Chapter 2: Permulaan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

5 tahun setelah kejadian Excess War I seluruh dunia membangun kembali negaranya masing-masing dengan teknologi masa kini termasuk negara Indonesia.

Akibat Excess war I Indonesia kehilangan beberapa pulau kecil dan sebagian warganya.  Oleh sebab itu sisa warga tersebut dipindahkan ke beberapa kota besar di Indonesia dan di berikan pelindung dibawah Excess Departemen.

Banyak warga pun mulai membangun kembali perusahaan dan lahan pertanian seperti sedia kala.  Ada pula yang ikut dalam organisasi Excess Departemen.

Anak-anak dan para remaja di seluruh Indonesia pun dapat bersekolah menuntut ilmu dengan tenang dibawah pelindungan organisasi Excess Departemen.

Excess Departemen juga mendirikan sekolah khusus bagi anak-anak yang memiliki kekuatan Excess untuk dikembangkan lebih lanjut. Gurunya pun merupakan para senior yang memiliki pengalaman dalam Excess war I. Tidak diragukan lagi lulus dari sekolah tersebut akan menjadi bagian penting dalam organisasi Excess Departemen.
.
.
.
15 Juni tahun 20XX
Jakarta Pusat,  Indonesia

Di sebuah ruangan bertulisan “pimpinan excess” terdapat seorang laki-laki yang sedang duduk dikursi kebesarannya. Dan seorang gadis remaja yang sedang berdiri tidak jauh dari laki-laki tersebut.

“Selamat atas keberhasilan kamu murid teladan. Sekarang kamu akan menjadi kapten dalam sebuah tim yang telah dibuat oleh Excess Departemen” ucap sang petinggi pasukan Excess yang bernama Gion.

Perempuan bermata merah muda berambut biru tua yang disanggul itu pun langsung memberikan hormat. “terimakasih pak Gion” jawabannya penuh semangat.

“Sekarang kau bisa menemui pembina mu diruangannya. Kau boleh pergi” kata Gion sambil tersenyum tipis. Perempuan itu memberikan hormat lalu pergi dari ruangan petinggi pasukan itu.

yeah akhirnya aku berhasil bergabung menjadi pasukan Excess' batin Perempuan berambut biru tua itu senang sambil melangkahkan kakinya menuju ruangan pengamat.

Sesampainya diruang pengamat perempuan itu mengetuk pintu lalu masuk kedalam. Didalam ruangan itu terdapat banyak monitor yang menampilkan jalanan maupun tempat-tempat penting di beberapa daerah.

“Ahh, kau yang bernama Mio bukan? “ tanya seorang perempuan dewasa berambut hitam pendek itu sambil mendekati perempuan berambut biru. Perempuan yang bernama Mio pun memberikan hormat dengan canggung.

“mulai sekarang aku akan menjadi pembina dalam tim mu. Dan jangan terlalu formal seperti itu.  Santai saja kau boleh memangil ku kak Gisela umur ku belum terlalu tua untuk di panggil ibu” ucap perempuan dewasa itu sambil terkekeh pelan.

“Mohon bantuannya kak Gisela” kata Mio mulai rileks.

Gisela tersenyum lembut “kau pasti tidak tau siapa saja yang akan menjadi rekan tim mu bukan?” Mio pun menggaguk pelan.  “ini adalah berkas data diri yang akan menjadi rekan tim mu. Bacalah nanti dirumah mu untuk saat ini kau boleh pulang”

Mio memiringkan kepalanya heran “eh, kenapa? apa rekan tim ku belum datang?”

“bukannya belum datang lebih tepatnya mereka belum diberitahukan bahwa mereka terpilih menjadi tim ini. Kau pun sama bukan baru hari ini diberitahu kan” jelas Gisela.  “benar juga aku pun mendadak dapat panggilan ini dari sekolah” guman Mio.

“baiklah aku pergi dulu kak Gisela,” Pamit Mio.

“Hati-hati dijalan Mio” ucap Gisela sambil melambaikan tangannya.

“Untuk anak satunya tidak masalah mungkin dia akan kegirangan mendengar info ini sebaliknya aku harus kerja ekstra untuk membujuk anak itu” guman Gisela sambil menghela nafas.

🍀🍀🍀

SMA Garuda Ilmu hanya sekolah biasa yang didirikan oleh pemerintah. Terdapat bermacam-macam murid biasa didalamnya. Pelajarannya pun seperti pelajaran pada umumnya. Ada beberapa murid pun yang mengeluhkan hal ini sebaliknya pun ada yang mensyukurinnya.

Kebanyakan para murid menginginkan kekuatan Excess agar dapat bersekolah di sekolah khusus yang dirikan Excess Departemen. Rata-rata mereka tidak menyukai kehidupan yang monoton seperti ini.

Pic:  seragam musim panas.

Sebaliknya dengan gadis remaja berkacamata berambut hitam pendek itu. Dengan seragam sekolah versi musim panas. Baru saja berjalan pulang dari sekolah sambil mendengarkan lagu melalui headset nya. Dengan muka datar dia berjalan tanpa menghiraukan sekitarnya.

Gadis remaja itu bernama lengkap Niela Orion Akrab dipanggil El. Dia sangat menyukai kehidupan normalnya. Sekolah,  bermain game, makan dan tidur merupakan kegiatan sehari-harinya.

Sebelum pulang El mampir ke kedai makanan yang lebih dikenal dari jaman dulu sebagai warteg. Tempat orang-orang membeli makanan siap saji lebih murah dan juga lebih banyak isinya.  Setelah membeli makan malam El melanjutkan perjalanan kesebuah apartemen sederhana miliknya.

Klick

El membuka pintu apartemen nya lalu masuk kedalam.  Apartemen sederhana dengan 2 kamar dan ruang tamu yang menyatu dengan dapur. Apartemen yang cukup besar untuk seorang yang tinggal sendirian. Setelah melakukan kegiatan biasanya seperti mandi, makan dan membersihkan ruangan El duduk di sofa sambil memainkan game yang di sukainya.

Kring kring kring' bunyi handphone nya menyadarkan El dari larutnya bermain game. Gamenya pun di pause lalu diambilnya handphone hitam tersebut telihat nomor tak dikenal yang menghubunginya.

El pun menggeser tombol hijau. “hallo? Ini dengan siapa?” tanyanya setelah menempelkan handphonenya ditelinga.

'Ah akhirnya terhubung juga' ucap seorang wanita diseberang sana dengan senang.

'saya Gisela Amanda dari Excess Departemen bagian pembina pasukan Excess' jawab wanita itu yang ternyata Gisela.

El mengangkat alisnya heran. “mengapa kau menghubungi ku?” ucapnya dingin.

'aku menghubungi mu untuk memberitahukan bahwa kamu telah terpilih menjadi bagian pasukan Excess pertama yang terdiri dari anak muda.'  jelasnya.

'Aku sebagai pembina mu ingin kau bergabung bersama pasukan Excess ini. Bagaimana apakah kamu mau?'

“biar ku tegaskan. Aku sangat tidak ingin berhubungan dengan organisasi mu itu,  lagi pula aku sudah tidak menggunakan kekuatan Excess lagi.  Terimakasih” jelas El dengan datar lalu memutuskan sambungan telepon itu tanpa menunggu respon Gisela.

El menyadarkan badannya ke sofa sambil menghela nafas pelan. “setelah 5 tahun berlalu mereka memaksa lagi uh.” gumannya pelan sambil memejamkan mata.

🍀🍀🍀

Tidak pernah menyerah Gisela sering menghubungi El sepanjang hari minggu ini dengan berbagai cara agar ia mau bergabung dengan pasukan users ini. El pun sangat terganggu pun menonaktifkan handphone nya.

maaf nomor yang anda tuju sedang tidak aktif’ ucapan operator tersebut membuat Gisela menghela nafas pasrah.

“seperti nya anak itu sangat trauma akan masa lalunya” Gumamnya pelan. “Tapi aku berharap anak itu mau bergabung”

Handphone Gisela pun bergetar menandakan ada telepon masuk. Segera ia angkat telepon tersebut langsung saja membuatnya terkejut.  Gisela lari masuk kedalam ruangan pengamatan terdapat seorang wanita berpakaian jas putih seperti dokter tersebut sedang sibuk didepan layar monitor besar menampilkan sebuah daerah dengan titik merah yang berkelap-kelip.

“Mengapa gate mendadak terbuka, apa sistem peringatan rusak. Apa yang sebenarnya terjadi!” Ucap wanita berjas putih tersebut panik sambil sibuk didepan keyboard visualnya.

“tenanglah Isana pasti ada seorang summoner disitu.  Cepat kirimkan pengguna user kesana!” jelas Gisela memberikan perintah.

“masalahnya disana terlalu banyak warga biasa penguna user tidak ada! “ jawab Isana cepat.

“owh ini bencana” keluh Gisela.

"Gisela liat ada seorang penguna Excess datang mendekat! Aku baru melihat penguna Excess magic Spear itu” ucapan isana membuat Gisela menahan nafasnya sejenak.  “itu Mio kenapa bisa ada di sana!!”

Isana terkejut melihat Mio mengarahkan semua monster tersebut kesebuah tempat sepi. “gawat Gisela anak itu membawa ketempat pabrik kosong!”

Gisela berpikir keras siapa saja penguna Excess yang sedang bertugas disana.  Sayangnya tidak ada satupun berada disana. Hingga sebuah nama terlintas dikepalanya. Segera Gisela menghubungi orang tersebut dan seorang lagi untuk menjemputnya.

Tut tut tut' bunyi Nada terhubung pun terdengar setelah bunyi selama 10 detik.

“hallo El, ini permintaan terakhir ku.  Aku berjanji tidak akan memaksa mu lagi. Aku ingin kau menyelamatkan Mio muridku. yang sedang kesulitan menghadapi moster dimensi” Jelas Gisela cepat sebelum orang itu menutupnya.

'itu bukan urusan ku. Orang penguna Excess lain pun banyak kenapa tidak yang lain' ucap El malas.

“Kumohon El tidak ada penguna Excess didaerah sana. Ini permintaan pribadi ku please.” Ucapan terakhir Gisela membuat El menahan nafasnya sejenak.

“hah, baiklah aku akan bantu tapi ini yang terakhir kali oke” ucap El dengan pasrah setuju.

“terimakasih El aku janji. Akan ada seseorang laki-laki memakai kacamata hitam yang akan menjemput mu” ucap Gisela senang.

Ucapan terakhir Gisela bersamaan dengan bunyi bel pintu rumah El. Disana terdapat laki-laki memakai kacamata hitam berdiri.  El membuka pintu langsung saja ditarik oleh laki-laki tersebut kesebuah motor mirip motor balap lalu menaikinya.

Kecepatan motor tersebut mengalahkan kecepatan kereta cepat dengan gesit motor tersebut menyalip kendaraan yang ada. Sampai El menutup mata dengan rapat dan berpegangan erat pada pinggang laki-laki itu.

Sesampainya ditempat tujuan El turun dengan agak pusing efek diboceng ala road race.

“hei kau ingin membunuhku hah!  protes El setelah turun sambil memijat kepalanya yang pusing.

“Maafkan aku saat ini keadaan sedang gawat” jelas laki-laki itu datar membuat El kesal. Tetapi kekesalan nya hilang setelah El bisa merasakan adanya moster Astrea itu.

“oii, tangkap ini” ucap Laki-laki itu pun melemparkan sebuah benda panjang berbentuk pedang ke El.

Dengan satu tangan El tangkap pedang tersebut membuat dia bernostalgia sejenak.

“Sudah lama sekali ya, Virgo” kata El sambil mengamati pedang tersebut. Pedang yang seperti nya mengenali sang pemilik pun mengeluarkan aura biru muda.

Pic: Gunblade

Pedang itu dapat berubah menjadi gunner tersebut sering disebut GunBlade.  Senjata unik hanya beberapa orang saja yang dapat menggunakan nya.

“Baiklah kita selesai ini dengan cepat” kata El bersemangat.

El memasukan kacamatanya kedalam saku jaketnya. Matanya yang berwarna hitam kebiruan itu pun menyalah hingga mengubah warna matanya menjadi biru muda menyalah.

El mengambil posisi kaki kanan didepan kaki kiri dibelakang. Dengan sedikit merendahkan tubuhnya. Pedangnya dipegang dengan dua tangannya disisi kiri. Posisi seperti siap menebas apapun dihadapannya.

Tanpa aba-aba lagi El melesat maju memasuki pabrik kosong tersebut. Para moster Astrea didekatnya pun menyadari adanya seorang yang masuk lalu menyerang El. Tebasan demi tebasan Ren lakukan dengan sangat ahli. Hanya butuh 4menit bagi El untuk menghabiskan monster yang begitu banyak. Hingga El dapat melihat seorang wanita berambut biru tua tersebut sudah kelelahan akibat diserbu oleh monster.

El mengubah pedangnya menjadi gunner lalu melesat kan tembakan yang mengenai 10 monster yang berjajar dihadapannya. Wanita tersebut yang tak lain adalah Mio terpukau melihat nya.  Mio yang sudah kelelahan itu pun tidak banyak membantu El sehingga semua monster dimensi itu dihabiskan oleh El seorang diri.

El menghampiri Mio yang sudah terduduk lemas.  “kau tidak apa-apa?” tanya El sambil mengulurkan tangannya.

"ehm, aku baik-baik saja hanya kelelahan akibat memaksakan diri “ ucap Mio sambil meraih tangan El untuk bangkit berdiri.

El mengambil kacamatanya dari dalam saku jaketnya lalu memakainya.  Warna matanya yang berwarna biru muda pun kembali ke warna hitam kebiruan. Hal tersebut membuat heran Mio tapi tidak menanyakan hal tersebut.

warna mata biru muda menyalah merupakan ciri khas orang penguna Excess terkuat,  siapa perempuan ini?’ batin Mio.

“kau tunggu disini seperti nya bantuan datang. Aku akan mengurus lubang besar ini” kata El sambil berjalan mendekati lubang hitam yang mengeluarkan para monster.

El mengambil posisi siap menebas lalu sekali tebasan lubang tersebut hilang tak berbekas.  Membuat Mio terkejut lagi.

“Wah hebat” kata Mio terkejut.

Setelah mengatakan itu tiba-tiba El jatuh pingsan. Mio dengan panik menghampiri El yang tak sadarkan diri. Mio yang awalnya sangat kelelahan pun tak banyak membantu. Hingga akhirnya bantuan datang dan Mio pun ikut jatuh pingsan. mereka berdua langsung membawa mereka ke pusat excess.

🍀🍀🍀

Perlahan Mio pun sadar dari pingsannya.  Hal pertama yang liat lihat adalah sebuah ruangan putih beserta bau obat-obatan.  Mio pun merasakan bahwa dirinya sedang berbaring dikasur.  Ruangan ini biasanya disebut ruang perawatan.

“akhirnya kau sadar juga Mio” Ucap seorang wanita yang berdiri di sampingnya yang tak lain adalah Gisela.

Mio pun bangkit untuk mengubah posisinya menjadi duduk.  “apa yang terjadi setelah aku pingsan, apa semuanya baik-baik saja? “ tanyanya cepat.

Gisela terkekeh pelan “tenang saja Mio. Orang yang menyelamatkan mu itu telah membereskan semuanya namanya Niela biasa dipanggil El”.

“dia itu penguna Excess kan?” tanya Mio.

“El itu seorang penguna Excess yang ahli. Ngomong-ngomong dia juga merupakan bagian dari tim mu loh.  Sayangnya dia bersih keras tidak ingin bergabung” jelas Gisela dengan tersenyum kecut.

“Bolehkah biar aku yang membujuknya untuk bergabung dengan tim ku. lagi pula aku juga seorang kapten tim kan. Sekaligus ingin berterima kasih atas bantuannya” ucap Mio

“sebaiknya jangan dulu Mio. Coba kau lihat ini” kata Gisela sambil membuka tirai disebelah nya.

Terlihat seorang gadis remaja sedang berbaring dikasur dengan infusan tertancap di lengannya. Dan seorang wanita dengan jas putihnya sambil mengamati layar monitor didepannya.

“isana bagaimana keadaannya? “tanya Gisela. Isana yang sedang fokus ke tablet nya pun menoleh “oh kondisi sudah membaik mungkin ini efek samping karena anak ini tidak menggunakan kekuatannya dalam jangkauan yang lama”

“Hah,  tentu saja akan seperti ini toh dia sudah tidak menggunakan kekuatannya selama 5 tahun” ucap gisela sambil menghela nafas.

“apa!” ucap Mio dan isana bersamaan.

Sttt, kalian berisik nanti El terbangun dan jadi repot tau” kata Gisela tenang. Membuat kedua orang itu menutup mulutnya.

“Tapi bagaimana bisa dia seahli itu gisel? Padahal sudah 5 tahun kan dia tidak menggunakan kekuatannya?“ tanya isana heran.

“Ya karena suatu alasan dia memang sangat ahli menggunakan kekuatannya. Dan aku tidak bisa memberitahukan masa lalu anak ini sembarangan “ jawab Gisela penuh misteri.

“Ehh, jadi rahasia ya” ucap isana. “oke aku tidak akan memaksanya”

Gisela menganggukkan kepala lalu menoleh ke Mio. “sebaiknya kamu kembali pulang lalu istirahat lagi. Biar anak ini kita tangani oke” katanya lembut sambil mengelus kepala Mio pelan.

“Baiklah aku akan pulang.  Mohon bantuannya” kata Mio lalu pergi dari ruangan tersebut.

Tersisa 3 orang didalam ruangan tersebut.

kamu tidak pernah berubah El.’ Batin sambil duduk di tepi kasur El.

Tak lama kemudian perlahan mata El terbuka. Masih setengah sadar El mengerjapkan matanya pelan sambil  bergumam ‘sepertinya ini bukan kamarku'.

“El hello, kau bisa mendengarku? “ kata Gisela sambil melambaikan tangannya didepan wajah El.

Setelah kesadarannya kembali. Sontak El bangkit dari tidurnya. Seketika membuat kepala pusingnya.

“Aww, terkutuk darah rendahku!” Kata El Sambil memegangi kepalanya yang pusing.

El memandangi sekitarnya lalu tersadar terdapat dua orang yang sedang melihat kearahnya. Salah seorang El mengenal nya.

“Jadi bisa jelaskan aku sedang berada dimana? Dan mengapa aku bisa ada disini? Kak sela.” Kata El sambil melihat ke arah Gisela dengan tatapan tajamnya.

“kamu tadi pingsan setelah menolong Mio. Aku sangat berterima kasih” ucap Gisela tulus. El hanya menganggukkan kepalanya pelan tanpa menghilangkan tatapan tajamnya.

“dan sekarang kamu ada diruang Kesehatan di pusat excess” terang Gisela.

El menatap isana yang kebetulan masih diam melihatnya. Isana yang melihat El menatapnya pun merasakan aura menakutkan dari El.

“oh dia isana,  dia bekerja bagian pemantau dan mengembangan sistem di excess” terang Gisela. Karena dia tau El pasti penasaran.

El menghembuskan nafas lelah. Lalu tanpa disangka-sangka El mencabut selang infus dengan sangat rapih. Darah dari tangannya pun tidak terlalu banyak keluar. Dengan sigap El menutup tangannya dengan sapu tangannya.

Hal yang dilakukan El membuat Gisela dan isana menatapnya ngeri. Karena masih terkejut dengan tindakan El. Mereka tidak bersuara sampai El keluar dari ruangan kesehatan itu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro