TUGAS MEMBUAT PLOT SCENE SUJU IV (Part 4)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

13. Tugas plot scene Hanuun HanuunJan

"Kau ingin aku kencan dengan Surya? Memakai kostum kodok?" kataku. Dia memberiku kodok untuk kukumpulkan pada guruku sebagai tugas biologi, tapi menyuruhku melakukan 'itu' sebagai imbalan? Yang benar saja.

Tetapi dia mengangguk dengan yakin, sambil tersenyum penuh kemenangan. Haha, dia tidak tahu apa yang sebenarnya bisa kulakukan dengan jemariku.

Aku hanya ingin melihat apakah sebagai teman, dia mau membantuku atau tidak. Dan... beginilah yang kulihat. Dia mengerjaiku, maka aku akan membalasnya. Hahaha. Lihat saja, kau Afifah, yang sekarang sedang berjalan menjauhiku dengan santainya, dan jelas masih berpikir bahwa aku akan menurutinya.

***

"Bukan ini yang dijanjikan Afifah padaku. Kau tidak memakai kostum kodok." Surya menatapku heran. Dan aku yakin, di balik semak sana, Afifah juga sedang menganga menatapku yang masih santai.

"Jadi, kau mendukungnya, Sur?" Aku menatap wajah mengesalkannya yang dibingkai rambut berantakan itu.

"Tentu. Untuk apa aku mendukungmu?" Surya tertawa, yang mana membuatku makin kesal. Hah, langsung saja.

Kufokuskan pikiranku pada sosok Afifah, yang aku yakin masih berjongkok di balik semak-semak sambil menontonku. Kemudian, kujentikkan dua jariku sekali. Tak lama, terdengar suara degungan kodok, sangat nyaring dan panjang. Surya menoleh ke sana-ke mari, mencari asal suara yang tiba-tiba itu. Haha. Sihir pertama malam ini berhasil.

"Nuun, apa kau tahu dari mana suara itu berasal?" Ya, tentu saja, tapi aku tidak akan menjawabmu, kataku dalam hati. Kutatap kembali wajah mengesalkannya yang diliputi kebingungan itu. Kujentikkan jariku lagi. Dan aku tertawa keras ketika sosok Surya di depanku melebur menjadi uap kehijauan.

"Hahaha... Untuk kalian berdua, selamat berkencan dan menikmati malam sebagai kodok." Aku berbalik, berjalan menjauh, namun masih sambil terkekeh. Suara kodok terdengar bersahutan, keras sekali, seolah hendak protes.

Sambil lalu, aku berkata, "Mungkin kalian bisa mengumpulkan diri kalian sebagai tugas biologi besok." Aku kembali tertawa. Ah, malam ini saja, biarkan aku menggunakan sihirku untuk bersenang-senang.

=======<<<🎉🎉🎉🎉🎉>>>=======

14.  Tugas plot scene Joyce @siagnl

"Aku bisa gila dengan sikapmu yang keras kepala, Gorge! Berhenti mendekatiku!" seru Kamila, wajahnya merah berapi-api. Entah sudah berapa kali Gorge terus berjuang untuk mendekatinya. Kali ini, ia menaburkan kelopak bunga mawar membentuk hati―lengkap dengan inisial Kamila di tengahnya, di tengah lapangan sekolah. Jangan lupa dengan lilin-lilin di sekitar 'hati' itu.

Gorge tak pernah menggubris penolakan Kamila. Menurutnya, Kamila adalah gadis yang sempurna untuknya. Cantik, pintar, rajin beribadah. Semua yang ia inginkan ada pada gadis itu.

Bahkan saat Kamila justru meninggalkannya di tengah lapangan, setelah mengacak-acakan taburan kelopak mawarnya, ia justru berlari mengejarnya. Gorge dikenal sebagai laki-laki yang tak mudah putus asa di kalangan kawan-kawannya, mengingat kegigihan hatinya untuk terus memperjuangkan cintanya pada Kamila.

"Aku tidak akan menyerah demi cintaku padamu, Kamila." ucap Gorge setelah menyusul gadis pujaannya. Kamila mendengus, dan menepis tangan Gorge yang berusaha menggenggam tangannya. "Hanya kaulah yang pantas untukku."

"Jadi, menurutmu aku juga pantas mendapatkanmu?"

"Tentu saja. Aku tak pernah menyerah untuk memperjuangkan cintaku padamu―bukti kesetiaanku. Apalagi yang kurang?" ujar Gorge penuh keyakinan. Tak sebersit pun rasa ragu di matanya.

"Kamu belum punya keyakinan yang teguh pada Penciptamu. Aku bahkan tidak pernah melihatmu pada acara-acara perayaan keagamaan. Kamu justru sibuk dengan teman-temanmu yang membawamu pada hal-hal yang tidak baik. Merokok, misalnya. Tidak sadarkah kamu bahwa itu hal yang buruk? Jangan cintai aku, kalau kamu belum mencintai Penciptamu." tandas Kamila, lalu pergi meninggalkan Gorge yang terdiam.

Saat itu juga, bungkusan rokok di sakunya langsung ia buang. Tekadnya sudah bulat. Demi cintanya pada Kamila, ia akan mencintai Penciptanya.

Semoga aku berhasil, batin Gorge mantap.

=======<<<🍁🍁🍁🍁🍁>>>=======

15. Tugas plot scene Reepuspita Ree_puspita

Eyang Uskluskup

Surya berdiri. Tidak tegap, dia menunduk meratapi nasibnya. "Sepertinya memang aku harus menjomblo seumur hidup."

"Hay anak muda, jangan terlalu bersedih masih ada satu perempuan yang pasti mencintaimu apa adanya."

Suara tanpa wujud membuat langkah yang baru ia mulai terhenti. Ia menoleh kanan kiri. Tapi sepi, dia sekarang benar-benar sendirian. Bulu kuduknya berdiri. Dari manakah asal suara tersebut.

"Aku Eyang Uskluskup. Seorang pemanah cupid yang diutus saat hari valentine," Suara itu berhenti sejenak, lalu melanjutkan, "namanya tercantum dalam sebuah kitab suci."

Meski setengah ragu tapi Surya tetap menanyakan keberadaan kitab tersebut. Dia manggut-manggut ketika mendengar suara itu menjawab, "Di antara puluhan kotak kosong ada yang berbeda, di bawah tempat tidurmu"

Teka-teki itu terlalu mudah, dia tau dimana tempat itu. Di lantai bawah tanah keluarganya. Tanpa membuang waktu dia berlari pulang. Dia tidak langsung masuk rumah tapi memilih langsung turun ke lantai bawah tanah.

Di sana, di dalam ruangan berdebu itu terdapat puluhan kotak kosong. Warna mereka sama, tersusun rapi membentuk formasi love terbalik. Senyumnya mengembang, ia langsung menerjang kotak-kotak itu, mencari salah satu yang berbeda di antara mereka.

Sudah lebih dari satu jam ia di dalam sana, sudah semua kotak ia periksa namun hasilnya nihil. Ia hampir putus asa. Tidak ada yang berbeda dari tumpukan kardus di sana tadi. Kakinya ia hentakkan hingga menendang salah satu kotak. Kemudian ia memilih tidur terlentang di sana.

"Apa ini?" dia berseru penasaran. Kemudian bangun dan mengambil sebuah buku yang tertempel di lantai.

"Namanya adalah Cinta." Kerutan di kening Surya semakin terlihat kala ia membaca sampul buku tersebut. Siapakah Cinta? Dan apakah ini adalah kitab suci yang suara itu maksud?

=======<<<🌸🌸🌸🌸🌸>>>=======

16. Tugas plot scene Sisy @sizysizy43

Andro memutuskan untuk pergi meninggalkan kehidupan indahnya, demi mimpi yang dimilikinya. Ia pun memutuskan untuk melakukan perjalanan seorang diri ke pusat Kota Madya. Namun, perjalanannya tidak semudah yang dibayangkan. Dengan perbekalan yang sudah disediakan, mungkin Andro dapat berhasil sampai ke Kota Madya.

Disana Andro, sempat tersesat. Untungnya ada wanita yang cantik dan baik hati yang bisa dia andalkan. Namanya adalah Alya, wanita cantik yang sederhanya. Pakaiannya pun tidak mencolok. Alya menolong Andro dengan menunjukan arah kemana andro akan pergi.

Tapi entah mengapa Andro dan Alya sering bertemu semenjak
Andro menanyakan arah kepada Alya. Mereka berdua sering makan bersama jalan bersama. Mereka berdua sangatlah cocok. Sepertinya Andro juga tertarik dengan Alya, begitu pula dengan Alya sepertinya dia nyaman dengan Andro.

Semakin lama semakin ada benih benih cinta di antara mereka berdua, semakin ada rasa yang lebih dari sekedar teman dekat. Kungkinkah mereka saling mencintai? Mungkin saja, karena mereka nyaman dengan satu sama lain.

Tapi sebelum Andro mengungkapkan perasaannya, dia lupa akan satu hal. Mimpi yang ia miliki. Dia lupa akan hal itu. Dia ingin menjadi dokter. Tapi sayang, dia memutuskan untuk pergi dari Alya tanpa kabar sedikitpun.

Alya hanya bisa menunggu dan terus menunggu kabar dari Andro, tapi Alya sudah lelah menunggu. Alya hanya bisa pasrah. Apakah dia salah mencintai orang yang beberapa minggu dia kenal? Mungkin saja ini adalah takdir yang tidak menyatukan mereka berdua.

2 tahun kemudian.....

Andro sudah menjadi dokter dengan otak encernya dia mendapatkan julukan dokter muda. Banyak wanita yang memnginginkannya, karena wajah tampan dan baik hati. Dia juga dokter yang di kagumi di rumah sakit ternama.

Ia masih mengingat kenangan yang indah bersama Alya, gadis yang tak sempat menjadi pemilik hatinya. Gadis yang sangat ia cintai, dia juga masih menyimpan foto Alya. Setiap hari di meja terpangpang foto Alya.

Sampai suatu hari ada gadis yang tertabrak mobil, gadis itu bergelimang darah di wajahnya. Andro langsung membawanya ke UGD, sedikit demi sedikit dia membersihkan darah dari wajah sang pasien. Dia tidak asing dengan wanita itu. "Alya" dia sedang terbaring lemah dan mengeluarkan darah yang sangat banyak. Oprasi pun berjalan lancar.

Saat alya siuman alya melihat andro dengan pandangan yang sayu. Sedikt demi sedikit dia membuka mata dan melihat lelaki itu benar andro. "aaand.. rro" dengan siara lesu.

Andro pun meminta maaf karna telah meningglakan alya tanpa kabar.andro sangat menyesal denga apa yang ia lakukan itu salah. Alya pun memaafkan Andro. Lalu andro merogoh saku celananya.
"will you marry me"

Alya pun tidak bisa berkomentar apapun dan hanya bisa mengangguk. Lalu cincin yang tadi ia ambil di saku celanyanya dibuka dari kotak cincin itu dan menaruh cincin itu di jari manis Alya.

=======<<<🌻🌻🌻🌻🌻>>>=======

Best Regards

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro