Prolog: Orientasi Teater PERKASA

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Didedikasikan untuk Senior Tata.
Sorry for the lame you-know-what, dude. ILY.

Dan juga Dolphins aka kakaknya Rye
yang ngancem buat bayar ghostwriter
cuma biar cerita ini dijamin ditulis full.

Dan last but not least untuk Lin
yang udah sabar banget dengerin
Rye
ngocehin tentang cerita ini
setiap pelajaran matematika.

___________

"Baca sumpah yang tertulis di kertas yang sedang kalian pegang. Dalam hati." Suara Arial rendah dan lembut, terdengar jelas di tengah keheningan ruangan itu. Tiga puluh orang dan tidak satu pun orang bergerak kecuali Arial yang berdiri di tengah lingkaran, kedua tangannya di saku celana, memutar tubuhnya perlahan untuk menatap mereka satu-satu di mata. "Sumpah ini akan menjadikan kalian bagian dari Teater PERKASA, kalian akan mendapatkan semua yang kalian cari: skill, kepercayaan diri, popularitas, kesuksesan."

Arial berhenti sejenak saat menatap tatapannya hinggap di Elizabeth. Sang ketua teater mengulas senyuman miring. Napas Elizabeth tercekat. "Tapi sumpah ini juga akan menuntut beberapa hal dari kalian: waktu, dedikasi, darah dan keringat hasil kerja keras."

Arial mengalihkan tatapan matanya. Elizabeth dapat kembali bernapas lagi, kini setelah mata tajam Arial tak lagi menghujamnya, seakan dapat membaca seluruh isi hati dan pikirannya.

"Sewaktu gue mendapatkan persetujuan dari kepala sekolah untuk membentuk kembali klub ini tahun lalu," Arial melanjutkan, "gue sekaligus juga hubungin alumni-alumni kita untuk mencari bimbingan. Kalian ingin tahu apa yang mereka katakan?"

Beberapa orang mengangguk ragu-ragu. Elizabeth meremas sedikit kertas di tangannya, jantungnya berdentum kencang.

"Mereka bertanya apa gue yakin, apa gue mampu melanjutkan legasi mereka," kata Arial. "Lalu mereka suruh gue buat hati-hati, karena klub ini benar-benar menuntut pengorbanan dari gue. Dari semua anggotanya. Karena itu, sekarang gue mau tanya, apa kalian yakin?"

Ada beberapa gumaman, samar-samar terdengar seperti Ya.

"Apa kalian mampu?" Suara Arial semakin lantang. "Gue perlu dengar suara kalian. Apa kalian yakin? APA KALIAN MAMPU?"

"Ya!" Elizabeth meneriakkan jawabannya, satu di antara puluhan orang.

"Kalau begitu," suara Arial melembut lagi, "kita kembali lagi ke sini, ke sumpah Teater PERKASA yang tadi gue bagikan pada kalian, yang ada di tangan kalian masing-masing sekarang, yang akan kalian semua katakan bersama-sama hari ini, yang akan menjadikan kalian bagian dari keluarga ini."

Ruangan itu remang-remang, spotlight hanya ditujukan kepada Arial di tengah. Tidak akan ada yang menyadari betapa merahnya wajah Elizabeth karena semangat. Tubuhnya berapi-api. Ini dia. Ini mimpinya selama bertahun-tahun, yang akhirnya akan tercapai. Dia tidak sabar lagi.

"Peringatan terakhir," ucap Arial pelan. "Sekali kalian mengucapkan sumpah ini, kalian tidak bisa mundur lagi. Kalian akan terus menjadi bagian dari Teater PERKASA." Nada suaranya menjadi agak usil, "Dan pasti kalian semua sudah mendengar kutukan dari Teater PERKASA, bahwa klub ini hanya menerima mereka yang pantas, dan jika kau tidak dinilai pantas oleh-nya? Poof."

Beberapa orang tertawa.

"Kalian yakin kalian bisa menanggung konsekuensinya kalau kalian dianggap tidak pantas?" tanya Arial. Entah bagaimana, matanya hinggap pada Elizabeth lagi, turun membaca label namanya di kemeja seragamnya. "Hmm, Elizabeth? Lo yakin?"

Tahun-tahun mengikuti semua pertunjukannya, mempelajari naskah-naskahnya, melatih monolognya. Pada titik waktu ini, Elizabeth sudah mendedikasikan  lebih dari setengah hidupnya terobsesi pada semua yang berhubungan dengan teater. Dengan Teater PERKASA.

Elizabeth mengangkat kepalanya, memandang lurus pada sang ketua. "Gue nggak akan perlu menanggung konsekuensinya," katanya tegas, "karena gue pantas." 

Untuk pertama kalinya, senyuman Arial terasa hangat dan bukan berapi-api. "Gue suka jawaban lo," dia berkata. "Yang lain?" Arial menoleh ke kanan-kiri, menerima jawaban semua orang dengan puas, lalu melirik Elizabeth lagi, matanya masih sipit karena senyum. "Kalau begitu, ucapkan sumpah kalian."

Mereka mengucapkan sumpah mereka.

27 Mei 2021
rye

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro