau digencet?" Sanju bertanya, mengisi waktu sebelum sampai.

"Aku bisa membela diri." Aku terkekeh geli.

Sanju mengelus dagu, tersenyum menatapku. "Jujur saja padaku. Kau seorang atlet, kan? Tapi kenapa badanmu tidak kekar sih. Malahan kurus kayak tak bergizi. Makanmu teratur?"

"Dasar cerewet."

"Itu karena aku khawatir padamu!" Aku menatapnya intens membuat Sanju gugup seketika. "A-apa? Apa yang kau lihat?"

"Apa kau masih menyukaiku?"

"T-tentu saja! Kalau tidak mana mungkin aku bela-belain pindah sekolah demi menemanimu."

"Kalau begitu SMA nanti kita resmi pacaran."

Sanju terbelalak. "Tunggu, apa maksud ... Yak! Tobi! Kenapa berkata setengah-setengah begitu? Coba ulangi lagi! Tunggu aku!"

Aku tersenyum misterius, mengangkat bahu.

Ngomong-ngomong soal sekolah baru, aku memutuskan masuk ke Akademi Octobris. Tidak mudah mendaftar di sini. Untung saja nilai-nilaiku yang sempurna membuat dewan guru mempertimbangkan pemindahanku.

"Anak-anak, hari ini kita dapat teman baru."

Aku bisa mendengar seruan antusias orang-orang di kelas. Aku menarik napas panjang, mengangguk percaya diri. Tak apa, Tobi, ini langkah pertamamu memulai kehidupan baru. Di sinilah lembaran baru dimulai.

Aku masuk ke dalam kelas setelah wali kelas memberi aba. Mereka menatapku dengan binar mata semangat.

"Halo semua, namaku Tobiro Tobi. Salam kenal. Semoga kita bisa berteman."

Hening menyergap. Aku menelan ludah gugup. Apa ini? Kenapa atmosfernya mendadak mencekam? Apa aku salah cara memperkenalkan diri? Tapi—

Seseorang berdiri dari kursinya. "Tobi."

Aku menatapnya. Terkesiap. "N-Northa?"

"Jadi sekarang kita punya Tobi sang EOD Marmoris?! Kelas kita beruntung!" []







Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro