S e m b i l a n b e l a s

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

19. Sayang

___

"Yos!"

Rios membalikan badannya. Cowok itu menatap Beby yang saat ini tengah menatap ke arahnya. "Gue gak mau kita terus-terusan kaya gini."

"Gini gimana maksud lo, By? Bukannya emang lo gak mau kasih gue kesempatan buat ngebuktiin?"

"Bukannya lo yang bersikap seolah apa yang gue lakuin itu salah? Gue udah berusaha, By. Gue tau gue nyakitin lo, lo pikir gue gak mau kita baikan kaya dulu?"

"Bukannya tadi lo yang nyalahin gue?" tanya Rios.

Beby melangkah mendekat gadis itu meraih tangan Rios. Matanya menatap cowok itu sedih, "Kita mungkin gak bisa balikan, Yos. Tapi bukannya dulu kita sahabatan? Emang lo gak mau kita balik lagi kaya dulu?" tanya Beby.

"Gue minta maaf kalau sikap gue ke lo bikin lo salah paham. Gue mau kita kaya dulu, Yos. Cuman cara lo tadi … itu nyakitin gue juga, gue cewek, Regita juga cewek. Yos, gue pernah permaluin kaya Regita tadi. Rasanya gak enak."

Rios diam, cowok itu menarik napas dan mengembuskannya pelan. "Gue minta maaf, By. Gue gak tau harus pake cara apa lagi buat bikin lo percaya, kalau gue bener-bener nyesel sama apa yang gue lakuin kemarin."

"Ini alesan kenapa gue deket sama Regita setelah kita putus. Gue gak mau hari ini terjadi, lo dibully dan itu gara-gara gue."

Rios membalas genggaman tangan Beby, "Gue juga minta maaf kalau cara gue buat lindungin lo salah. Cara gue lindungin lo malah bikin lo tambah sakit hati. Gue …."

"Regita ngancem lo?"

Rios tak menjawab. Beby langsung memeluk Rios, gadis itu mengusap punggung Rios dengan pelan. "Gue ngerti. Makasih, Yos. Makasih udah berusaha buat lindungin gue."

Ya … Beby paham sekarang. Beby paham mengapa Rios berdekatan dengan Regita kemarin.

Jika saja Rios nekat masih mendekati Beby. Mungkin, setelah hinaan kemarin terlontar, putusnya ia dan Rios, rasanya akan bertambah sakit jika Regita kembali membully dirinya di hari itu juga.

"Kita baikan?" tanya Beby.

Rios tersenyum saat Beby mengangkat satu jari kelingkingnya. Rios menautkan jari kelingkingnya pada Beby. "Baikan."

"Kita … tetep sahabatan kan?"

"Kita sahabatan."

Di kejauhan, Abay tersenyum seraya bersandar pada tembok. Satu tepukan mendarat di bahunya.

Cowok itu menoleh, "Ken."

"Lo suka sama Teh Beby?"

Abay tersenyum tipis menanggapi.

Kenta, cowok itu adalah salah satu teman tongkrongan Abay. Abay menggali semua informasi tentang Beby dari Kenta.

Bahkan, Abay kenal dan bisa bekerja dengan Daffa—Papanya Beby dengan bantuan Kenta.

Abay tahu Beby diselingkuhi dari Kenta. Cowok itu bercerita saat ia tahu Abay ternyata dekat dengan Beby. Katanya—Kenta pernah melihat Beby berangkat sekolah sendiri, padahal ia melihat jelas Rios membonceng seorang gadis.

"Gak ada niatan buat bilang? Gue yakin Teh Beby juga suka sama lo, Bang."

"Liat dia seneng aja udah cukup, Ken. Gue gak ada hak buat maksa dia deket sama gue terus," jawab Abay.

Abay menegakan tubuhnya, "Beby hari ini mau bagi-bagi makanan sama anak jalanan. Setelah hari ini berakhir, gue janji bakal biarin Beby bahagia sama pilihan dia."

"Lo beneran ikhlas?"

"Gue pernah egois, ujung-ujungnya malah bikin gue nyesel, Ken."

Abay menepuk pundak Kenta. "Gue duluan."

***

Abay menatap wajah bahagia Beby hari ini. Gadis itu terlihat sangat bersemangat memberikan nasi box pada beberapa anak jalanan.

Senyum itu … Apa Abay bisa melihatnya lagi?

"Abay, udah habis! Padahal masih seru banget!"

Bibir gadis itu mencebik. Tangan Abay terulur mengacak puncak kepala gadis itu. "Kan nanti bisa bagi-bagi lagi sama Rios."

Beby menatap Abay. Gadis itu menepis tangan Abay kesal. "Kenapa Rios? Kenapa gak sama lo aja? Atau bertiga gitu?" tanya Beby.

Abay tersenyum, cowok itu memanggil salah satu pengamen yang membawa ukulele.

Tak lama, dia menghampiri. "Kenapa, Bang?"

"Minjem ukulelenya bentar boleh?" tanya Abay.

"Gue mau cari duit, Bang."

Abay mengambil uang di saku bajunya. Kemudian, ia memberikannya, "Bentar ya?" tawar Abay.

"Ya udah, suka hati lo deh. Gue mau beli minuman dulu, tiap hari dah gue dapet rejeki kaya gini," ujar si pengamen itu setelah memberikan ukulelenya.

Abay mengajak Beby duduk di sisi jalan.

Suara kentrungan ukulele terdengar. Tak lama, suara musik itu berpadu dengan suara Abay yang bernyanyi.

Untuk perempuan yang sedang dalam pelukan, lagunya di cover oleh Abay saat itu juga.

Beby menatap Abay tak percaya. Suara cowok itu begitu bagus.

"Sedikit cemas, banyak rindunya …."

Lagu berakhir. Abay menatap Beby yang masih cengo. "Mau nyoba?" tanya Abay.

"Senarnya gak akan putus?" tanya Beby.

"Putus kalau lo gunting."

Abay duduk di belakang Beby, memberikan ukulelenya, kemudian mengarahkan gadis itu untuk memainkannya.

"Tengah dua kali, terus lo gonjreng semuanya. Bawah satu kali, terus lo gonjreng semuanya," kata Abay.

Beby mulai mencobanya pelan. "Gitu?" tanya Beby.

"Iya, pelan-pelan aja dulu."

Beby terus mencobanya dengan teliti. Abay tersenyum lagi dan lagi, entah untuk yang ke berapa kali.

Momen ini mungkin adalah momen dirinya dan Beby untuk terakhir kali. Sebelum hari esok tiba, Abay ingin membuat Beby bahagia terlebih dahulu.

"Susah ah, tangan gue sakit." Beby memperlihatkan tangan kirinya.

Abay meraih tangan itu, kemudian ia mengusapnya pelan. "By," panggil Abay.

"Iya?"

"Lo seneng hari ini?"

"Banget, makasih ya."

Abay menepuk puncak kepala Beby, "Gue seneng kalau lo seneng. Lo harus terus janji sama gue, jaga diri lo, jangan nangis, lo harus kuat."

"Gue sayang sama lo, By," kata Abay.

Namun sayang, kalimat itu hanya bisa diucapkan di dalam hati oleh Abay. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri.

Dia tak ingin egois, ia tak mau Beby terluka karna memilih dirinya.

"Bay," panggil Beby.

"Hm?"

"Lo gak akan pergi kan?"

Abay diam, cowok itu tersenyum. Tidak menggeleng dan juga tidak mengangguk. "Lo sayang sama Rios?" tanya Abay mengalihkan pertanyaan yang Beby lontarkan.

"Iya."

Dan, akhirnya Abay yakin dengan keputusannya setelah ini. Beby masih menyayangi Rios, itu artinya … tugas Abay membuat Beby senang sudah selesai.

Tanpa Abay tahu, sayang yang Beby maksud tidak sama artinya seperti apa yang Abay pikirkan.

TBC

Yeay! Rios sama Beby baikan.

Abay jadi sadboy:v

Kesan setelah baca part ini?

Ada yang ingin di sampaikan untuk Beby

Rios

Abay

Kenta

See you next chapter!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro