Chapter 7

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Waktu berlalu begitu saja, petunjuk dari Taegyu tidak membantu apa pun, ia semacam dipermainkan. Saat malam telah tiba, di mana Korea Selatan tidak seperti dulu lagi, tidak ramai oleh orang-orang karena lebih memilih berdiam diri di rumah. Ia menyusuri jalanan Gurye, persis seperti orang gila ia tertawa sendiri. Merasa begitu frustrasi, “Ke mana aku harus mencarimu?”

Ia hilang arah, akan lebih tepat tidak tahu arah mana yang harus ditempuh. Youngeun menghilang tanpa jejak, menyisakkan kepedihan mendalam di hati Juno. Ia tidak tahu apakah nantinya dapat bertemu dengan Youngeun lagi atau malah ia akan terpisah untuk selamanya.

Juno segera bersembunyi  ketika mendapati seorang wanita yang tergesa-gesa keluar sembari memandang ke arah sekeliling. Tak jauh dari wanita itu, ia melihat ada seseorang yang sedang menguntit. Mungkin saja Juno bisa menemukan Youngeun dengan mengikuti lelaki itu. Sayangnya ia menginjak ranting pohon saat hendak melangkah, membuat lelaki itu menoleh dan kabur. Wanita itu pun menoleh dan mendapati tubuhnya menggigil ketakutan.

“Apa yang kau lakukan di sini, Nona?” tanyanya.

Tidak ada jawaban, wanita itu mengira bahwa Juno adalah salah satu kelompotan yang akan membawanya pergi. “Jangan takut, aku akan mengantarmu kembali ke rumah.” Percaya dengan lelaki asing adalah suatu kebodohan.

Chaexia mendapat pesan dari rumah sakit yang mengatakan bahwa ayahnya tiba-tiba dalam keadaan kritis. Itulah kenapa di jam yang rawan penculikan ini ia segera pergi ke rumah sakit, takut kalau terjadi apa-apa.

“Ke mana aku harus mengantarmu? Dan … Nona jangan pergi ke mana pun saat malam tiba.” Juno tidak akan banyak bertanya lagi, ia meminta pada wanita itu untuk menunjukkan arah ke mana mereka akan pergi.

“Ke rumah sakit.”

“Baiklah saya akan mengantarmu, Nona.” Akhirnya Chaexia mengangguk, dan Juno pun mengajaknya untuk mengambil mobil yang ia tinggalkan di salah satu parkiran tak jauh dari mereka.

Ke mana polisi keamanan, kenapa mereka tidak berjaga malam? Juno tidak peduli, ia akan mengantar wanita itu ke rumah sakit. “Kalau boleh tahu apa yang membuatmu keluar dari rumah?”

“Aku mendapat pesan.” Chaexia menunjukkan isi pesan dari pihak rumah sakit.

Jadi, begitu cara main dari mereka? Membuat wanita keluar dari rumah dalam keadaan sepi lalu membawa mereka pergi entah ke mana. Baiklah, kini ia tahu cara kerja dari Yakuza untuk memancing mangsanya.

~~~~

Gelas di tangan dilempar ke sembarang arah, sehingga membuatnya pecah berkeping-keping. “Puluhan tahun mencari satu orang saja, tidak pecus!” Lelaki itu benar-benar dibuat marah oleh bawahannya yang selalu gagal. Ratusan hacker telah disewa demi untuk membobol sistem keamanan negara tetapi masih tetap tidak menemukan hasil.

“Kalian telah membawa banyak orang dan tak satupun yang benar, kalian juga telah banyak membunuh dan selalu salah.”

“Tuan! Minggu lalu Lee Sang Woo berhasil membuat Tuan Yoon menjadi kolega.” Lelaki itu menyipitkan mata, mencoba mengingat lelaki bernama Sangwoo. “Transaksi kita akan dipermudah.”

“Bagus, ah … Sangwoo, dia salah satu anggota Yakuza, kan?”

“Iya, Tuan.”

“Segera atur pertemuanku dengannya.”

~~~~

Seringai kembali ditunjukan setelah ia mendapat panggilan telepon dari seseorang, Sangwoo yang kala itu merasa kesal lantaran misinya semalam digagalkan oleh entah siapa itu sedikit merasa senang. Kalau saja tidak ada lelaki itu mungkin ia bisa membawa seorang wanita lagi, menyebalkan.

Tidak masalah, ia akan mencoba lagi di lain waktu, untuk saat ini ia harus fokus pada tujuan utama, bertemu dengan kolega Yakuza. Bisa jadi hidupnya akan lebih terjamin kalau bisa menarik hati para konglomerat seperti mereka.

“Makanan sudah siap, Tuan!” kata bawahannya.

Sangwoo mengangguk, untuk pertama kali bawahannya itu melihat sang tuan tersenyum. Lelaki itu tidak tahu hal apa yang tengah dipikirkan oleh Sangwoo, sehingga terlihat begitu bahagia. Oh, itu hanya angan saja. Sangwoo, telah mengubah ekspresinya dengan tatapan mematikan.

“Aku ingin keluar dari sini.” Seorang gadis kecil meringkuk dalam sudut ruangan, ia menangis ketakutan. Di dalam ruangan tidak terlalu besar itu terdapat berbagai fasilitas mewah. Namun, semewah dan semagah apa pun itu, tidak membuat gadis kecil itu bahagia karena ia tidak diizinkan keluar.

“Jangan takut lagi, ada aku di sini.” Sangwoo memeluknya dengan erat sembari mengelus lembut pundak gadis kecil itu.

Sangwoo membuka mata setelah mengingat kejadian beberapa tahun lalu, ia beranjak untuk makan malam. “Tunggu sebentar lagi, aku pasti akan membuatmu hidup bebas,” ucapnya kemudian menduduki kursi.

~~~~

Juno kembali berkeliling, ia mengatakan pada Taegyu bahwa korban akan mendapat pesan terlebih dahulu sebelum keluar. Maka, Taegyu bersiaga memantau jaringan yang mencurigakan. Namun, malam ini tidak ada pesan dari VPN tidak dikenal, dan langsung mengatakan pada Juno.

Malam semakin larut, tetapi tidak ada siapa pun di jalanan itu, ia tahu hal ini tidak akan membantu. Kejadian beberapa waktu lalu hanyalah kebetulan saja, tidak mungkin akan terulang lagi. Ia memutuskan pulang, dan betapa terkejutnya ia setelah mendapat rumah Youngeun berantakan seperti ada yang baru saja datang untuk mencari sesuatu.

Tidak tahu lagi harus bersikap bagaimana, Juno seolah diminta untuk menyelesaikan teka-teki. Setelah menghilangnya Youngeun, ia dihadapkan pada banyaknya kegilaan. Semula Taegyu yang curiga jika Youngeun bukanlah Youngeun yang ada kaitannya dengan tewasnya petugas di penjara, selanjutnya panti asuhan yang seolah tidak mau memberikan data-data pribadi milik Youngeun, dan sekarang ia kembali menadapati rumah Youngeun berantakan.

Seharusnya rumah sudah akan seperti ini saat ada penculikan, atau mungkinkah Youngeun tidak hilang di rumah? Otak Juno serasa akan pecah memikirkan semuanya. Ia tidak tahu sekarang di mana Taegyu, lelaki itu mengatakan tidak bisa sering-sering menemuinya hanya bisa menggunakan email saat berkomunikasi.

~~~~

Seorang lelaki memiringkan kepala ke kanan dan ke kiri, sebelum memasuki satu ruangan pintu yang kalau sudah di dalam terlihat seolah tidak berpintu. Hanya ada angin-angin kecil berbentuk persegi di ujung atas.

“Bertahun-tahun kau terkurung di sini, tetapi tidak juga menyerah.”

“Kau lupa siapa aku, Sae Han Byeol. Aku tebak, kau belum bisa menemukannya, kan?”

Lelaki bernama Sae Han Byeol mengepal erat tangannya. Ia pun tampak geram, sedangkan lelaki di atas ranjang itu hanya tersenyum lebar, merasa menang. Mungkin ia memang terkurung di ruangan yang entah di mana itu, tetapi ia masih cukup kuat untuk melindungi seseorang di luar sana.

“Kau masih tetap sama, anjing mungkin bisa menggigit tuannya. Akan tetapi, ingatlah satu hal, bahwa anjing tidak akan pernah menjadi tuan.”

Saebyeol sangat marah ia memerintahkan pada seluruh anak buahnya untuh mematikan ruangan yang telah mengurung lelaki di sana begitu dirinya keluar. “Sae Han Byeol!” teriak lelaki di dalam, “Meski kau telah memasukkan Yakuza ke Korea, kau tidak akan pernah menemukannya.”

Saebyeol menoleh sembari menatap marah, ia memerintahkan pada anak buahnya agar bergegas.

~Tbc~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro

#htmlyrae