1

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kling kling kling kling kling
Terdengar berkali kali pesan dari ponsel anak itu.
"Permintaan mengikuti," katanya menyeringai, dengan seragam yang rapi dia turun ke bawah ke ruang makan.
"Selamat pagi mama, dimana papa? " katanya sambil mendudukkan diri di kursi.
"Papa masih di atas, nanti juga datang, "

"Bry, "
"Papa, " kata anak itu senang.
"Apa yang kau lihat? Sepertinya menarik, " kata pria itu melihat anaknya yang sedari tadi memainkan ponselnya
"Hanya permintaan mengikuti,"
"Instagram? "
"Benar, "

"Bryan sayang, tiga hari lagi turnamen karate bukan? Apa kamu sudah menyiapkannya dengan baik? "
"Tentu mama, " katanya sambil tersenyum.
"Papa akan mengajakmu ke Italia pekan depan jika kamu menang, " kata ayahnya.
"Terimakasih papa, "

"Mm... Bryan sayang, tolong panggilkan adikmu, dia bisa terlambat, "
"Oh? Tentu saja, " katanya sambil beranjak dari kursinya.

Anak itu pun sampai di kamar adiknya, dilihatnya pemilik kamar masih memeluk guling.

Kerbau pemalas,

Anak itu melirik ke samping kepada segelas air.
"Kurasa kau harus mandi dulu kerbau, "
Anak itu pun menyiramkan air itu pada adiknya.

Byur..

Blak..mata anak itu terbuka,
"Es balok beraninya kau menyiramku sepagi ini!! " kata anak itu kesal.
"Kau terlalu manja, apakah air ini akan membuatmu menangis? " katanya sambil menuangkan sisa air itu.

"....."anak itu masih menatap orang di hadapannya dengan mata melotot dan bibir mengerucut.

"Kurasa tidak, " katanya sambil berlalu pergi.

"Dan satu lagi, "
"Aku akan meninggalkanmu jika kau tidak cepat, " katanya dengan seringaian di wajah.

Dasar es balok menyebalkan,  katanya dalam hati.

Anak itu pun langsung bergegas ke kamar mandi, setelah bersiap dia turun ke bawah.

"Selamat pagi papa, mama, "
"Ehemmm.... " kata Bryan berdehem.
"Pagi juga es balok, " katanya malas.
"Selamat pagi adikku sayang... " katanya puas melihat adiknya yang wajahnya memerah karena marah.
"Duduklah, apa kau akan terus berdiri di situ? " kata kakaknya manis sementara kedua orang tuanya hanya tersenyum melihat mereka berdua.

Dasar penjilat,    katanya dalam hati.

"Papa, " kata anak itu manis.
"Ada apa sayang? "
"Bolehkah aku minta uang jajan tambahan untuk membeli ponsel baru? Milikku sudah jelek sekali papa.."
"Tentu saja, apa pun untukmu, "
"Cih, papa terlalu memanjakannya, " kata Bryan kesal.
"Ahh.. Apa papa mengatakan sesuatu yang salah Bryan? Tenang saja, ayah juga akan menambah uang sakumu bulan ini, " kata ayahnya santai.
"Terimakasih ayah, " katanya tersenyum.

What?!!  Dia baru saja dapat uang saku yang tidak sedikit dari kakek,

Belum juga bibi, paman, nenek, dan Tante.

"Ada apa Yasha? " kata kakaknya datar.
"Papa, papa tidak perlu memberinya uang saku tambahan... Uang di rekeningnya saja sudah lebih dari cukup untuk daftar fakultas kedokteran," katanya sambil melihat ke arah papanya.
"Yasha sayang... Kamu tidak boleh begitu pada kakakmu mm? Bahkan dia sudah mau membangunkanmu baik baik kan? "kata mamanya.

Tidak! Sama sekali tidak, jangan mama juga....

"Mmm... Uang sakuku saja tidak sebanyak uang cemilannya.... " katanya dengan pipi menggembung.
"Aku sudah selesai, papa mama, aku berangkat dulu, " kata Bryan sambil mencium tangan orang tuanya.
"Hei, aku bahkan belum makan apapun.." kata adiknya protes.
"Salahmu karena kau mengoceh terus " Bryan pun mengambil kunci mobilnya yang tergeletak di meja.
"Bye papa, mama, " katanya sambil berlalu pergi.
"Hei tunggu aku! " katanya sambil berlari mengejar kakaknya yang sudah jauh.

"Apa mereka baik baik saja? " kata mamanya.
"Bryan hanya menggoda adiknya, " jelas papanya santai sambil meminum kopinya.

"Huh huh... Kenapa kau meninggalkanku !" katanya sambil menutup pintu mobil.
"Kukira kau mau berangkat sendiri naik Buffo.." katanya mengejek.

Dasar kakak b*****,kau benar benar menyebalkan,    katanya dalam hati.

Mereka pun berangkat ke sekolah,

Beraambung....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro