7

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Fluffy,kau tidak turun ?" teriak kakaknya dari bawah yang sudah menunggu dari tadi.
"Ah.... 5 menit lagi," kata anak itu sambil bergelung di bawah selimutnya.

Kur.... Kur.......

Blak

"Uh, Nii chan,"
"Cepat turun,ayah dan ibu sudah menunggu,"
"Tidak mau ah,aku masih ingin tidur," katanya sambil menarik selimut ke atas kepalanya.

Kur... Kur....

" Eh,kakak apa apaan ini,turunkan aku," kata anak itu ketika melihat dia sudah digendong kakaknya.
"Sarapan dulu,"
"Ha..... Kakak... Aku mau tidur...."
"Oh,jadi kau masih mau tidur ? Raskan ini,hah,rasakan" anak itu menggelitik adiknya di tempat tidur.
"Eh... Kakak... Berhenti,itu geli aaa...."
"Ayo jangan malas adik kecil,"
"Ha... Tapi aku belum mandi... Haha... Lepaskan itu geli,kakak,"
"Tidak akan,sebelum kau mandi,"
"Bagaimana aku bisa mandi jika begiini terus... Aha... Kakak...."
"Hah... Ya ya,mandilah sekarang,"
"Huh huh,"
"Kau mandi sekarang ?"
"Mm,"

"Kenapa kakak tidak keluar ?"

"Memangnya kenapa ?"

"Aku kan mau mandi,"

"Kau pikir aku mau mengintipmu ? Oh,tidak,terimakasih,aku anak baik baik,"
"Kakak !"
"Sudah cepatlah,"
"....." anak itu hanya melengos di kamar mandi dengan kesal.

Di sela sela menyikat gigi anak itu mendengar suara kakaknya,tapi tunggu,ini bukan.... Dia bernyanyi !

Every night in my dreams I see you I feel you... That is how I know you go on... Far accross the distances and spaces beetwen us you have come to show you go on ..... Near... Far... Wherever you are.... I believe that's the heart does go on...... Once.... More... you open the door and you're here in my heart and my heart will go on and on.....

"....." anak itu malah melongo di kamar mandi.

Yang didengarnya tidak salah kan ? Kakaknya barusan menyanyi..... 

"Fluffy,kau lama sekali,"

"Eh,maaf," anak itu segera mandi tapi tidak bisa melupakan apa yang didengarnya barusan,kakaknya yang lebih banyak diam seperti es balok... Menyanyi....
Anak itu pun akhirnya selesai,dia pun keluar dan menatap kakaknya aneh.

"Kenapa kau melihatku begitu ?"

"Kau... Menyanyi ?"

"Memangnya kenapa ? Apa aku tidak boleh menyanyi ?"

"Kau... Keren sekali tadi...." katanya lirih.
"Ho.... Jadi kau kagum pada kakakmu ini Fluffy ? Kau ngefans juga padaku sekarang ? Sini,aku akan beri kau selfie gratis,"
"Ih... Kau geer sekali sih Es Balok, aku hanya kaget karena suaramu seperti kucing yang diinjak ekornya," katanya sambil memalingkan muka santai.
"Benarkah ? Padahal kau tadi bilang kalau aku keren loh.... "
"Eh ? M... Maksudku... Itu mirip kucing asli jadi keren,"
"Mengelak saja,apa kau tidak mau mengakui kalau kakakmu keren ?"
"Tidak,kau tidak keren,"
"Ho,jadi aku tidak keren ?"
"Believer...."
"Eh ?"

Hiks.... Kau keren sekali Es Balok.... ヽ('∀`)ノ

"Bagimana ? Masih tidak keren ? Atau..."
"Ah,sudah cukup,kau membuat telingaku sakit,menyanyi saja di kutub selatan," katanya acuh.
"Apa katamu ?" anak itu melihatnya dengan tatapan yang mengerikan.
" Um.... Maksudku.... Menyanyilah ditengah hutan......"
"Kenapa ?"
"Karena kalau di kutub selatan nanti es nya retak.... Wek...." katanya sambil berlari.
"Apa ? Awas kau anak kecil !" anak itu mengejar adiknya yang sudah kabur entah kemana.

Diruang makan.......

"Papa,dimana anak anak ? Kenapa mereka belum turun juga ?"
"Mungkin Yasha masih tidur,pasti sebentar lagi turun," kata ayah santai sambil meminum kopi dan membaca koran.
"Tapi makanannya sudah hampir dingin,"
"Hangatkan saja dulu,sepertinya mereka masih....."
"Yasha kemari kau !"
"Tidak mau... Coba tangkap aku kalau bisa,"
"Awas saja kau kalau kutangkap....."
"Mama......"
"Tuh mereka datang,"
"Mama......."
"Yasha,Bryan,jangan berlarian begitu,nanti kalian....."
"Mama," kata anak itu sambil bersembunyi di belakang mamanya.
"Kalian kenapa sih sayang ?"
"Ibu,jangan melindunginya,kemari kau...."
"Eits,tak semudah itu Ferguso," kata anak itu sambil berkelit.
"Namaku bukan Ferguso,"
"Yek... Aniki ngambek ya ?" katanya dengan suara yang dibuat buat seperti seperti anak kecil
"Kau......"
"Wek......Eh,"
"Hehem... Kau tidak bisa kabur lagi anak nakal......"
"Ugh," posisi anak itu sekarang menempel di tembok,dan kakaknya semakin mendekat.
"Ada kata kata terakhir ?" katanya makin dekat.
"Waaa..... Lepwaskwan... Wa....."
"Ini akibatnya jika kau meledek kakakmu Fluffy,"
"Pwapwa..... Mwama... Twolong....." katanya tidak jelas karena kakaknya menarik kedua pipinya.
"Eh.... Kalian ini..... Sudah Bryan,lepaskan dia,"
"Uh... Papa... Nii chan tega tuh... Pipiku kan sakit..... " katanya mengadu.
"Mengadu saja,aku tidak takut," 
"Sudah Bryan.... Kenapa kau marah ? Apa adikmu mengganggumu ?"
"Dia meledekku ibu,"
"Yasha......."
"Mama... Kenapa mama membelanya ?" katanya merengek.
"Bryan kan putra mama,iya kan sayang ?" kata wanita itu sambil merangkul anaknya.
"Benar," katanya tersenyum bangga sambil bersedekap dada.
"Aku kan cuma bercanda....."
"Kau bilang suaraku seperti kucing yang diinjak ekornya,"
"Eh ? Memangnya kapan aku bilang begitu ?" katanya mengelak.
"Yasha....."
"Aa.. Papa... Memangnya papa percaya aku bicara begitu..... Aku kan anak baik,bisa saja Nii chan mengada ada.."
"Jadi kau menuduhku ?"
"Yasha,Nii chan tidak mungkin mengada ada,pasti kamu yang meledek Nii chan,iya kan ? "
"Heee.. Tapi aku ....."
"Minta maaf sama Nii chan,"
"Mm..."
"Ayo,"
"Nanti Nii chan marah...."
"Tidak,Nii chan tidak akan marah,ayo,minta maaf,"
"Mm... Maafkan aku Nii chan,"
"Hh..."
"Apa Nii chan tidak mau memaafkanku ?"
"Tidak,"
"Nii chan,"
"Lek... Itu terserah aku,jadi jika aku tidak mau ya..."

"Hiks.... Nii chan...."

"Kenapa... Kau menangis....?"

"Hiks... Nii chan...."

"Eh ? Kau kenapa ? Jangan..."

"Ha.... Papa...."

"Yasha... Jangan menangis, nii chan cuma..."

"Ha....."

"Hiks... Nii chan....."

"Yasha..... Kemarilah,"

"Hiks...."

"Aku tidak marah Fluffy...."

"Hiks..... Nii chan..."

"Hm,bagaimana kalau kita buat kesepakatan ?"

"Hiks.. Kesepakatan ?"

"Benar,jika kau janji tidak akan nakal lagi,aku akan memaafkanmu,bagaimana ?"

"Hiks.... Janji ?" katanya sambil menunjukkan jari kelingking.

"Janji," katanya sambil mengait jari kelingking adiknya.

"Nii chan,"

"Fluffy," katanya sambil mengusap usap rambut adiknya.

"Ehem... Apa kalian tidak ada rencana untuk sarapan ?"

"Oh,benar,aku juga sudah lapar," Bryan langsung mengambil tempat duduk.

"Baiklah,ayo ibu ambilkan,"

"Papa,"

"Yasha sayang ?"

"Aku mau duduk sama papa.."

"Ayo,"

Akhirnya keluarga itu mulai makan...

"Bryan sayang,kenapa kau tidak makan ?" tanya ibunya.

"Ada paprika,tidak enak,"

"Tidak.. Minggu ini kamu janji akan makan paprika,baru nanti ibu belikan airpods terbaru,apa kamu lupa ?"

"Tapi ibu...."

"Tidak... Habiskan paprika itu,"

"....."

"Hanya satu piring paprika... Yang lain juga makan,"

"Uhhh...." anak itu memandang sepiring paprika dan nasi yang terpisah di depannya,demi apa ? Dia harus makan sayuran tidak enak itu.

"Eh.. ?"

Aniki tidak suka paprika ? Kenapa aku baru tahu ?

"Mama.. Aku mau tambah paprika..."

"Punyamu saja belum habis, habiskan dulu baru tambah lagi,"

"Aku mau sekarang.."

"Tidak, habiskan dulu,"

"Hm.." anak itu segera memakan paprikanya dengan lahap, lalu melirik kakaknya yang masih mencoba menggigit sepotong paprika kecil.

"Buat aku ya kau kan tidak suka,"

"Eh ?"

"Yasha.. Tidak baik mengambil makanan orang lain.. Itu tidak sopan," kata mamanya terkejut.

"Tapi Mama... Aku kan cuma mau sedikit... Boleh kan Aniki..."

"Boleh, ambil saja sesukamu,"

" Terimakasih," anak itu hanya menyisakan tiga potong paprika besar.

"Yasha sayang.. Kamu mengambil semuanya, Aniki makan apa ?"

"Tidak masalah ayah, lagi pula makan berlebihan itu tidak baik," anak itu langsung memakan tiga potong paprika yang tersisa.

"Jadi.. Aku akan mendapatkan airpods baru kan Bu ?"

"Hm.. Iya deh.. Ibu menyerah.. Kakak adik ini benar-benar berkomplot mengerjai ibunya.."

"Peace Mom.." kata Bryan sambil menunjukkan kedua jarinya.

Akhirnya keluarga itu selesai makan, mereka masih mengobrol bersama.

"Terimakasih ya Outouto, lain kali aku juga akan membantumu,"

"Hehem.. Aku memang anak yang baik.." katanya bangga.

"Hm.. Iya.."

"Bryan sayang, nanti sepupu kalian datang, belanja snack sama adikmu ya ?"

"Baik bu,"

"Ayo Yasha,"

"Uangnya ?"

"Ini papa kasih,"

"Cuma lima ratus ribu ?"

"Masa kurang sih sayang ?"

"Itu sudah lebih, ayo Yasha,"

"Hm,"




Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro