D u a e n a m

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sebelumnya, cek akun Bang Arischouw yuk! Ceritanya keren-keren loh! Nanti bakal ada cerita kolaborasi aku sama Bang Aris di sana.

Judulnya ; Pacaran, tapi boong! (Segera)

Follow dulu akunnya biar gak ketinggalan updatenya. Baca juga ceritanya ya! Ramein kolom komentarnya.

Oke, Happy Reading!<3

***

26. Anak Baik

Rios berdiri di taman rumah sakit jiwa yang pernah menjadi tempat tinggal mendiang Mamanya Abay.

Cowok itu berjalan menyusuri koridor. Melihat-lihat ruangan, berusaha mencari seorang Dokter atau Suster yang bisa ia lempari pertanyaan.

"Sus, numpang tanya." Rios menghadang salah satu suster yang tengah membawa makanan.

"Iya, Mas. Kenapa?"

"Em … Suster tau Abay? Yang Mamanya pernah di rawat di sini?"

Suster itu nampak berpikir. Setelahnya, ia mengangguk, "Oh Mas Abay? Yang Mamanya baru aja meninggal?"

"Nah iya! Kalau boleh tau, Dokter atau Suster yang suka ngerawat Mamanya siapa, ya? Boleh saya ketemu?"

Suster itu mengangguk, "Saya sendiri, Mas."

"Boleh kita ngobrol?"

"Maaf sebelumnya, Mas siapanya Mas Abay, ya?"

Rios diam, jika ia bilang teman, apa suster ini akan percaya dan memberitahunya?

Rios menarik napasnya pelan. "Saya sahabatnya. Ada beberapa hal yang pengen saya tanyain, dan ini bener-bener menyangkut soal Abay."

"Mau tanya apa, Mas?"

"Sebelumnya, apa suster pernah liat kalau Abay ke sini dia batuk keluar darah?"

Suster itu lagi dan lagi mengangguk. "Mas Abay emang sering kaya gitu. Dia kena kanker paru-paru, Dokter yang rawat Mamanya aja nyuruh Mas Abay buat ke rumah sakit umum. Soalnya dia kurang paham katanya."

"Terus? Abay ke rumah sakit?" tanya Rios.

Suster itu menggeleng, "Mas Abay bilang, dia gak mau ke Dokter. Buat apa dia ke sana, sedangkan Mamanya lagi sakit. Dia pengen rasain apa yang Mamanya rasain."

"Lagipula, uangnya mending dia pake buat bayar rawat Mamanya, katanya."

Suster itu menarik napasnya pelan, "Dia juga sering banget ngerokok saya liat. Itupun sesekali dia batuk dan keluar darah gitu. Udah berkali-kali Dokter bujuk Abay buat ke rumah sakit umum, tapi dia tetep gak mau."

"Terus kemarin saat Mamanya meninggal, dia bilang dia bakal nyusul Mamanya secepetnya. Jadi dia gak akan terlalu sedih waktu Mamanya pergi."

"Dia juga bilang, dia bentar bakal kumpul sama Mama Papanya."

Rios diam. Berusaha mencerna ucapan suster di depannya.

Jadi ini alasan Abay tak pernah cek up sampai penyakitnya parah seperti sekarang?

Abay begitu menyayangi Mamanya. Rios paham sekarang, cowok itu tersenyum ke arah suster. "Makasih, Sus. Kalau gitu saya permisi, ya?"

"Iya, Mas."

***

Di rumah sakit, Beby duduk di samping brankar yang ditempati oleh Abay. Gadis itu menggenggam tangan Abay, sesekali mengusapnya pelan. "Bay, kata Rios lo gak Papa. Tapi kenapa lo gak bangun-bangun?" lirih Beby.

Kenta yang berdiri di depan Beby terhalang brankar, menatap ke arah gadis itu.

Ingin rasanya ia memberitahu Beby bahwa Abay bukan sakit sekedar sakit.

Tapi … Abay bilang, ia tak mau sampai Beby tau. Ia tak mau gadis itu sedih nantinya.

Pintu ruangan terbuka menampakan Rios yang terlihat kusut.

Cowok itu berjalan menghampiri Beby. Kemudian, ia mengacak rambut gadis itu pelan. "By, pulang, ya? Udah hampir Malem. Nanti Papa lo nyariin."

"Gue mau nemenin Abay."

"By, kan besok bisa ke sini lagi."

"Nggak! Gue bisa kok telepon Papa terus bilang kalau …."

Rios berdecak, cowok itu menepuk bahu milik Beby. "Pulang, ayo!" ajak Rios.

"Gak mau, Yos! Kalau gue pulang, Abay sama siapa? Dia butuh gue!"

"By, gue tetep di sini. Gue sama Kenta yang jagain Abay, kalau Abay udah sadar nanti gue kabarin, ya?"

Beby melirik ke arah Abay yang masih menutup matanya. Gadis itu dengan perasaan tidak rela langsung berdiri.

Tangannya terulur mengusap dahi cowok itu. "Gue pulang, ya? Cepet sadar, Bay," bisiknya.

Setelahnya, Beby memilih pamit pulang sendirian. Karna, ia membawa motor tadi.

Rios menarik Kenta. Cowok itu mengusap wajahnya kasar, "Kemungkinan Abay sembuh dikit banget."

"Hah? Tadi katanya Abay gak papa?" tanya Kenta heran.

Rios berdecak. Cowok itu mendorong bahu Kenta kesal, "Lo pikir gue bilang Abay gak baik-baik aja di depan Beby?!"

"Lo tau? Dia gak pernah cek up setelah tau penyakit dia. Dia malah ngerokok padahal itu bahaya banget buat dia."

"Tadi gue habis ke rumah sakit jiwa tempat Mamanya Abay—"

"Mamanya Abay gila?!" tanya Kenta tak percaya.

Rios menampar pipi Kenta dengan gemas. "Diem lo! Gue lagi ngomong!"

"Terusin, Bang."

"Tadi gue habis dari rumah sakit jiwa tempat Mamanya Abay di rawat sebelum meninggal. Katanya, Dokter yang rawat Mamanya Abay udah nyuruh dia buat cek kondisinya ke rumah sakit."

Rios menarik napasnya, "Tapi Abay gak mau. Katanya, dia pengen rasain apa yang Mamanya rasain. Daripada uangnya dipake buat biaya dia, mending buat bayar rawat Mamanya."

"Ja—"

"Gue belum nyuruh lo ngomong Kenta!" kesal Rios.

Kenta mengacungkan jari jempolnya dengan dengan bibirnya yang rapat.

"Waktu Mamanya meninggal, Abay pernah bilang sama suster dan dokter di sana, katanya gak lama lagi dia mau nyusul, dia bakal kumpul sama Mama Papanya."

Kenta membulatkan matanya. Cowok itu sontak menatap ke arah Abay, "T-terus? Maksud lo—"

"Semoga aja itu gak terjadi. Beby udah cukup sakit hati sama gue. Gue gak mau liat Beby sakit hati kalau Abay beneran pergi."

Kenta duduk di kursi samping brankar. Cowok itu menatap Abay sedih, "Lo kenapa gak pernah bilang sama gue sih, Bang?"

"Gue ngerasa gak berguna banget jadi adek ketemu gede," sambung Kenta.

"Lo harus sehat lagi, Bang. Teh Beby sayang banget sama lo. Emang lo mau ninggalin dia?"

Rios memejamkan matanya.

Dibalik itu, Rios cukup salut dengan Abay. Sesayang itu dia pada sosok Ibunya, jika Rios di posisi Abay, Rios belum tentu melakukan itu.

Maksudnya, ia juga sedang sakit, untuk apa memikirkan orang lain?

Tapi, Abay benar-benar membuat Rios berpikir.

Mungkin, ini balasan Abay untuk orang tuanya. Dulu saat kecil, mungkin saat Mamanya sakit dan Abay kecil sakit, Mamanya pasti akan mengesampingkan rasa sakitnya.

Dan sekarang bagian Abay yang melakukan itu.

"Lo bener-bener anak baik, Bay."

TBC

Lama ya? Maapkeun ya temen-temen:v

Kesan setelah baca part ini?

Ada yang ingin disampaikan untuk Rios

Beby

Abay

Kenta

See you!

Sekali lagi! Jangan lupa mampir ke akun Arischouw

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro