Bab 10

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ruang audio memiliki arsitektur ruangan yang unik. Ruangan itu memiliki langit-langit tinggi dengan saluran udara sempit yang biasanya digunakan untuk memompa udara segar dari luar ke dalam ruangan. Untuk menjamin kenyamanan pengguna audio, ada semacam gelembung yang bisa meredam suara. Arabel bisa melihat headset dan virtual reality tergantung di tempatnya.

Jantung Arabel berdebar kencang saat telepon terhubung ke Profesor Raina. Pada dering kelima, wajah Profesor muncul di layar hologram. Dalam ingatan Arabel, rektor Akademi itu selalu terlihat tegas. Saat ini, Profesor Raina terlihat sedikit berantakan. Rambut panjang yang biasanya terikat rapi, kini terurai. Wajah yang biasanya bersemu, sekarang pucat pasi.

"Kaj! Di mana kalian?" Suara Profesor terdengar serak dan dia berbisik seolah takut ada yang mendengarnya. Ruangan tempat Profesor berada terlihat gelap. Sepertinya dia sedang berada di ruang kerjanya.

"Kami aman. Apa yang terjadi, Prof?" Kaj menyambungkan teleponnya ke tablet tipis transparan yang ada dalam ransel tipis.

"Sepertinya humanoid menggila. Sarah tiba-tiba muncul dan mengamuk, beberapa mahasiswa terluka. Kaj ... ada sesuatu yang aneh. Sepertinya ini berhubungan dengan badai radiasi matahari di atas sana yang merusak satelit." Profesor Raina mendadak menengok ke belakang.

"Kaj, aku harus bersembunyi. Hubungi aku dalam satu atau dua jam. Pastikan menggunakan saluran yang aman." Wajah Profesor Raina sangat pucat saat dia mengucapkan kata perpisahan lalu menutup panggilan telepon.

Arabel menatap layar tablet yang perlahan meredup. Ada kemungkinan Profesor Raina sedang menghadapi bahaya. Gadis itu memerhatikan laki-laki di sampingnya yang duduk di lantai dan mulai mengetik sesuatu dalam tabletnya.

"Kaj, kira-kira apa yang terjadi?" tanya Arabel pelan.

"Sesuatu yang sama seperti satelit pengendali cuaca. Tampaknya pusat data humanoid mengalami kerusakan sehingga mereka berubah menjadi agresif." Kaj mengetik dengan kecepatan tinggi.

"Sepertinya aku harus merenggangkan sayap." Tiba-tiba saja Einstein berkata.

Demi mendengar ucapan kakatua itu, Kaj berhenti mengetik. Wajahnya yang bingung saat melihat Einstein tiba-tiba berbicara dengan fasih, membuat burung itu terkekeh.

"Sebaiknya kamu menutup mulut sebelum air liur menetes. Aku akan mencari informasi." Setelah mengucapkan kata-kata itu, Einstein mengembangkan sayapnya dan membumbung tinggi, lalu menyusup keluar dari saluran udara sempit yang ada di langit-langit ruangan.

Arabel menghela napas. Dia paling sebal kalau Einstein berulah seperti tadi. Biasanya lawan bicaranya akan bertanya-tanya tentang Einstein dan bagaimana cara Arabel melatihnya. Pertanyaan yang membosankan menurut Arabel.

"Kamu membuat alat penerjemah untuk hewan?" Kaj menatap Arabel dengan kekaguman yang tidak dapat ditutupi.

Mata gadis yang ditanya itu mengerjap sekali karena kaget. Dia merutuk karena lupa kalau Kaj adalah dosen di Akademi Teknologi. Pasti laki-laki itu akan bertanya tentang teknologi bukan bagaimana dia melatih Einstein.

"Aku memang mengembangkan alat penerjemah yang sudah ada di luaran saat ini untuk Einstein. Semacam uji coba. Pada dasarnya burung itu sudah cerdas dan pandai menirukan kata-kata manusia. Jadi, ini hanya semacam stimulus saja." Arabel tersenyum.

Kaj mengangguk meskipun bisa terlihat kalau dia masih terjerat dengan kekaguman pada Arabel. Sepertinya masih banyak pertanyaan yang akan keluar dari mulut laki-laki itu, tetapi masih ada pekerjaan yang harus dilakukan.

"Ara, kamu tahu di mana Pusat Data Humanoid?" Kaj bertanya sementara matanya tidak lepas dari tablet.

Pusat Data Humanoid berada di pusat kota. Dekat dengan tempat Biyan saat ini berada. Tidak seperti namanya, Pusat Data Humanoid tidak hanya berisi tentang data-data saja. Tempat itu merupakan titik awal dari pembentukan humanoid dari mulai dirancang sampai dimasukkan kode yang akan menjadi pembeda antara satu jenis humanoid dengan jenis lainnya.

"Kenapa kamu harus tanya? Bukankah semua warga di kota ini tahu benar kalau Pusat Data Humanoid?" Arabel melirik tablet yang saat ini dipenuhi dengan angka-angka.

"Aku hanya memastikan." Kaj mengangkat bahunya.

"Kamu menghitung kemungkinan kita selamat kalau keluar dari tempat ini?" dahi Arabel berkerut saat dia kembali melirik tablet.

"Aku menghitung peluang. Omong-omong, Einstein itu pergi ke mana?" Pertanyaan itu dilontarkan Kaj disertai dengan wajahnya yang menatap Arabel.

"Burung itu suka gosip. Mungkin dia hanya mencoba mencari berita." Sesungguhnya kepergian Einstein membuat Arabel cemas. Namun, mereka tidak punya pilihan. Jika Einstein tidak berinisiatif tadi, Arabel pasti yang akan menyuruhnya. Harus ada yang membawa berita dari luar.

"Jadi alat penerjemah itu membuat orang lain mengerti bahasa hewan dan sebaliknya?" Akhirnya Kaj mengalihkan pertanyaan membuat Arabel mengangguk.

Einstein datang waktu burung itu masih kecil. Ayah dan Ibu angkat Arabel yang merawat Einstein. Ketika burung itu terlihat senang meniru ucapan manusia, Arabel memutuskan untuk mengembangkan alat penerjemah.

"Aku senang mengutak-atik alat-alat. Biasanya ada beberapa yang berhasil. Meskipun banyak juga kegagalan. Apa yang kamu cari?" Perhatian Arabel langsung teralih saat melihat peta ruangan Pusat Data Humanoid.

"Profesor Raina tadi bilang kalau ada sesuatu hal yang aneh. Menurutku semua jawaban ada di tempat ini." Kaj mengetuk layar tablet yang langsung mengeluarkan hologram berbentuk denah gedung.

Tidak semua warga memiliki akses ke blueprint bangunan seperti yang dilakukan Kaj saat ini. Arabel menatap hologram tanpa berkedip untuk menghafal letak-letak ruangan. Dia memang cepat menghafal letak-letak. Kemampuan yang tidak datang dengan sendirinya.

"Dengan kemampuan itu, seharusnya kamu bisa belajar lebih lagi agar dapat berkembang pesat."

Mendengar ucapan Kaj, Arabel terkekeh. Dia tidak merasa kemampuannya istimewa. Mereka berdua berbincang untuk mengisi waktu sambil sesekali Kaj menyimpan data. Laki-laki itu juga mengecek saluran aman yang diminta oleh Profesor Raina.

"Kenapa Profesor memintamu mengecek saluran yang aman?" Akhirnya pertanyaan ingin tahu itu keluar dari bibir Arabel.

"Kamu tahu humanoid ada beberapa jenis. Menurutmu ada berapa yang kecerdasannya ditingkatkan sampai maksimal dan bisa menggantikan fungsi manusia dalam menjaga ketertiban?"

Jawaban Kaj membuat Arabel tercenung beberapa saat. Humanoid yang memiliki kondisi istimewa seperti yang disebutkan tadi adalah humanoid yang bekerja di lab dan pusat data. Mereka diciptakan untuk membantu para profesor yang bertugas mencari inovasi baru.

Bukan hal sulit bagi humanoid dengan kecerdasan tinggi itu untuk meretas demi mendapatkan jaringan atau data yang mereka inginkan. Itu sebabnya jawaban Kaj membuat Arabel sedikit membeku.

"Maksudmu humanoid itu bisa melacak keberadaan seseorang yang diinginkan?" tanya gadis yang kini sedikit pucat itu.

"Ya. Jika humanoid menjadi agresif, mereka bisa mengaktifkan pelacakan untuk orang-orang tertentu."

Terdengar gemerisik dari saluran udara di atas sana. Tidak berapa lama Einstein pun melayang turun. Burung kakatua itu terlihat puas. Kaj kembali memandangi Eistein dengan kagum.

"Di luar sana, suasana kacau balau. Pemerintah sekarang melarang manusia untuk keluar dari rumah atau mencari tempat aman. Sarah sepertinya berhasil dihancurkan, tetapi aku melihat sekolompok humanoid menuju ke sini. Aku harus terbang sembunyi-sembunyi, jadi aku berhenti sejenak." Einstein melebarkan sayapnya kemudian mengangguk-angguk.

"Saat istirahat tadi aku sempat mampir ke gedung Akademi. Ada dua orang di dalamnya. Salah satunya berkata kalau ini sebenarnya adalah kejadian yang sudah direncanakan untuk mengambil alih pemerintahan." Kali ini Einstein terlihat sangat puas.

Dahi Arabel berkerut mendengar ucapan Einstein. Jika ini adalah kejadian yang sudah direncanakan, maka kemungkinan besar manusia-manusia dalam keadaan berbahaya. Orang yang dibicarakan itu pasti memiliki kuasa untuk mengutak-atik sistem humanoid.

***

Ya ampun, maafkan aku yang lambat dalam update cerita ini. Ternyata kerjaan kantor luar biasa padat di bulan-bulan ini, sementara waktu nulis aku yang hanya weekend terpakai dengan banyak kegiatan keluarga. Doakan aku bisa tamat di tanggal 30 Juli atau sebelumnya, ya. Sekarang lagi mencoba nabung bab lagi. :D

Terima kasih sudah membaca kisah Ara dan Kaj, ya. :)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro