Empistyrtum Choice

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Prompt; Bagaimana pun, meski kau adalah orang yang konseptual dalam setiap tindakan, tetapi dalam sebuah pertarungan kau tidak memerlukan hal itu.

Genre: Fantasy

***

Aku melamun lesu di atap asrama, memikirkan bagaimana nasibku akhir pekan nanti? Lagi pula kenapa kupu-kupu menyebalkan itu memilihku untuk bertarung?

Astaga ini membuatku gila, apalagi lawanku adalah seseorang yang sangat terstruktur dari perilaku dan perkataannya. Apa aku akan menang? Hn, kurasa tidak.

Aku dipilih sebagai peserta Empistyrtum–Duel antar dua orang yang akan–dan akan bertarung akhir pekan nanti, sudah menjadi rahasia umum bahwa Insvhool memiliki kegiatan rahasia seperti ini. Di mana ada tim pengawas yang adalah tim pengatur kesiswaan dan diawasi langsung oleh para pelatih kesatria kerajaan.

Konon katanya jikalau kemampuan yang ditunjukkan dalam duel bisa memikat atau memukau salah satu dari pelatih, maka seseorang itu akan diangkat menjadi muridnya dan kesejahteraan hidupnya terjamin.

Ya, walau begitu aku masih kesal ketika kupu-kupu berwarna hijau itu bertengger manis di telunjukku dan dapat kulihat juga kupu-kupu berwarna biru menempel di atas buku yang sedang Delan baca.

Bagaimana aku bisa melawa seseorang seperti dia? Apalagi kemampuannya dalam memanipulasi pikiran sangat hebat dan aku? Murid tahun ketiga yang masih dalam tingkat dua di bidang ramuan.

"Aku akan kalah," gumamku sepi, berharap keajaiban datang dan membantuku. Walaupun acara tak resmi, Empistyrtum ini akan dipertontonkan secara khalayak umum di depan warga Insvhool.

Bahkan jika kau kalah, kau akan mendapat penghargaan. Hanya saja resiko untuk mendapat luka dan segala macam itu ditanggung sendiri dan aku tidak ingin hal itu terjadi.

"Ya, kamu harus berlatih." Aku menoleh kesamping dan mendapati Delan menatapku intens lalu beralih ke pinggir atap sembari mengedarkan pandangannya di sana.

"Kau membaca pikiranku?!" seruku kesal, tak kusangka ia bisa seperti ini. Pasti aku akan kalah, aku sudah larut dalam kesedihan yang tak berujung.

"Tenanglah, Empistyrtum ini bukan akhir. Kau bisa berlatih juga, kok." Aku terdiam dan terpikir, ucapan Delan ada benarnya dan maka dari itu aku berlari turun dari atap. Mencoba menemukan seseorang yang sangat ahli dalam ramuan untuk meningkatkan kemampuanku.

Serta seseorang yang ahli dalam pertarungan jarak dekat dan seseorang yang ahli menggunakan simbol segel elemen untuk melukai. Walaupun berat, akan kumenangkan Empistyrtum ini!

.
.
.

"Di sini kalian rupanya," keluhku sembari memegangi pintu memakai tangan kanan lalu masuk ke dalam dengan tergopoh-gopoh dan napas yang tersenggal-senggal akibat berlari.

Untung saja aku memakai seragam, bukan gaun. Astaga aku tidak bisa berpikir bagaimana bisa jika aku memakai itu. "Dari mana saja, kau? Kami mencarimu padahal."

"Benar, berita itu menyebar sangat cepat seperti virus di udara. Sebaiknya kau mempersiapkan diri untuk latihan!" Memang pilihan yang tepat! Bahkan sebelum aku mengatakannya mereka lebih peka daripada aku, terima kasih Dewa!

Aku tersenyum dan mengangguk menanggapi, Cia akan menjadi guru fisik, Stella guru ramuan dan siapa satu lagi? "Eh, tunggu. Gurunya bukan kalian saja, 'kan?" tanyaku ragu dan mendapati mereka mengangguk serempak.

"Aku yang akan membantumu dalam hal simbol dan segel elemen," lugas seseorang dari belakang dan aku mendapati dia di sana. Ya, Nevan!

***

Waktuku hanya ada empat hari untuk menghadapi pertarungan dan jadwalku dipadatkan habis-habisan. Dimulai dari kelas ramuan tambahan, kelas simbol segel dan kelas fisik.

Mereka semua sangat baik dalam membantu ya walau terkadang ada satu orang yang menyebalkan. "Kamu harus tahu, hal yang paling efektif dalam kamu gunakan dari simbol segel adalah?"

Aku berpikir tak tentu, aku sendiri tidak mengetahuinya. Bagaimana dia bisa bertanya seperti itu? "Pertahanan, kamu lebih mahir dalam simbol segel pertahanan, maka dari itu kamu harus menghafalkan simbol segel pertahanan dengan baik. Jadi, baca buku ini untuk hari esok yang lebih baik." Astaga, dia sangat kejam!

Bagaimana bisa buku setebal 2 inch ini kuhabiskan dalam semalam, "Oh, ya jangan lupa! Jika kamu menang, akan kuhadiahkan sesuatu," ujarnya dengan senyum menyebalkan lalu pergi. Apa-apaan itu? Pikirku tak percaya.

"Hey, apa kau siap untuk persiapan terakhir denganku?" Aku menghela napas lelah, tak terasa ini sudah hari terakhir untuk berlatih dan besok adalah hari di mana hasil latihanku dipertaruhkan!

"Berikan aku waktu untuk bernapas, bagaimana dengan nanti malam? Aku pasti akan siap!" Beruntungnya, Cia mengangguki hal itu dan aku dapat bersorak kegirangan.

Saat denting jam kesembilan berbunyi aku pun memulai latihanku dengan Cia, gadis ini memberikanku banyak sekali tips dan trik dalam menyerang serta bertahan. Dia sangat berbakat menjadi guru!

"Apa kau ada saran untuk pakaian yang akan kupakai nantinya?" tanyaku setelah sesi latihan selesai sembari meminum air dingin yang memang sudah disiapkan.

"Mmm, gaun yang dapat membuatmu bergerak leluasa." Aku tak habis pikir, bagaimana ia bisa menjawab itu dengan santainya? Gaun? Astaga aku bisa mati sesak napas karenanya!

"Tenang saja, aku sudah menyiapkan gaun tipis," tambahnya membuat aku lega, apa-apaan wajahnya itu. Menyebalkan sekali, kuharap besok bisa menjadi lebih mudah dibanding hari-hariku sebelumnya.

***

"Bagaimana dia bisa tertidur seperti ini?"

"Pasti dia kelelahan."

"Ntahlah, intinya mari bangunkan siput pemalas ini!"

Aku nengerjapkan mataku, mendapati Cia yang duduk di samping kasurku, Stella di meja belajar dan Nevan di depan pintu asrama. "Apa yang kalian lakukan?" tanyaku yang tak sadar membangunkan senyuman seram mereka.

Aku dipersiapkan dengan begitu detail, dari gaun tipis berlapis 2 yang gunanya untuk menyembunyikan botol-botol ramuan dasar serta ramuan kompleks yang sudah jadi.

Celana ketat yang membantuku dalam meregangkan otot kaki dibalik balutan rok gaun ini dan tata rambut yang dibuat sedemikan rupa agar aku tak kepanasan, beruntungnya aku memiliki mereka.

.
.
.

"Baiklah, pertarungan akan dimulai dan saya akan membacakan ketentuannya, kalian akan bertarung selama tiga menit dan segala cara diperbolehkan untuk menang dengan cara melukai lawan, menjatuhkan darah lawan dan membuat lawan terpojok dari arena pertarungan."

Baiklah dapat kumengerti, aku juga sudah terbiasa dengan pakaian ini. Pertarungan pun dimulai dengan sorak ramai para penonton yang mengelilingi arena pertarungan.

Aku memandang lekat Delan yang siap-siap mengeluarkan segel simbol air yang tak sempat kuhindari dan menyebabkan ikat rambutku rusak. Baiklah, dengan rambut tergerai pun akan kukalahkan dirimu!

Tanganku meraih ramuan air serta api dan mencampurnya dengan mantra angin lalu melemparnya ke tengah arena dan menyebabkan keseluruhan arena diselimuti kabut. Baiklah, rasakan ini!

Aku mendekat dengan berlari, berusaha menendang Delan yang ditangkis langsung oleh lelaki itu. Di sebelah tangannya ia mengeluarkan simbol segel lagi dan aku melepaskan tendanganku.

Mataku membentuk simbol segel lagi dan dapat kurasakan getaran ajaib yang semakin mendekat dan beruntungnya aku segel kubah telah berhasil kuaktifkan. Tak terasa 2 menit telah berlalu dan kami sudah menggunakan tenaga kami sepenuhnya.

Terlihat dari keringat yang bercucuran dan suasana panas yang diciptakan oleh para penonton, "Apa kau tidak ingin mengalah saja denganku?" tanyaku santai sembari melepaskan rok lapis pertamaku dan melemparnya sembarang.

"Bagaimana bisa lawan yang hebat sepertimu menang dengan cara seperti ini? Tak akan kubiarkan!" Delan berlari cepat ke arahku, apa yang akan dia lakukan? Pikirkan-pikiran!

Apa dia akan mengeluarkan segel simbol? Atau menggunakan ramuan? Atau akan memukulku dengan energi penuh? Aku harus apa?!

"Kamu tidak perlu panik, lakukan saja seperti air yang mengalir ...." kalimat ini terapal dalam kepalaku dan aku sadar sekali apa yang harus kulakukan.

Tanganku terulur dan jariku membentuk segel simbol tanah, mulutku tergerak kembali merapal mantra segel kubah dan netraku tak lepas dari Delan yang mencoba memukulku serta menyerangkan dengan ramuan.

Segel simbolku bersentuhan langsung dengan ramuan Delan dan menyebabkan ledakkan, kakiku kutahan sekuat tenaga untuk menghadapi tekanan dari dorongan pukulan Delan.

Hal ini membuat ledakan besar terjadi dan tak akan kusia-siakan kesempatan ini untuk upaya terakhirku. Tanganku kuangkat setelah kuambil kain lapis pertama dan kulapisi kembali dengan simbol segel angin.

Lalu menghempaskannya langsung ke arah pemuda yang terlihat tak siap akan pukulanku dan ka-boom!

Ting ting ting!

Bel pertarungan selesai dan aku tak dapat melihat apapun lagi, semuanya perlahan buram dan menjadi tak jelas. Aku sangat berterima kasih pada diriku yang sangat hebat ini.

***

"Sebagai hadiah untukmu, akan aku biarkan dirimu untuk berkencan denganku!"

"Hentikan itu, atau kau ingin kupukul?!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro