Chapter 3: Welcome Back El

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kring kring

Suara alarm membangunkan El yang sedang tertidur dikamarnya. Karena enggan untuk bangun di meraba-raba sekitar nakas dekat tempat tidur untuk mematikan alarm di handphone nya.

Di liatnya handphone hitam tersebut. 'jam 06.00 WIB' terlihat dilayarnya. Lalu menaruhnya kembali ke atas nakas.

"15 menit lagi" ucap El pelan sambil tertidur kembali. Karena godaan kasur lebih nikmat.

Dan tepat pukul 06.15 El bangun dari tempat tidur sambil meregangkan badannya. Lalu El pergi melakukan aktivasi paginya. Seperti mandi dan bersiap-siap pergi kesekolah.

El membereskan sedikit beberapa ruangan sebelum berangkat sekolah, karena El tinggal sendiri di apartemen sederhana ini.

El berangkat ke sekolah dengan jalan kaki yang kebetulan memang dekat dengan apartemen nya. Sekitar 10km El berjalan ke sekolah.

Sesampainya kesekolah El menyempatkan diri untuk membeli sarapan berupa roti dan teh hangat dikantin sekolah. Karena El tidak bersekolah di sekolah elit maka kantin tersebut terbilang murah dan enak bagi kalang kelas menengah kebawah.

El menikmati sarapannya dengan tenang dipojok kantin. Setelah habis El pergi ke kelasnya tidak lupa membuang sampah bekas makanan nya ke tong sampah. El sangat tidak menyukai lingkungan kotor.

El memasuki kelasnya yang di atas pintu masuk tertulis 'Kelas 11 IPA 1'. Saat El memasuki kelas tidak ada yang peduli bahkan melihat nya saja tidak ada. Seolah El seperti bayangan. Tidak terlihat.

El duduk di pojok kanan dekat dengan jendela. Lebih bisa menikmati pemandangan diluar dikala bosan dengan pembelajaran.

El bersekolah layaknya seorang murid biasa. Bukan tipe populer. Bukan juga tipe nakal. Kegiatan El disekolah pun layaknya seorang murid biasa. Tidak ada yang spesial.

Tak terasa waktu menujukan waktu pulang. Bel berbunyi membuat para murid senang. Tidak ada bunyi bel yang lebih bagus dari pada bel waktu pulang.

El pulang menunggu semua murid keluar kelas. Saat El ingin bangkit dari tempat duduknya handphone nya bergetar di saku roknya.

El mengambil handphone tersebut terdapat sebuah pesan SMS. El membuka SMS tersebut lalu membacanya. Raut wajah El berubah.

"Cih, dasar pak tua!" Umpat El.

Dengan cepat El berjalan menuju gerbang lalu menaiki angkutan umum. Sepanjang jalan diotak El selalu mengucapkan sumpah serapan kepada seseorang.

Tujuan El langsung menghampiri seseorang yang telah mengirimkan SMS tersebut. Seseorang tersebut berada di pusat excess.

Setelah sampai di gedung pusat excess, El masuk kedalam lalu menghampiri meja depan. Walaupun El telah menempuh jarak yang lumayan jauh. El tidak terlihat kelelahan.

El di sambut oleh seorang wanita berpakaian setelan kantoran berwarna biru muda ciri khas excess. Rambut hitam panjang nya di konde dengan rapih.

"selamat siang, ada yang bisa di bantu nona?" Sapanya sambil tersenyum ramah. Persis seperti pelayan yang baik dan sopan.

"Nardo apa ada di dalam?" Tanya El to the poin.

"nardo?" tanya wanita tersebut bingung. "maaf bisa beritahu nama panjang orang yang nona cari?"

El dengan refleks memukul jidatnya. "oh maaf, namanya Gion Firnardo. Diketua excess. Apa aku bisa bertemu dengan nya? " terang El lebih detail.

Wanita tersebut menganggukan kepala. "apa nona sudah membuat janji dengan beliau?" tanya wanita tersebut.

Wanita tersebut diam-diam mengirimkan pesan kepada seseorang. Pesan bertuliskan 'pak, El sudah datang.' Tak lama pesan balasannya pun datang 'bawa dia langsung ke ruangan. '

El menggelengkan kepala. "belum tapi aku harus bertemu dengan nya. " pintar El.

Wanita itu tersenyum lalu menganggukkan kepala. "baiklah kamu ikutin aku ya".

Wanita itu berjalan memasuki lift. El mengekor dibelakang dengan diam. Wanita itu tersenyum sambil bergumam 'El kamu itu tidak berubah ya. Masih diam tanpa banyak bicara"

Lift sampai di lantai 20. Lantai tertinggi. Mereka berdua berjalan hingga di depan pintu tertulis 'ruangan pemimpin excess'. Wanita itu mengetuk pintu sebanyak 3X. Lalu membuka pintunya.

Didalam terdapat seorang pria sedang duduk di kursi kebesaran nya. El yang melihat pria tersebut sontak langsung berjalan menghampiri nya dengan wajah datar.

"jadi apa maksudnya hah!" Kata El sambil meninggikan suaranya.

"Calm down El" ucap pria tersebut dengan santai.

"Gimana aku mau tenang! Apa-apaan maksud mu mengirimkan pesan SMS seperti ini" ucap El kesal sambil memperlihatkan handphone nya ke depan wajah pria tersebut.

"Oh ini, ini adalah pemberitahuan bahwa kamu telah masuk ke team anak remaja." Terang pria tersebut dengan santai. Dan lebih parahnya lagi pria tersebut tidak peduli El sedang menatapnya super tajam.

El yang sudah tidak tahan maju menghampiri pria tersebut lalu menarik jas yang dipakai pria tersebut. Pria tersebut terlihat santai-santai saja.

"Biar ku beri tahu sesuatu tuan Gion firnardo." Kata El dengan amarah yang memuncak.

"AKU.SUDAH.KELUAR.DARI.EXCESS. kau mengerti Gion!" teriak El menggelegar diseluruh ruangan. Tanpa sadar El mengeluarkan kekuatan excessnya.

Mata hitamnya berubah menjadi biru muda tanpa El sadari. Seperti ini lah jika El sedang sangat emosi kekuatan nya lepas kendali.

Gion yang sudah mengetahui sifat El hanya diam. Dan wanita yang mengantarkan El pun sebenarnya telah mengetahui siapa El sebenarnya.

"El tenang kan dirimu dulu. Baru aku kan menjelaskan semua yang ingin kau dengar." Kata Gion sambil tersenyum ramah.

El yang menyadari kata Gion pun melepaskan tarikan jas Gion. El mengambil nafas dalam lalu menghembuskan nya. Perlahan mata El berubah menjadi hitam kembali.

"maaf aku lepas kendali." Ucap El sambil duduk disofa dan menundukkan kepala.

Gion pun ikut duduk tepat di hadapan El. Gion dapat melihat sedikit wajah El yang tertutupi poni rambut. Ekpresi sedikit marah dan kecewa yang ditujukan El.

"maafkan aku El telah memutus secara sepihak seperti ini" kata Gion sambil menundukkan kepalanya singkat. El perlahan mengangkat kepala sambil melihat kearah Gion.

"aku tau kau memutuskan seperti ini pasti ada sesuatu kan?" Ungkap El yang dijawab anggukan oleh Gion.

Hening beberapa menit. El masih memikirkan apa yang telah terjadi. Sedangkan Gion memikirkan caranya agar El mau masuk ke excess lagi.

"Kau masih ingat apa keinginan ku sejak kecil?" Tanya El tiba-tiba ditengah keheningan.

Gion menganggukan kepala. "tentu El. Kau ingin kehidupan normal dan damai."

"lalu janji mu saat 5 tahun yang lalu. Kau masih ingatkan?" Tanya El lagi dengan sedikit tatapan tajam dan wajah datarnya.

"Ya, janji ku adalah untuk tidak menganggu kehidupan mu." Jawab Gion.

"lalu apa maksud nya SMS kampret dari mu itu?" kata El tajam.

Gion lalu mengambil tablet android nya yang kebetulan berada di atas meja didepannya. Gion mengutak-atik tablet tersebut lalu memberikan nya kepada El. "coba kau liat pesan dari orang tersebut."

El membaca pesan yang ada di tablet Gion dengan seksama. El mengerutkan dahinya heran. 'cih, dasar emak-emak!' umpat El dalam hati.

"gimana El kau setuju gabung kembali ke excess?" Tanya Gion sambil tersenyum kemenangan.

"hah, mau bagaimana lagi. Aku tidak ingin dicap anak durhaka." Jawab El pasrah. Gion tersenyum lebih lebar mendengar jawab El.

"Tapi ada syaratnya. Aku ingin semua fasilitas yang aku punya dulu, kembali kepada ku. Jika tidak aku berhak untuk tidak bergabung." Kata El sambil tersenyum licik. Tapi Gion malah tersenyum seperti biasa.

"Tidak masalah kok. Aku memang ingin memberikan semua fasilitas yang dulu kau punya El." Jawaban Gion tidak sesuai ekspetasi El. Membuat El sedikit cemberut.

"Jadi Deal ya. Selamat bergabung dengan excess Indonesia lagi Niela Orion." Kata Gion sambil tersenyum senang. El tidak merespon ucapan selamat Gion, dia masih tetap cemberut dengan wajah lucunya.

Gion mengeluarkan sebuah kartu dengan nama 'Niela Orion' didalam nya, dan menaruhnya diatas meja. "Ini kamu simpan untuk mengambil fasilitas mu itu El. Dan juga kamu harus buat Id card baru."

Dengan wajah malasnya El mengambil kartu itu lalu menaruhnya disaku bajunya.

"Sudah jangan memasang wajah seperti itu El. Kau menjadi lebih jelek tau."goda Gion sambil menolak pipi El. Reflek El mencubit lengan Gion keras. Yang dicubit malah terkekeh geli.

Wanita yang sedari tadi melihat kejadian El dan Gion ikut bergabung lalu duduk disebelah El.

El tersadar ada seseorang yang dia lupakan. El menengok kepalanya sambil menatap wanita itu.

"Ah, kamu Diara kan?" Tanya El lalu dijawab senyuman dan anggukan oleh wanita yang di panggil Diara itu.

El langsung memeluk Diara erat. Diara sangat senang ternyata El masih mengingatnya.

El dan Diara bagaikan adik kakak. Karena sejak kecil El kebetulan pernah menjadi patner dengan Diara. Membuat mereka dekat hingga sekarang. Walaupun 5tahun El tidak bertemu dengan Diara tapi El masih mengingat Diara dari tatapan matanya.

"El adik ku telah jadi anak SMA ya. Tapi masih tetap dingin ya."kata Diara sambil mengelus kepala El.

"Hei aku sudah berubah ya! Aku sudah seperti anak sekolah biasa yang selalu aku inginkan!" ucap El sambil melepaskan pelukan nya.

Gion dan Diara tertawa bersamaan. Membuat El kesal. Diara berkata "bagi Aku dan Gion kau masihlah anak kecil bermuka es."

"Argh, kalian menyebalkan!" Kata El sambil keluar dari ruangan yang membuatnya kesal.

"El kau boleh langsung ambil fasilitas mu sekarang. "kata Gion sebelum El keluar ruangan dan di jawab dengan ancungan jempol El.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro