Bab 1

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Indonesia tahun 2047

Suara alunan musik klasik terdengar dan tempat tidur yang ditiduri Arabel bergetar, tanda sudah waktunya untuk bangun. Gadis itu membuka mata dan perlahan turun dari tempat tidur. Dia menguap dan meregangkan tubuh.

"Selamat pagi, Ara." Sebuah humanoid rumah tangga meluncur masuk setelah membuka pintu dan mematikan musik yang menjadi alarm.

Arabel selalu menggunakan musik klasik sebagai alarm dan pengantar tidur. Selera gadis itu memang aneh untuk urusan lagu. Bahkan Biyan pun sering meledek selera lagu kakaknya.

"Selamat pagi, 331" sahut Arabel. Dia tidak perlu berbasa-basi lebih lanjut dengan humanoid. Mereka adalah benda yang diciptakan untuk meringankan pekerjaan manusia. Para humanoid rumah tangga adalah robot berbentuk manusia tetapi tanpa perasaan. 331 adalah nomor seri humanoid yang dimiliki keluarganya.

Humanoid dengan emosi sudah ada, tetapi lebih banyak digunakan di rumah sakit untuk membantu dokter dan suster merawat pasien. Bunyi beep terdengar dua kali, tanda pesan masuk. Arabel melirik jam tangan yang dikenakannya dan menjentikkan jemari untuk mengeluarkan pesan.

Biyan, adiknya yang tahun ini berusia 16 tahun, mengirimkan pesan sudah dalam perjalanan. Dia akan mengikuti summer camp selama tiga hari untuk mengisi waktu liburan. Arabel mendesah pelan. Rumah akan sepi hari ini.

Arabel memutuskan untuk pergi ke perpustakaan Akademi. Setidaknya menghabiskan waktu di perpustakaan akan lebih baik daripada seorang diri di rumah. Dia masuk ke dalam kamar mandi, memilih wangi udara dan shower pun menyemburkan udara harum sekaligus membersihkan badannya.

Teknologi membersihkan tubuh dengan udara ini lazim digunakan selama sepuluh tahun terakhir. Gempa bumi hebat yang melanda dunia pada tahun 2037 melumpuhkan sebagian besar infrastruktur. Apalagi ketika letusan gunung-gunung berapi setelah gempa membuat lapisan stratosfer tertutup gas sulfur dioksida.

Selama enam tahun manusia berjuang melawan iklim ekstrim. Tidak terhitung banyaknya korban akibat iklim ekstrim. Populasi dunia menurun drastis, menyisakan mereka yang bertahan. Humanoid adalah teknologi robotik yang pertama kali disempurnakan. Hal ini karena manusia butuh sumber daya yang dapat mengelola pertanian, perkebunan dan peternakan untuk kelangsungan hidup.

Manusia memang memiliki kemampuan bertahan hidup dan beradaptasi. Setelah humanoid, mereka mengembangkan teknologi pemindah barang sehingga proses pemindahan alat-alat berat yang digunakan untuk memulihkan infrastruktur dapat dilakukan dengan mudah.

Puncaknya adalah sekitar dua tahun lalu diluncurkan satelit yang dapat memanipulasi iklim dunia. Ketika itu, para pemimpin-pemimpin negara mampu mengesampingkan kepentingan masing-masing dan menyetujui program satelit iklim tersebut.

Setelah mandi, Arabel pun turun ke lantai dasar untuk mencari makanan. Hanya ada suara humanoid 331 yang sedang meluncur untuk membersihkan lantai. Di ruang depan, terlihat foto-foto bergerak dalam frame khusus.

Sepuluh tahun lalu, Arabel dan Biyan beruntung bertemu dengan dokter Widya, perempuan yang merawat luka Arabel saat gempa besar. Sebuah kebetulan terjadi. Suami dokter Widya adalah Affandra Sukesh, peneliti dan ilmuwan yang berada dalam divisi yang sama dengan ayah dan ibu Arabel.

Dokter Widya dan Affandra Sukesh yang baru saja menikah memutuskan untuk mengadopsi Arabel dan Biyan. Mereka beruntung bertemu keluarga Sukesh dan mendapatkan tempat bernaung. Banyak anak yang kehilangan orang tua harus hidup dalam tempat penampungan atau shelter yang dibangun pemerintah.

Terdengar suara desingan keras dari arah humanoid 331. Arabel menghela napas. Humanoid 331 adalah humanoid pertama yang dikembangkan oleh tim ayah angkatnya. Humanoid itu tergolong tua dengan teknologi yang belum secanggih humanoid versi terbaru.

"Biar kulihat mesinmu, 331."

Humanoid 331 menghentikan pekerjaannya dan dengan patuh menonaktifkan diri sendiri sementara Arabel mengecek mesinnya. Beberapa waktu mengutak-atik mesin, Arabel menyambungkan humanoid 331 ke dalam teknologi di jamnya.

Beberapa manusia lebih senang bekerja dengan tablet yang lebih besar. Namun, Arabel lebih suka menggunakan jam. Dia suka kepraktisan dan enggan repot.

"Sudah beres. Seharusnya ayah meningkatkan teknologimu. Kenapa dia belum melakukan itu?" tanya Arabel setelah menyalakan kembali humanoid 331.

"Mungkin tuan merasa itu tidak perlu." Suara datar dan dingin milik humanoid 331 terdengar.

Terkadang Arabel ingin menanamkan teknologi emosi pada humanoid 331. Dia sebal dengan suara datar humanoid itu. Lebih kesal lagi saat merasakan rumah begitu sepi.

Dokter Widya meninggal dunia setahun yang lalu karena sakit. Setelah itu, ayah angkatnya lebih suka menghabiskan waktu di laboratorium atau ruang kerja di kantornya daripada rumah. Kehilangan ibu untuk kedua kalinya sempat membuat Arabel sangat sedih.

Sekelebat warna hijau, merah dan kuning lewat seraya memekik. Arabel tertawa saat melihat Einstein, burung Kakatua peliharaannya melayang di hinggap di punggung kursi. Einstein adalah hadiah dari Dokter Widya saat ulang tahunnya beberapa tahun lalu.

"Ara nggak bosan?" tanya Einstein seraya memiringkan kepalanya dengan menggemaskan.

"Bosan setengah mati. Ada berita apa dari luar?" balas Arabel seraya memencet beberapa tombol di dapur untuk menyiapkan sarapan.

"Udara cukup bersih untuk bepergian tanpa masker atau oksigen tambahan. Tetangga samping rumah bertengkar karena ada yang merusak shower mereka," oceh Einstein sambil mengepakkan sayap.

"Einstein, sudah sering kubilang, jangan menguping untuk menyebarkan gosip tetangga."

"Aku tidak menguping. Hanya mencuri dengar," sahut Einstein.

Arabel tertawa mendengar ucapan burung itu. Einstein dapat berkomunikasi dengan sangat baik melebihi Kakatua lainnya karena mengenakan kalung khusus yang diciptakan oleh ilmuwan sejak awal tahun 2020-an agar dapat berkomunikasi dengan peliharaan.

Affandra memberi izin bagi Arabel untuk meningkatkan teknologi dalam kalung tersebut sebagai bagian dari proyek techno summer camp di usianya yang ke-18. Setelah itu, Einstein dapat berkomunikasi selayaknya manusia.

"Oh, ada berita yang tersebar di panel-panel. Tentang perkiraan kekuatan solar flare." Einstein melayang dan terbang ke tempat makannya.

Gadis itu memakan sarapannya sambil memikirkan ucapan Einstein. Solar flare merupakan ledakan energi di atmosfer matahari. Beberapa hari belakangan, para ilmuwan gencar membicarakan kekuatan solar flare yang diperkirakan akan menjadi yang terbesar.

Panel-panel yang dibicarakan Einstein adalah semacam televisi besar yang tipis tetapi kuat. Biasanya panel digunakan untuk menayangkan breaking news atau iklan-iklan di persimpangan jalan, kereta atau kendaraan umum lainnya.

"Setelah ini kamu mau kemana, Ara?" tanya Einstein yang melihat Arabel bersiap pergi.

"Perpustakaan."

"Aku ikut," sahut Einstein semangat sambil hinggap di bahu kanan Arabel.

"Asal kamu nggak berisik, ya." Terakhir kali Einstein ikut dengan gadis itu ke perpustakaan berakhir dengan pengusiran mereka berdua karena kakatua cerewet itu terus mendesak Arabel untuk membacakan buku.

"Ah, itu hal yang sulit, Ara. Baiklah aku akan berkeliling taman perpustakaan saja. Siapa tahu ada hal-hal menarik di sana."

Arabel tertawa mendengar ucapan Einstein. Burung satu itu senang sekali bergosip, tetapi jarang membuka mulutnya di depan manusia lain karena malas menjadi pusat perhatian. Itu sebabnya, dia pandai mengumpulkan informasi. Tidak ada manusia yang menyangka Einstein mampu berkomunikasi dengan baik dan pada akhirnya lengah.

Mereka berdua melangkah keluar dari pintu rumah. Arabel meminta rumah untuk menguci pintu. Keamanan rumah saat ini rata-rata menggunakan teknologi pengenal suara. Meskipun Arabel benci kesulitan yang harus dihadapi jika dia sedang sakit tenggorokan atau batuk yang menyebabkan suaranya berubah jauh lebih serak dan sulit dikenali.

Seperti kata Einstein, udara terasa segar. Satelit yang memanipulasi iklim pasti diatur sedang mengirimkan musim semi ke Indonesia. Angin lembut menerpa rambut Arabel saat dia berjalan menuju halte bus terdekat.

Suasana ini damai, tetapi seperti ketenangan sebelum badai. Arabel berusaha menahan perasaannya dan mencoba untuk berpikir positif.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro