2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Cepat turun, " kata Bryan pada adiknya itu.
"Kau tidak perlu mengusirku, " katanya kesal.
"Hm, "

Sementara Bryan memarkirkan mobilnya.....

Mana mungkin papa menambah uang jajan untuknya? Itu tidak adil,

"Kau masih menunggu di sini? " kata Bryan datar.
"Kan kau yang membawa uangku, kau suruh aku makan apa? " katanya cemberut.
"Hmm... Ya baiklah... " katanya sambil mengeluarkan dompetnya.
"Dua ratus ribu..??Apa kau gila? "
"Oh, kebanyakan ya?  Sini kembalikan, " katanya sambil menarik uang di tangan adiknya.
"Hei, " kata adiknya protes.
"Ini, "
"Lima puluh ribu.... "
"Cukup kan? " kata kakaknya.
"Bukan makasudku menguranginya, " kata anak itu merajuk pada kakaknya.
"Ya ya baiklah..... " kata kakaknya kesal dan membuka kembali dompetnya.
"Terima ini, " katanya sambil menyerahkan sebuah uang logam.

Lima ratusan......

"Aku tidak mau,beri lagi...... "katanya sambil menggoncang nggoncangkan tubuh kakaknya.

Cupp....

"Selamat tinggal Buffy sayang, belajarlah dengan benar...." katanya sambil berlalu pergi.

.......anak itu hanya termenung sambil memegang pipinya.
"Hei!  Setidaknya tambah uangku!! " katanya tersadar, tapi kakaknya sudah pergi.

Huhh.... Dasar es balok pelit...... katanya merengek dalam hati.

Saat di koridor sekolah....

"Waaa.....!!!!  Bukankah itu putra sulung keluarga Yasha???? " terdengar sorak sorai riuh anak anak perempuan di sekolah itu.
Sementara itu Bryan hanya melengos tanpa melihat ke arah mereka.
"Haaaa... Dia keren sekali.... "kata anak anak itu.

"Aw, " kata seorang anak laki laki yang tersenggol teman lainnya.
"Maafkan aku, " kata anak yang menabraknya.
"Tidak masalah, "

"Hei, itu Yasha,Yasha!!!!!! " kata anak anak tadi sambil mengelilinginya.
"Yasha tolong berikan ini pada kakakmu ya, "
"Aku juga, "
"Tolong ya Yasha, "
"Terimakasih Yasha.... Kamu memang anak yang baik..... " kata mereka lalu meninggalkannya sendirian dengan setumpuk surat, dan... Jangan lupa coklat, permen, dan kotak kotak hadiahnya.

Mereka titip padaku setiap hari dan bahkan tidak ingat padaku... Dasar menyebalkan..Dan ini semua gara gara si es balok menyebalkan itu,

"Huh... Lupakan saja.... " katanya sambil berjalan ke kelas.

"Mm, Yasha, " kata seseorang pelan.
"Kamu? " kata anak itu sambil berbalik.
"Mm... Biar kubantu merapikan barang barangmu, " katanya malu malu.
"Baiklah, terimakasih, " anak itu pun merapikan surat surat dan hadiah untuk kakaknya ke dalam tas.
"Terimakasih, oh ya, apa kamu memanggilku hanya untuk merapikan surat surat tadi? " katanya heran.
"Mmm... Tadinya aku ingin menitipkan sesuatu... Tapi.."
"Sini biar kusampaikan, "
"Uh? "
"Untuk kakakku kan? Aku serumah dengannya, jadi tidak masalah, " katanya.
"Mm... Terimakasih, dan ini untukmu," katanya sambil menyerahkan sepucuk surat.
"Oh ya, ini untukmu Yasha, maaf merepotkan, sampai jumpa, " gadis itu berlalu pergi.
"Hei, "

"Waw, coklat eh? Adikku punya penggemar juga? " kata Bryan tiba tiba dari belakang.
"Dari mana kau.... "
"Lucu sekali Yasha, " katanya terkikik melihat coklat di tangan adiknya.
"Ini hanya tanda terimakasih, " katanya menegaskan.
"Oh.... Terimakasih karena..."
"Es balok tutup mulutmu, apa kau mau aku panggilkan gadis gadis itu kemari? "
"Apa kau seberani itu? " katanya menantang.
"Mau coba? "
"Silahkan saja jika kau sudah tidak sayang perutmu, aku yang mengatur uang jajanmu, jadi jangan coba mengancamku, " katanya serius.
"Kau menyebalkan, " kata Yasha cemberut.
"Hm, " kata Bryan santai lalu berbalik pergi.

Anak yang tadi... Mielle kan ? Ada yang berbeda darinya... Apa dia menyukai kakakku? Hah... Lupakan, itu bukan urusanku,

Anak itu pun masuk ke kelas dan memulai pelajaran.

"Hei Yasha, bagaimana akhir pekanmu? " kata anak laki laki berambut coklat yang duduk di samping Yasha.
"Lumayan, kukira, " katanya sambil meraut pensilnya.
"Kau bertengkar dengan kakakmu lagi? "
"Tidak, "
"Lalu? "
"Aku kesal padanya, itu saja,"
"Oh... Baiklah, mau ke kantin nanti? "
"Aku ada urusan dengan Es balok, "
"Uang jajan lagi? "
"Begitulah, "
"Kenapa kau begitu kesal padanya? Aku saja suka kakak yang baik begitu, " katanya sambil mewarnai lukisannnya.
"Tolong jangan bahas ini dulu Tio, maaf,"katanya merasa terganggu.
"Tentu, ceritakan padaku kalau kau mau saja kawan, "

Pelajaran kelas itu pun berlanjut...

Jam istirahat di kantin....

"Jadi turnamennya 3 hari lagi??  Aku mendukungmu sepenuhnya kawan... "
"Aku juga, bersenang senanglah, " katanya sambil meminum boba.
"Terimakasih, apa kalian tidak akan melihatku bertanding? "
"Kudengar tiketnya sudah terjual habis, "
"Tapi bukan berarti kami tidak akan melihatmu bertanding, " kata teman satunya.
"Dua tiket pertama terjual atas nama kalian, " kata Bryan pada kedua temannya.
"Hm, mana mungkin kami tidak melihat turnamen jika sahabat kami ikut, "
"Terimakasih, adikku saja tidak mau datang, "
"Dia selalu datang, " kata temannya santai.
"Benarkah? Darimana kau tau? "
"Penyamarannya hampir sempurna, aku melihatnya di turnamen setiap kau bertanding, "
"Kau tau semuanya,"
"Jika kau ingat tukang sampah yang menyapu dengan gaya mendayung... " katanya terkikik sebentar.
"Itu Yasha, " katanya terkikik kembali. "Yang benar saja, " kata Bryan.
"Aku memergokinya, "
"Bersama Evan, "
"Kalian memang hebat, apa ada dokumentasinya? "
"Tentu saja, akan kukirim secara rahasia, "
"Terimakasih kawan, " tiga sahabat itu melanjutkan kembali percakapan mereka.

Setelah percakapan yang cukup lama,kedua teman Bryan melihat Yasha berjalan di kantin,

"Eh, bukankah itu Yasha? " kata Evan. "Kau benar, Yasha... Hei, kemarilah, " panggil Vino.

"Kau tidak mau mengunjungi kakak kakakmu? " kata Evan.
"Ehemm..,Maaf, tapi dia adikku, " kata Bryan datar.
"Yang benar saja.... Jadi, Es balok, berikan kartu kreditku, " kata Yasha to the point.
"Aku sudah memberimu uang, " katanya datar.
"Itu kurang.... " katanya merengek.

"Tambah lagi... " katanya.
"Kau bisa membeli 5 piring nasi goreng dengan uang tadi, " kata Bryan menegaskan.
"Aku tidak mau nasi goreng, " Yasha tetap bersikukuh.
"Aku yang mengatur uangmu, terserah aku mau memberimu berapa, " katanya mulai kesal, adiknya benar benar susah diatur.
"Kau tidak bisa seperti ini padaku, apa kau mau membuatku kelaparan? " kata Yasha mulai cerewet.
"Apa peduliku, " kata Bryan dingin.
"Apa maksudmu apa peduliku? Cepat berikan Es balok, atau.... "
"Atau apa? Apa kau mau melawanku? Apa kau pikir kau lebih berkuasa dari kakakmu? " katanya sambil mencengkeram rahang adiknya.
"Kau, jawab aku, " katanya semakin dingin.
"Bryan hentikan, dia adikmu! " kata Evan.
"Benar Bryan, lepaskan dia, " kata Vino sambil mencoba membantu Yasha.
"Kenapa kalian membelanya? Memangnya siapa dia? " katanya sambil melirik ke arah temannya.
"Bryan! " kata Vino.
"Kenapa kau seperti ini Es balok? " kata Yasha dingin.
"Eh? " mereka bertiga terkejut.
"Jika kau mempermasalahkan siapa aku, " katanya kaku.
"Aku hanya adik tirimu! " katanya menyentakkan tangan kakaknya.
"Kau pikir kau siapa! Jadi jangan mengaturku, " katanya pergi dari kantin.
"Bryan! " kata Vino yang melihat Yasha pergi dari kantin.
"Kejar dia! " kata Evan.
"Bercandamu keterlaluan sobat.." kata Vino.
"Ya.. Ya... Aku tau, tolong pesan apa pun untuknya.
"Terserah, " kata mereka.

Pov Yasha..

"Es balok itu menyebalkan, beraninya dia melakukan itu padaku, semua omong kosong, dia bukan kakakku, " kata anak itu sambil marah marah.
"Aku membencinya, " katanya semakin kesal.
"Aku membencimu...!!! " katanya memaki.
"Aku membencimu.... "
"Apa kau benar benar membenciku Yasha? " kata seseorang tiba tiba yang tak lain adalah Bryan.
"Untuk apa kau kemari? " katanya sinis.
"Kemarilah, " Bryan menariknya ke gudang.
"Aa.. Apa yang kau.. "
"Ikutlah, " katanya datar.
"Tidak, apa yang kau lakukan, "
"Sst..Diamlah, "
"Kenapa kau marah? " katanya sambil mengelus pipi adiknya.
"Aku membencimu.. " katanya menangis.
"Kau tidak pernah peduli padaku sekarang, apa kau lebih suka jika sepupumu yang tinggal di rumah, kalau begitu aku akan pergi... Aku bukan adikmu bukan, aku akan pergi, aku hanya saudara tiri.... " tiba tiba dia terdiam.
"Jangan banyak bicara, aku hanya bercanda, " katanya sambil memeluk adiknya.
"Yasha," katanya sambil menyusupkan tangannya di atas telinga adiknya.
"You are the only one, "
"Little brother who I really love, "
"Don't be like this,I love you, " katanya sambil mengusap kepala adiknya.

(Waaw... Aku gak tega ngetiknya dalam Bahasa Indoesia.... o(╥﹏╥)o ) abaikan aku.... Hehe...

"You are lying.... " kata Yasha.
"Why are you don't believe to me? "

"Mm.... "
"Ayo, kau harus makan, "
"Tidak mau," kata Yasha meronta.
"Ayo, " kata Bryan tetap menarik adiknya.

Dikantin.....

"Hei Bryan, Yasha, kalian sudah kembali? "
"Hm, apa yang kalian pesan? " kata Bryan sambil duduk.
"Kue, itu saja, " kata Evan.
"Cepat suruh dia makan, " kata Vino tak sabaran.
"Duduklah Yasha, ayo, " katanya sambil menarik adiknya ke kursi.
"Buka mulutmu, " katanya.
"Aku bisa... Mm, " kakaknya memasukkan sendok ke mulutnya.
"Wahh.... Imut sekali.... Itu Yasha kan.....???!!! " terdengar teriakan histeris para gadis di kantin, mereka memotret Yasha yang disuapi kakaknya.
"Jika kalian tidak menghapusnya aku tidak akan menyampaikan surat kalian lagi! " kata Yasha sambil memandang ke arah mereka.
"Ahh... Maafkan kami Yasha, kau sangat imut sih, " kata gadis gadis itu.
"Berhenti memanggilku imut! " katanya galak.
"Pfftt.... " Evan dan Vino menahan tawa.
"Apa? " kata Yasha pada kedua teman kakaknya itu.
"Kalian jangan menertawakan adikku, " kata Bryan membela.
"Dia memang usia anak imut Bryan, " kata Evan sambil tersenyum.
"Hanya saja loncat kelas karena dia jenius, "
"Hm, " Bryan hanya menanggapinya dengan senyuman simpul.
"Mmm.. " Yasha bergumam.
"Aku tidak mau kue ini lagi, " kata Yasha.
"Boleh aku minta yang lain, "
"Kakak, "

Brush......... Evan menyemburkan bobanya tak percaya, sementara Vino berhenti mengunyah makanannya.
"Kakak? " dua orang itu menatap tak percaya.

"Lalu kau suruh siapa untuk menghabiskan ini Yasha? " kata kakaknya lelah.
"Aku mau puding,"
"Yasha, "
"Ayolah.... " katanya sambil menunjukkan puppy eyes nya.
"Hah... Ya ya... Kak, tolong puding mangga satu, " kata Bryan.
"Kau senang? " katanya.
"Tentu, " kali ini adiknya bersikap manis, langka sekali.
"Ini pesanan kalian, " kata pelayan itu ramah.
"Terimakasih.... " kata Yasha manis sambil melihat pudingnya.
"Wah... Kau sangat manis... Aku akan memberimu diskon hari ini.... " katanya sambil mencubit pipi Yasha.
"Aw, terimakasih, "  kata Yasha masih meringis kesakitan.

"Baiklah, ayo buka mulutmu, " kata Bryan.
"Aaa.. "
"Nyamm.... "
"Hei..!!!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro