D e l a p a n b e l a s

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

18. Cepat atau lambat

____

"Beby dibully sama Regita!"

"Hah? Kata siapa?"

"Alya bilang, Beby dateng ke kelas basah kuyup. Terus orang-orang bilang, Beby di seret sama Regita CS."

Percakapan antara Dicky dan Bimo, langsung membuat Rios berdiri di tempatnya. Cowok itu tanpa basa-basi langsung berjalan menuju kelas Regita.

Brak!

Seisi kelas kaget. Rios langsung berjalan ke arah gadis yang saat ini tengah mengompres pipinya menggunakan handuk.

Tangan cowok itu menarik paksa Regita untuk berdiri. "Lo gak denger apa kata gue?" tanya Rios.

"Denger? Apa yang harus gue denger?"

"Lo nantang gue?"

Rios langsung menarik paksa gadis itu. Keduanya berhenti di koridor yang nampak ramai. "Rios lepasin gue!"

"Kenapa lo bully Beby?" tanya Rios tajam.

"Karna lo! Lo selalu milih dia di banding gue, dari dulu sampai sekarang. Selalu aja Beby, Beby, Beby. Gue gak suka, Rios! Gue gak suka!"

Tanpa Regita sadari, semua orang yang berada di sana menyaksikan perdebatan antara Rios dan Regita.

Rios tersenyum miring.

"Re? Gak malu? Bukannya Rios pacarnya Beby, ya?" tanya salah satu orang di sana.

Rios mengangguk, "Dia suka sama gue katanya."

"Terus, dia bully Beby? Eh, gak tau malu banget!" jawab orang lainnya.

Sengaja. Rios sengaja melakukan ini, Rios sudah bilang, bukan? Ia akan mempermalukan Regita jika gadis itu mengusik Beby.

"Re mendingan tobat deh."

"Kemarin aja sok bikin malu Beby. Bilang macem-macem, eh taunya dia malah jadi pelakor."

"Eh iya, gue juga denger kabar, katanya Papa si Regita korupsi gitu, ya?"

"Emang iya?"

"Iya, dia sekomplek sama gue. Tadi malem, Papanya dijemput gitu sama polisi."

Regita mengepalkan tangannya di sisi jaitan. Rios menunduk menatap wajah Regita, senyum miring tercetak di bibirnya. "Gimana?" tanya Rios.

"Lo jahat!"

"Jahat? Masa sih?"

Rios hendak mencengkeram dagu gadis itu. Namun, tangan Rios di tepis.

Bukan, bukan oleh Regita. Tapi Beby.

Gadis itu menatap Rios tak percaya, "Lo pikir bikin malu orang kaya gitu bagus?" tanya Beby.

"Beby?"

Beby menarik Rios pergi. Bersamaan dengan itu, Regita kembali masuk dengan tangisannya yang sedaritadi ia tahan.

Beby menatap Rios setelah keduanya berada di tempat yang agak sepi. "Maksud lo apa, Yos?"

"Dia udah nyakitin lo, By."

"Regita nyakitin gue? Terus apa kabar sama lo? Lo gak seharusnya lakuin itu sama Regita, apa bedanya lo sama dia kalau lo malah ngelakuin hal yang sama?"

Rios hendak meraih tangan Beby. Namun, Beby menepisnya. "Gue gak suka lo kaya gini."

"By, gue cuman kasih dia peringatan. Dia punya niat jahat sama lo, By. Gue cuman pengen lo aman, itu aja. Salah?"

Beby mengangguk, "Salah besar. Lo tau? Regita gak akan kaya gitu kalau bukan lo yang mulai, Regita gak akan jahat sama gue kalau lo gak jadiin dia selingkuhan lo. Gue bakal aman kalau lo gak ada main-main sama dia."

"… dari awal, yang bikin semuanya jadi kaya gini, Yos."

"Gue tau gue salah, gue cuman pengen perbaikin semuanya, By. Gue cuman pengen kita kaya dulu lagi, gue …."

Rios menarik napasnya. Cowok itu tersenyum. "Lo bener, dari awal emang gue yang salah."

"Gue yang bikin semuanya jadi rumit kaya sekarang."

"Sekarang lo mau gue gimana?" tanya Rios.

Cowok itu tertawa pelan, "Gue cuman berusaha buat lindungin lo. Tapi entah cara gue yang salah, atau emang lo yang gak punya niat buat kita baikan lagi, By."

"Hubungan kita emang gak sehat sejak gue nyuruh Regita masuk. Gue sadar, By, gue tau!"

Beby mengangguk, gadis itu tersenyum dengan air mata yang sejak tadi sudah ia tahan. "Bagus kalau lo sadar," jawab Beby.

Tangan Rios terulur mengacak puncak kepala Beby. "Jaga diri lo baik-baik, makasih udah pernah hadir di hidup gue."

Rios pergi bersamaan dengan itu, Beby menundukkan kepalanya dan menangis.

Gadis itu merasakan sesak yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

Apa Beby egois tidak memberikan Rios kesempatan?

"Jangan nangis."

Beby mendongak, gadis itu langsung memeluk Abay yang saat ini berdiri di depannya. Cowok itu tak sengaja menangkap sosok mantan kekasih Beby yang masih berdiri tak jauh dari jaraknya.

"By," panggil Abay.

"G-Gue cuman gak suka ada orang yang permaluin orang lain, Bay."

"Rasanya gak enak. Sakit, sesek, gue cuman pengen Rios ngerti."

Gadis itu menangis semakin menjadi di pelukan Abay. Tak lama, Rios mulai menjauh pergi meninggalkan tempat tadi.

Abay menghela napasnya. "Lo sayang Rios?" tanya Abay.

"Gue sayang sama Rios. Kita udah sama-sama dari kecil, kita jauhan kaya sekarang rasanya sakit banget, Bay."

Abay melepas pelukan Beby, cowok itu mengusap pipi Beby dengan pelan. "Kalau lo sayang sama dia, bilang, kalian bisa perbaikin hubungan kalian secara baik-baik."

"Jangan pake emosi," sambungnnya.

"By, perbaikin sebelum semuanya bener-bener terlambat dan malah bikin lo nyesel."

Abay menepuk puncak kepala Beby lembut. "Kejar gih."

Beby mengusap air matanya.

"Kalaupun gak balikan, seenggaknya kalian baikan."

"Gak ada salahnya buat minta maaf, ataupun saling memaafkan, By."

"Ayo kejar."

Beby mengangguk gadis itu langsung berlari meninggalkan Abay.

Di tempatnya, Abay tersenyum miris. Cowok itu menghela napasnya pelan.

"Gue tau ini semua bakalan terjadi cepat atau lambat."

"Seharusnya gue gak terlalu banyak berharap."

TBC

Nahloh

Rios-Beby-Abay

Udahlah Abay sama aku aja:v

Ada yang ingin di sampaikan untuk Beby

Rios

Abay

Regita

See you!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro