... Aku Menemukanmu!

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Aku nyaris mati.

Laki-laki dengan bekas luka di balik poni itu mengulang-ulang kalimat itu seakan-akan sedang merapal mantra sihir.

Rei bilang bahwa dia menemukanku setelah mendapat panggilan masuk dari nomor tak dikenal, tapi dia juga mengaku bahwa suara si penelepon adalah suaraku. Satu-satunya yang dia herankan--dan dia khawatirkan--adalah kondisi terakhirku ketika dia berhasil menemukanku di lantai satu. Katanya, aku kejang-kejang dalam keadaan setengah sadar dan dia butuh sepuluh menit hingga aku tenang barulah dia sungguhan membopongku ke ruang kesehatan utama di gedung asrama.

Dia bersumpah tidak memiliki niat melapor bahwa aku "terkurung" di dalam lemari kepada siapapun. Lalu, selama itu terjadi, tidak ada lagi keanehan yang terjadi.

Insiden itu berakhir dengan kedamaian yang misterius. Tidak ada lagi suara menggema dan pisau berdarah di tempat kejadian. Tidak ada lagi sungai darah di seluruh lantai dasar. Yang tersisa dari semua itu hanyalah boneka beruang dan genangan darah di bak wastafel.

"Harus kuakui, aku mengkhawatirkanmu," tutur Rei setengah bergumam. Tatapannya tidak ingin lepas dari selimut putih khas ruang kesehatan.

Aku mengangkat sebelah alis, kemudian melambaikan tangan dengan gaya pongah. "Tidak usah malu-malu segala. Aku tahu aku memang cantik dan tidak sombong--walaupun sedikit lebih liar dari yang lain, jadi, kalau kau jadi khawatir aku terkena masalah sejenis ini lagi atau mungkin malah menyukaiku, itu sama sekali tidak salah," selorohku tanpa berpikir dua kali.

Hening sejenak.

"Maksudmu, menyukaimu itu bukan bencana?"

"Memangnya kau pikir aku ini apa?"

"Sungguh?"

"Tentu saja." Kepalaku terangguk dengan takzim. Sedetik kemudian, aku terbelalak. "Tunggu, apa maksudmu dengan 'sungguh'?" tanyaku cepat-cepat.

Rei mendengus geli. "Tidak ada," jawabnya.

"Oi!"

"Permisi." Sebuah suara lembut di luar bilikku kembali memotong pembicaraan. Kepala seorang wanita paruh baya muncul dari sana. Dia tersenyum ramah dan hangat. "Maaf mengganggu pembicaraan kalian, tapi, sudah waktunya pemeriksaan," ucapnya. Dia berkacak pinggang ketika melihat Rei malah asyik bersandar malas pada kursi. "Fukuyama-kun, kelas selanjutnya sudah dimulai, lho. Kau tidak masuk?"

"Oh." Aku dan Rei sama-sama terbungkam.

Kemudian, dengan cepat Rei bangkit dari duduknya dan menjawab, "Aku akan keluar. Maaf dan terima kasih." Dia sedikit membungkuk ke arah wanita itu, kemudian melirikku. "Sampai nanti."

Kepalaku spontan terangguk, siap merelakan kepergiannya dan meninggalkanku bersama dengan perawat yang sudah sejak dulu ditugaskan untuk berjaga di ruang kesehatan asrama. Aku bersandar pada kepala dipan. Menunggu wanita itu memeriksaku dengan perlengkapan alat-alatnya. Kemudian memerhatikan dia mencatat-catat.

"Sudah lebih baik daripada kemarin. Mungkin besok kau bisa kembali ke kamarmu," lapornya. "Katanya kau kejang-kejang di dalam gedung sekolah lama, ya? Akibat terlalu lama terkunci di dalam lemari reyot?"

"Hm ..., aku sedang membuat tugas sekolah dan tiba-tiba saja itu terjadi," dustaku sambil memaksakan senyum di bibir. Aku kembali terdiam, lantas merasakan sesak yang membuncah di dalam dadaku. Napasku mulai memburu dan kedua tanganku bergetar. "A-anu," kupaksakan mulutku mengeluarkan suara, "a-apanya yang ... lemari reyot?"

Wanita itu tersenyum miring. "Haruka Mawaru."

Ketenanganku memudar. Suara kaset itu kembali terdengar.

"Apa kau siap untuk bermain petak umpet lagi?"

* * *

[END]

* * *

A/N:

And it's going to the end...

Eh, masih ada next chap, kok. Tapi ..., di next chap aku mau ngoceh.

Yaaa, yang mau baca ocehanku silakan, dan yang nggak mau juga nggak apa-apa. Nggak penting-penting amat, kok. Tapi, I WANT TO NGAKAK SO HARD DI NEXT CHAP.

Okay, see you in BONUS "NGOCEH" CHAP!

Ganti tanggal deh buat next chapter-nya. Iya semoga aja besok ye. Mataku sepet.. =,=

(Lagi-lagi) 9 Juli 2018
*oke, ini yang terakhir buat hari ini*
*btw, mendadak pengen lanjutin Reincarnation TTvTT*

[OKE, INI BEDA WAKTU]

Setelah kupikir-pikir lagi, chapter yg tambahan itu nggak bermutu. Maksudnya, hello diriku yang dulu, tujuanmu apa? '-'

Jadi, ya, inilah akhir dari kisahnya.

Thank you so much buat kalian yang udah buang-buang waktu untuk membaca lapak ini. I'm so proud of you. /peluk sayang/

Ada kritik? Saran? Ketidaksinambungan alur? Harap hubungi saya. :))

13 April 2019,
seirin11_04

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro