Chapter 4

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Juno semakin dibuat bingung, ia berniat meminta bantuan pada Taegyu. Akan tetapi, lelaki itu itu malah bertanya banyak hal mengenai kehidupan Youngeun. Ia tidak punya banyak waktu, dan juga tidak memiliki petunjuk apa pun. Kesabaran Juno sudah di ambang batas, mendengar penjelasan Taegyu malah membuat kepalanya semakin pening.

“Kau ingin membantu atau tidak?” tanya Juno penuh penekanan, ia tidak mau dipusingkan dengan hal-hal lain lagi. Terlebih dengan sesuatu yang sama sekali tidak masuk akal. ‘Youngeun bukanlah Youngeun? Lalu siapa Youngeun yang ia kenal selama ini?’

“Kau dengarkan aku dulu, ini sudah menjadi rahasia umum di devisiku, Juno!”

“Aku tidak peduli! Jika kau tidak ingin membantuku, lebih baik pergi saja!” Juno akan mencari Youngeun sendiri, terlepas apa pun yang dikatakan oleh Taegyu.

“Aku mengirim data-data yang selama ini kupelajari secara diam-diam, mungkin kau akan membutuhkannya jika Youngeun yang kau cari sama dengan Youngeun yang kucari.” Taegyu memasukkan peralatannya ke dalam tas dan menyisakan satu. Ia lantas memasang masker dan mengecek salah satu CCTV yang menyorot kemudian mematikannya melalui sistem yang ia miliki.

Seperginya Taegyu, lelaki dengan wajah kacau itu mulai mencari-cari barang di rumah Youngeun. Namun, tidak menemukan hal mencurigakan, semua yang dimiliki Youngeun adalah sesuatu yang wajar dimiliki oleh seorang wanita. Selama mengenal Youngeun, ia juga tidak menemukan keanehan. Wanita itu seperti wanita pada umumnya, penyayang, penurut dan bahkan tidak banyak tingkah.

Di mata Juno, Youngeun adalah sosok wanita yang sederhana, tidak banyak menuntut dan selalu bersikap ramah. Jika wanita itu pernah tercatat sebagai buronan, atau tindak kejahatan mana mungkin perusahaan besar seperti Crown Lelya mempekerjakannya. Memasuki perusahaan itu bukanlah hal yang mudah, ratusan bahkan ribuan yang mendaftar ke sana. Terlebih lagi, devisi yang dipegang oleh Youngeun juga tidak boleh diremehkan. Mereka yang bekerja di bagian humas merupakan ujung tombak dalam perusahaan, yang mana bertugas menangani segala krisis baik ringan maupun akut. Mereka pula yang akan menentukan strategi-strategi yang akan dijalankan, bukan itu saja program-program luar biasa yang kerap kali sukses menjebol dunia berasal dari tangan dan pemikiran mereka.

Juno berpikir sangat keras, ia jelas melihat tidak ada catatan hitam pada calon istrinya. Menjawab rasa penasaran yang sejak tadi telah bersarang, ia pun membuka email yang dikirim oleh Taegyu. Ada banyak berkas yang salah satunya mengenai kasus tewasnya beberapa penjaga Lembaga Pemasyarakatan sepuluh tahun lalu secara misterius. Ia ingat dengan kasus tersebut, yang kemudian ditutup karena sampai sekarang belum menemukan si pelaku. Bukti lenyap bersamaan dengan mereka yang tewas, untuk pelaku? Mereka masih berkeliaran, dugaan beberapa orang mengarah pada Yakuza karena setelah kejadian itu, banyak gadis menghilang. Kepolisian belum menemukan motif dari pembunuhan itu, lebih tepatnya mereka dibuat kewalahan dan kebingungan untuk mengungkapnya.

Juno mulai memadupadankan beberapa berita dengan berkas milik Taegyu, terdapat beberapa penyimpangan. Taegyu menduga bahwa dalam penjara itu terdapat seseorang yang tengah disekap, lelaki itu masih tidak yakin.

Beralih pada panti asuhan tempat di mana Youngeun tinggal dulu, ada berkas aneh. Di mana ia sama sekali tidak mengerti apa maksudnya. Juno memutar ingatannya kembali, ia pernah beberapa kali diajak berkunjung ke sana dan anak-anak sangat dekat serta mengenal Youngeun dengan baik. Meski sudah lama pindah semenjak memasuki perkuliahan, wanita itu masih sering ke sana.

Dalam kesunyian dan keseriusan menelaah kata demi kata, Juno dikejutkan dengan bunyi ponsel yang tiba-tiba berdering. Ia menghela napas, menunduk sebentar sebelum mulai mengangkat panggilan telepon dari ibunya.

Baru saja menempelkan ponsel ke telinga, Juno sudah menjauhkan lantaran ibunya berteriak membodohkan dirinya.

“Kau ini apa-apaan, Kang Ju No?”

Wanita itu pasti sudah tahu mengenai surat pengunduruan Juno yang diserahkan tadi siang. “Aku akan mencari pekerjaan lain—“

“Kau pikir mencari pekerjaan di Korea segampang membalikkan tangan? Cabut suratmu dan meminta maaf besok.”

“Mama, aku sudah memutuskan akan berhenti mengajar.”

“Jangan bilang kau menyia-nyiakan masa depanmu hanya karena wanita tidak tahu diri itu? Aku tidak mau dengar alasanmu, besok kau harus mengambil kembali surat pengunduran dirimu dan meminta maaf!” Juno mendesis, ia telah mengambil keputusan berat dengan keluar dari pekerjaannya. Namun, ia harus melakukannya agar memiliki banyak waktu untuk mencari Youngeun.

Juno menyandarkan kening pada kedua tangannya yang diletakkan di atas meja, dalam diam cairan bening itu jatuh membasahi pipinya. Lihatlah, lelaki itu tampak kacau dengan segala pemikiran yang bersarang. Cemas serta rasa takut telah bertumbung kembang menjadi kegelisahan. Ditambah lagi cerita-cerita tidak masuk akal Taegyu.

“Youngeun bukanlah Youngeun.” Kata-kata ini menambah daftar pikirannya.

Sungguh, ia dibuat bingung oleh segala hal, Taegyu mengatakan bahwa pertahanan Yakuza sangat kuat, bahkan negara saja tidak bisa melacak keberadaan mereka. Selama Taegyu bekerja menjadi intelijen, ia belum bisa menembus keamaan mereka. Hal ini pasti ada campur tangan negara, pun ada beberapa hacker hebat di dalamnya.

~~~~

Dentuman musik terdengar keras, ruangan yang identik dengan suasana gelap itu cukup panas juga. Banyak wanita berpakaian seksi, bahkan ada yang beberapa hampir setengah telanjang. Mereka baris berjajar, tampak satu lelaki hidung belang yang seperti bukan orang biasa duduk dengan kaki tersilang, mengamati pada wanita di depannya.

Rautnya begitu menunjukkan penuh kenapsuan serta ketidaksabaran. Satu per satu ia teliti, sepuluh wanita muda itu sudah terlatih dalam melayani tamu mereka, tetapi ada satu wanita yang terlihat risih dengan pakaian yang ia kenakan. Tubuhnya pun bergetar, ia hanya menunduk sembari manatap botol minuman. Sempat berpikir untuk menghantamkan botol-botol tersebut jika lelaki itu macam-macam padanya.

“Anda sudah menjatuhkan pilihan, Tuan Yoon?” tanya seorang lelaki setelah memasuki ruangan.

“Wah … berapa uang yang harus aku siapkan untuk satu wanita di tempat ini?”

Lelaki itu tertawa, ia mengambil satu gelas dan mengelapnya dengan kain di atas meja, lalu menuangkan wine di sana. “Untuk Anda seperti biasa, tidak perlu membayarnya, malah sebaliknya, kami akan menghadiahkan beberapa koper.” Gelas telah terisi setengah, ia mengangkat tinggi gelasnya untuk mengajak bersulang.

“Aku memilih dia.”

“Siapkan kamar paling istimewa,” titah lelaki itu.

Lelaki bermarga Yoon itu sudah sangat tidak sabar. Ia memilih wanita baru, terlihat karena wanita itu berteriak-teriak. Mungkin ia akan mengeluarkan banyak tenaga, tetapi tidak masalah. Wanita yang saat ini dibawa paksa oleh beberapa lelaki besetelan jas, memiliki bentuk wajah yang sangat cantik. Di samping itu tubuhnya begitu sempurna dengan balutan kekurangan kain yang mana menonjolkan lekukan tubuh serta menciptakan sensitivitas.

“Lepaskan saya, Tuan!” pintanya sembari menangis, ia tahu bahwa usahanya akan berakhir sia-sia. Mimpi apa wanita itu semalam bisa sampai menghadapi kemalangan yang begitu tragis. Tubuhnya harus disentuh dan dinikmati oleh lelaki hidung belang.

Tangis dalam diamnya begitu memilukan dan menyakitkan, ia tidak lagi melawan karena kehabisan tenaga, sedangkan lelaki itu masih saja menjajahi tubuhnya dan berkali-kali mempermainkan dirinya.

Setelah puas, lelaki itu mengenakan pakaiannya, ia tidak memedulikan wanita yang tengah meringkuk di atas ranjang, malah mengatakan akan datang kembali dan wanita itu harus melayaninya dengan lebih baik. Dua koper berisi penuh uang sudah berada di luar kamar, ia tersenyum licik dan tidak sia-sia pekerjaan yang telah ia lakukan selama ini. Ia tidak salah memilih sekutu, di samping mendapat keamaan, ia pun mendapat kucuran dana yang tak pernah main-main.

~Tbc~





Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro

#htmlyrae